Note, 188

91 6 0
                                    

Bismillah,

sebelumnya ini hanyalah sedikit kisah dari perjalan saya untuk mempertahankan hijab saya.
Jilbab saya.

Jadi saya mohon ambil baiknya dan buang buruknya.

Syukran, Happy Reading ya💗

#Hadiah sederhana Untuk Ayah

Ayah, Aku mengenakan ini bukan untuk diriku sendiri melainkan untukmu.
Aku memakainya jua teruntuk dirimu, Ayah.

Hijab ini adalah hadiah sederhana dariku untukmu.

Ayah, Menutup rapat-rapat auratku yang terbiasa terbuka bukanlah suatu yang mudah.
Mencoba taat pada perintah Rabb-ku bukanlah perkara gampang.
Untuk mengenakan kain penutup Kepala ini aku harus berperang dengan diriku sendiri.

Ayah, biarkan disisa hidupku aku belajar untuk mengabdi padamu sebelum nantinya aku harus patuh pada dia (Imamku nanti.)

Ayah,, Mungkin perangaiku masih buruk.
Namun, aku sadar bahwa perintah-Nya yang wajib tetaplah wajib.

Aku tiada ingin terus menerus dalam kejahiliyan.
Aku ingin menjadi Matahari yang mampu menundukan setajam apapun sorot mata laki-laki.
Bukan seperti bulan yang senang apabila dipandang.

Ayah, menghijab kepalaku ini aku sudah melalui beberapa proses pertimbangan.

Setiap keputusan yang aku ambil aku siap dengan segala resikonya.

Ayah Hijab ini hadiah sederhana dariku untukmu

Si, Putri Kecilmu🍁

Aku menutup buku biru laut dengan simbol gelatik kembar di sudut buku itu.

Rancau, Bimbang, Galau, Merana, Meradang, Takut, Gelisah

Pemikiran itu berlarian memenuhi isi kepalaku. Rasanya hampir pecah kepalaku hanya memikirkan semua ini. Tapi, ini sudah menjadi keputusanku.!

Yah,,, Keputusan untuk berhijab selamanya.!

Karena sampai 15 tahun aku hidup aku masih sering sekali buka tutup hijab. Kadang pakai kadang nggak.!

Seperti itulah kiranya kehidupanku.! Kehidupan yang belum terlalu memikirkan akhirat.!
Mungkin sudah.!
Namun, hanya sedikit.!
Itupun hanya karena takut mati.
Dasar aku.!

Aku berhijab mungkin sudah sedari dulu. Sejak kecil.!
Namun, masih buka tutup.
Itupun jikalau aku mau memakainya.

Namun, saat aku mulai memasuki Sekolah menengah pertama yang mewajibkan untuk siswi memakai baju panjang dengan hijab akhirnya mau tidak mau aku harus mengenakan hijab.
Untuk mematuhi peraturan sekolah

Lucu sekali, untuk mematuhi peraturan sekolah yah HAHAHA.!
Aku ingin tertawa sekeras-kerasnya jika mengingat masa itu.

Jaman Jahiliyah.!

Namun, lambat laun hijab denganku seperti surat dengan perangkonya. Menepel kapanpun dan dimanapun.

Yang awalnya hanya buka tutup, pasang lepas akhirnya lubuk hati meneriaki diri.
Sampai kapan akan begini.!

Hingga pada akhirnya aku memutuskan untuk mengenakan hijab ini selama-nya (In shaa Allah).

Pro dan Kontra tak luput dalam prosesnya.
Keputusan ini bukanlah keputusan yang sepele.
Keputusan ini begitu beresiko.
Banyak konsekuensi yang harus diterima.!

Bahkan untuk keluargaku sendiri.
Pro kontra itu terus saja berkepanjangan.
Membuat hatiku sedikit goyah.

Tapi, hatiku lagi-lagi memberontak.!
Aku sudah nyaman memakainya.
Aku sudah nyaman bersama hijabku.
Dengan hijabku aku terlindungi.
Aku merasa bahwa aku jauh lebih baik dari diriku yang kemarin.
Hijab ini yang membuatku banyak tersadar dari sesuatu yang selama ini tak kusadari bahkan tak kuketahui.

Note, Akhwat Akhir Zaman🍁 [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang