Agustian Dan Penunggu Pohon Beringin

21 4 1
                                    

Sekolahku pun berjalan dengan lancar walaupun aku sering melihat penunggu pohon beringin berkeliaran di depan kelas namun tak pernah membuatku takut karena mereka sama sekali tidak menggangguku.

Hari demi hari ku lewati aku sudah tidak diantar ibu ke sekolah dan aku semakin deket dengan guru ku yang bernama : ibu yanti. Ibu yanti yang sudah tau keistimewaan ku semakin sayang dan semakin menjaga ku.

Pada hari jumat di sd ku diwajibkan untuk membaca juz amma untuk kelas 1 sampai kelas 3 tapi aku merasa ada yang aneh dan janggal dimana temen sekelasku bernama Agustian tidak pernah membawa bahkan membaca juz amma aku yang penasaran pun langsung bertanya kepada Agustian "kenapa kamu enggak pernah bawa Juz Amma setiap hari Jum'at dan kenapa kamu enggak mau ngikutin ibu guru yanti baca Juz Amma".
Jawaban dari Agustian membuatku kaget karena aku paham bahwa suara itu bukan suara Agustian "itu bukan urusan kamu jangan pernah ikut campur".

Aku pun kaget karena suara Agustian temen sekelas ku berubah menjadi seram dan agak berat tidak seperti anak SD yang berbicara dengan lembut dan sedikit cadel.
Tak lama Bell sekolah berbunyi waktunya istirahat. Teman - teman kelasku berlarian ke arah kantin untuk jajan makanan dan minuman kesukaan mereka tetapi aku hanya duduk terdiam di bangku kelasku sambil melihat tingkah Agustian yang aneh.

Agustian mencakar - cakar meja kelas dan mata nya berubah jadi merah aku pun yang saat itu sedikit takut mendekati Agustian sambil bertanya "kenapa kamu nggak keluar kelas? Kenapa kamu nggak jajan ke kantin? Emang nya kamu nggak laper apa?". Agustian pun menjawab pertanyaan ku sambil mendorong ku hingga terjatuh ke lantai "Sudah ku bilang jangan mengganggu!!! ".

Agustian pun langsung pergi meninggalkan ku yang tersungkur jatuh dilantai karena di dorong sangat kuat oleh dirinya. Agustian pun meninggalkan ku dan berlari menuju ke sebuah pohon. Ternyata benar yang dituju Agustian adalah pohon beringin di depan kelas ku. Disana Agustian berbicara sendiri tanpa ku sadari teman - teman ku mengagetkan lamunanku yang sedang memperhatikan Agustian.
"Ngapain disini ayo makan dikelas".
Aku pun bergegas mengikuti teman - temanku yang mengajak aku untuk makan bersama di dalam kelas.

"Kalian semua boleh pulang cepat". Kata ibu guru yanti yang dengan semangat menyuruh kami semua anak kelas 1 untuk pulang kerumah memang tidak seperti biasanya kami sudah disuruh pulang.
Tetapi, ada hal aneh lagi seorang Agustian tidak mau pulang dan masih duduk di bangku nya padahal ibu yanti sudah menyuruh Agustian untuk pulang dan kejadian itu pun terjadi...

Agustian kesurupan penunggu pohon beringin di depan kelasku dan tingkah aneh Agustian yang teriak - teriak sambil memberontak serta mencakar ibu yanti hingga berdarah. Ibu yanti pun berusaha memanggil guru agama di sd ku untuk mengusir roh jahat yang telah merasuki Agustian tetapi berkali-kali guru agamaku membacakan ayat suci Al - Qur'an roh yang sangat suka menempel ditubuh Agustian tidak mau pergi hingga aku pun turun tangan.

"ibu guru izinkan saya mengusir makhluk yang ada ditubuh Agustian dengan tenaga yang saya punya dan saya mampu".
Tadi nya guru agama ku tidak percaya namun ibu guru yanti menjelaskan bahwa aku adalah anak yang memiliki mata ketiga dan aku sangat istimewa akhir nya guru agama di sd ku mengizinkan aku untuk mengusir roh jahat yang merasuki Agustian.

"Sudah aku bilang anak kecil tidak boleh ikut campur urusan ku. Aku sangat menyukai Agustian karena dia tampan berkulit putih dan ingin rasanya aku membawa nya bersama ku untuk menunggu pohon beringin disitu".  Kata roh jahat yang merasuki Agustian dan aku pun berkata "Pergilah jangan mengganggu teman ku karena alam temanku dan alam kamu jauh berbeda. Kalau kamu enggak mau pergi aku bakalan tebang pohon beringin tempat tinggal kamu itu". Akhirnya roh jahat pun keluar dari tubuh Agustian yang sangat lemah dan tak berdaya.

Setelah dibawa keruang UKS sekolah aku meminta kepada guru agama ku untuk mengadakan pengajian setiap hari dan sering membaca kan ayat - ayat suci Al - Qur'an sebelum masuk dan belajar di dalam kelas. Guru agamaku pun setuju.

Setelah 7 hari diadakan pengajian serta Agustian sudah kembali seperti anak kelas 1 SD yang biasanya akhir nya pihak sekolah SD ku mengadakan penanaman tanaman bunga sepatu dan menebang pohon beringin sebelum menebang pohon beringin kepala sekolah meminta aku untuk mendoakan air yang akan disiram ke akar beringin dan aku pun mengiyakan nya.

Itulah pertama kalinya aku menolong seseorang yang kesurupan tanpa bantuan media hanya dengan berkomunikasi dengan sang makluk astral yang tak kasat mata dengan penuh keyakinan untuk mengusir nya pergi akhir nya berhasil walau pada saat itu aku masih sangat belia karena usia ku baru 6 tahun.

Tambah penasaran kan? Mau tau kelanjutan kisahku dengan makluk yang tak terlihat lain nya ikuti terus kisahku sampai selesai iya oke

Happy Reading And ENJOY GUYS
Jangan lupa beri komentar, masukan, kritik dan saran

Mata KetigaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang