Suatu hari engkau akan mengerti,
engkau akan memahami.
Entah kapan, tapi itu pasti akan terjadi.Saat ini aku tahu, kau terus-menerus memberikan duniamu, walaupun dia tidak pernah peduli sama sekali. Bagaimanapun letihmu, dia abai, dia acuh, dia angkuh.
Jangankan untuk mengerti,
sekadar mengetahui pun ia tak sudi.
ia lebih memilih tenang sendiri
memilih hidup di dunianya sendiri
–tanpa sadar, dia telah jadi duniamu sejak dini.Kau sadar akan faktanya,
namun selalu enggan menerima,
Kerjamu hanya meyakinkan diri
untuk tidak mundur walau hanya sekali.Nyawamu amat banyak jika perihal dia.
Hatimu amat baja disakitinya.
Kau rela tertikam.
Kau rela dihantam.
Kau rela dihujani luka dalam.Hebatnya, senyuman masih terbit indah di wajahmu.
Manis–amat manis.
Kau selalu coba untuk kuat
Untuk tegar,
Untuk tetap menyukainya–bodoh.Tapi kau harus sadar,
Dia tidak menyukaimu
Dia tidak menyukaimu
Dia tidak menyukaimuTetap saja kau bebal hingga akhir,
Mata dibuat buta,
sebab tak mau membaca itu.
sebab tak mau terima itu.Semoga takdir mau menuntunmu kembali.
Ke arah damai paling damai
Ke arah sembuh paling sembuhSampai kapan kau akan menyakiti diri?
Sampai ia sadar? Ah, sayang sekali.
sepertinya, itu hanya bualan sebelum mati.–reas
KAMU SEDANG MEMBACA
Elegi Ringkih
Thơ caBiarkan segala duka tumpah ruah dalam aksara, jangan menginterupsinya, atau kau akan dijerat dalam bui di kegelapan selamanya.