Tak ada yang lebih tabah dari hujan bulan Juni; kata Pak Sapardi. Tapi menurutku ada. Ketika hati berada dalam dua pilihan yang sama sekali tidak ingin aku pilih. Ingin terlepas tetapi terasa diikat. Ingin tinggal tetapi tidak ada alasan untuk tetap tinggal. Tak ada hati yang tabah jika dipermainkan bertahun-tahun lamanya. Tanpa kejelasan tanpa kepastian. Tak ada hati yang selalu tabah jika terus berada di persimpangan yang kita sendiri tidak bisa memilih, akan tetap melanjutkan jalan meski tahu tidak berarah, atau berhenti dengan beribu tanya dihati.
Dan yang tabah adalah aku. Mencintai seseorang yang hatinya entah untuk siapa. Mungkin kesalahanku sampai detik ini adalah aku tidak memberitahunya sejak awal, bahwa aku mencintainya.
Kata Pak Sapardi juga; yang fana adalah waktu, kita abadi. Dan itu tidak berlaku untukku. Karna bagiku yang fana dan tidak abadi adalah kita dan waktu.
Benar memang, setiap hal dapat dimaknai dengan persepsi yang berbeda. Dengan rasa yang tak sama. Mungkin rasaku dan rasanya berbeda. Mungkin juga pikirku tak sama dengan pikirnya. Entah mengapa, semesta semakin lama semakin rumit saja.
Tapi semakin hari aku jadi semakin mengerti, bahwa semesta sedang mengajarkanku apa artinya RELA.
Semesta memaksa kita rampung, apapun caranya. Semesta menakdirkan kita memang tak saling bersama, bagaimanapun ceritanya.
Kita adalah rampung yang masih rumpang.
Ya tak apa, setidaknya ini yang pasti. Bahwa kita sudah selesai.Sulit memang membalik halaman ketika aku tahu seseorang tidak akan berada di bab berikutnya, namun cerita harus terus berjalan bukan? Kita memang satu buku, tapi ternyata kita berbeda halaman.
Author's notes : kamu ngga perlu mikir, biar aku saja. Kamu hanya perlu memberi masukan saja untuk penulis yang amatiran ini. Penulis yang biasanya hanya berani mengungkap rasa lewat notes henfon saja. Sekarang mayan nih, dah berkembang ke wattpad. Semoga kamu suka ya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Rampung yang Rumpang
RomansBarangkali kamu perlu tersadar. Bahwa cinta yang paling dalam adalah setingkat merelakan orang yang kita cintai merasakan apa itu bahagia, meski sumber bahagianya sekarang bukan kita. Kita juga berhak kok, bahagia. Hei semangat ya. Semoga kita selal...