21

4.4K 474 27
                                    

Hyunjin kini sedang menidurkan Jisung. Keduanya berbaring dengan posisi Jisung yang memeluk Hyunjin dengan erat lalu Hyunjin yang terus mengelus surai lembut Jisung dan juga menepuk-nepuk bokong Jisung agar tidurnya lebih lelap.

Kenapa Hyunjin merasa dia seperti seorang ayah yang menidurkan anaknya? Hm. Namun Hyunjin akui jika sekarang Jisung benar-benar seperti bayi.

Ingin ikut menyusul sang suami terlelap, tiba-tiba bel rumahnya berbunyi.

Hyunjin kesal. Apakah di dunia ini tidak ada seorang pun yang membiarkannya untuk beristirahat tanpa ada yang menganggu?!

Hyunjin menghela nafas kasar. Dia ingin berteriak meminta salah satu pelayannya untuk membukakan pintu, akan tetapi dia tidak ingin membuat Jisung terbangun. Akhirnya dia pun memutuskan untuk membukanya sendiri.

Hyunjin melepaskan rengkuhan Jisung dari tubuhnya dengan pelan, namun gagal karena Jisung semakin mengeratkannya.

"Jisung lepaskan dulu"

Jisung yang merasa tidurnya terganggu mulai mengerang, dahinya terlihat berkerut karena kesal.

"Jisung"

Jisung tidak menghiraukannya dan semakin menyamankan posisinya di pelukan Hyunjin.

Tak ada pilihan lain, Hyunjin kembali menggendong Jisung lalu keluar dari kamarnya menuju pintu utama rumahnya.

"Hai Hyunjin"

"Ah hai kak Minho"

Ternyata itu Minho, kekasih kakak iparnya.

Pandangan Minho beralih ke arah Jisung yang terlelap dengan mata yang masih terlihat sembab.

"Eh Jisung habis menangis?"

Hyunjin tersenyum canggung lalu mengangguk.

"Silahkan masuk kak, aku akan memindahkan Jisung dulu ke kamar jadi kak Minho duduk saja dulu"

Minho menggangguk dan segera masuk ke dalam rumah Hyunjin, lalu sang pemilik rumah menyuruhnya untuk duduk terlebih dahulu.

Minho terdiam dan duduk dengan canggung. Awalnya dia kesini ingin bertemu dengan adik kekasihnya itu, namun ternyata dia sudah tidur. Ingin menolak ketika Hyunjin mempersilahkannya masuk, tapi Minho merasa tidak enak dan akhirnya dia mengiyakannya saja.

"Harusnya aku paksa Chan untuk menemaniku kesini"

Minho sedikit menyesal. Dan daripada dia berdiam diri saja, Minho mulai memandang ke sekeliling rumah Hyunjin yang terlihat sepi.

Beberapa menit kemudian Minho mengernyitkan dahinya heran. Dia bingung kenapa Hyunjin belum juga muncul.

"Maaf sudah menunggu lama kak"

Minho menoleh dan mendapati Hyunjin yang berjalan ke arahnya sambil membawa nampan berisi camilan dan juga minuman. Minho semakin dibuat heran karena sekarang penampilan Hyunjin terlihat berantakan dari rambut sampai pakaiannya.

Huh Minho kan jadi berpikiran yang tidak-tidak.

"O-oh t-tidak apa-apa"

"Sekali lagi aku minta maaf, tadi Jisung-"

"Tidak apa-apa Hyunjin! Jangan dilanjutkan!"

Kini Hyunjin yang memasang ekspresi heran, terlebih tadi Minho meninggikan suaranya dan wajahnya terlihat panik, pipinya pun bersemu.

Akhirnya Hyunjin menyadari apa yang tengah dipikirkan oleh Minho. Hyunjin memilih berpura-pura tidak mengerti supaya Minho tidak merasa canggung.

Keduanya seketika terdiam. Hyunjin yang tidak tahu ingin berbicara apa karena dia tidak terlalu dekat dengan Minho, sementara Minho yang masih merasa canggung lebih memilih untuk menundukkan kepalanya.

"Eum.. apa ada yang bisa Hyunjin bantu?"

Hyunjin akhirnya membuka percakapan.

"Eh? Ah tidak, awalnya aku datang kesini ingin bertemu dengan Jisung tapi ternyata dia sudah tidur"

"Maaf akhir-akhir ini mood Jisung sangat aneh, aku tidak tahu kenapa. Kadang dia akan merasa senang lalu tiba-tiba menangis dan juga marah-marah"

Minho mengernyitkan dahinya bingung. Minho pikir apa Jisung belum memberitahukannya kepada Hyunjin?

Tadinya Minho berniat ingin memberitahu Hyunjin tentang Jisung tapi diurungkan karena sepertinya Jisung ingin memberikan kejutan kepada suaminya itu.

⚊⚊⚊

"Hyunjin?"

Jisung membuka matanya perlahan sambil berusaha mengumpulkan kesadarannya lalu mengedarkan pandangannya mencari Hyunjin.

Jisung beranjak dari ranjang dan berjalan keluar kamar. Bisa Jisung lihat suaminya itu tengah menonton sebuah acara televisi sambil meminum kopi.

"Hyunjin"

Hyunjin sedikit terkejut ketika Jisung tiba-tiba berdiri di hadapannya dan mendudukkan tubuhnya di pangkuannya. Hyunjin menaruh cangkir kopinya di meja lalu kedua lengannya melingkar di pinggang Jisung.

"Ada apa sayang?"

Hyunjin menyingkirkan tangan Jisung yang terus mengusap matanya yang masih terlihat mengantuk dan Hyunjin mengecup kedua mata indah yang terlihat sayu milik Jisung.

Jisung menatap mata Hyunjin dengan lekat. Tangannya membawa tangan Hyunjin untuk memegang perutnya.

"Hyunjin disini ada adik bayi!"

Jisung berucap dengan nada ceria dan wajah manis yang awalnya terlihat sekali mengantuk kini berubah menjadi segar karena sangat bahagia.

Namun Hyunjin hanya terdiam sambil terus menatap perut Jisung membuat sang empunya mengerucutkan bibirnya.

"Hyunjin tidak senang ya Jisung punya adik bayi?"

Jisung memasang ekspresi sedihnya dan mulai menundukkan kepalanya.

Hyunjin masih terdiam. Bukan karena dia tidak senang akan mempunyai seorang anak, namun dia bingung bagaimana mengekspresikan rasa senang sekaligus bahagianya karena akan menjadi seorang ayah.

Hyunjin menangkup kedua pipi Jisung dan menatap lekat wajah si manis.

"Hyunjin senang Jisung, sangat senang sampai Hyunjin bingung ingin berekspresi seperti apa karena saking senangnya. Terimakasih ya sayang? Hyunjin akan selalu menjaga dan menyayangi kalian berdua"

Jisung tersenyum lebar dan memeluk sang suami dengan erat yang langsung dibalas tak kalah erat oleh Hyunjin.

TBC

Jangan kaget ya kalo nanti ada konflik😔✊

You Are Mine || Hyunsung✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang