Part : 4. "Nggak mau nikah"

1K 53 4
                                    

~•~Happy Reading!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~•~
Happy Reading!

~•~

Jeha menghela napas beratnya. Pikirannya sudah kacau karena pernikahannya dengan Seungcheol akan berlangsung 5 hari lagi.

Yang lebih menyebalkan lagi adalah saat Jeha berkunjung ke rumah orang tua Seungcheol kemarin. Ekspetasinya dia akan menjadi gadis bar-bar, tidak tau sopan santun, dan mengatakan bahwa ia tidak bisa memasak agar orang tua Seungcheol menolaknya jadi menantu.

Tapi respon dari kedua orang tua Seungcheol justru sebaliknya. Mereka mengatakan bahwa esok Jeha akan menjadi istri idaman seiring berjalannya pernikahan mereka. Apalagi jika sudah punya momongan. Pasti Jeha akan lebih baik lagi dari sebelumnya.

Jeha tersenyum kecut mengingat kejadian kemarin. Hari demi hari, dirinya semakin muak dengan perlakuan Seungcheol terhadapnya. Bagaimana jika mereka berdua satu atap nanti? Mungkin mereka akan melakukan adu lempar bom di rumah mereka nantinya.

Gadis itu mengusap pangkal hidungnya yang sedikit berkedut. Melihat jam di tangannya lalu bangkit dari kursi.

Jeha melangkahkan kaki keluar dari ruangannya untuk mencari keberadaan Joshua. Sambil sesekali menyapa pegawai yang berpapasan ia melontarkan senyumnya.

Ngomong-ngomong kali ini Jeha kerja dengan setelan baju yang tidak formal seperti biasanya. Hanya mengenakan hoodie berwarna hijau serta rok span pas lutut bermotif bunga. Hal itu sempat membuat adiknya kebingungan lagi tadi pagi.

Jeha membuka pintu ruangan Joshua lalu menutupnya. Ia berjalan ke arah sofa panjang, lalu ambruk di atasnya. Sepasang mata yang melihat awal kedatangan Jeha, mengangkat satu alisnya.

“Sakit, Bu?” Jeha terdiam beberapa detik kemudian menjawab.

“Sakit jiwa gue, Josh.” Joshua tertawa pelan.

“Kenapa lo diem aja?” Jeha terduduk. Sempat diam beberapa detik kembali sambil menatap Joshua yang sedang menyibukkan diri dengan laptop di depannya.

“Kalo gue bilang lo tunangan gue gimana Josh? Lo kan nggak kalah ganteng dari dia,” Joshua meliriknya sekilas lalu memutar bola matanya malas.

“Tapi gue kalah derajat. Posisi Seungcheol sama posisi gue lebih tinggi dia kali,”

“Gue sih nggak masalah itunya. Yang penting lo ngaku aja jadi tunangan gue.”

“Ya.. Lo pikir gampang apa? Kalo pacar gue tau? Langsung kandas lahir batin, bego!” Jeha mengangkat bahunya berkali-kali.

“Terus nasib gue gimana, Josh?”

My Enemy is My Husband [Choi Seungcheol]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang