You Are Mine || Hyunsung✔

19

Hari sudah malam dan Jisung masih terduduk di bangku taman.

Dia menunggu Hyunjin.

"Hyunjin dimana?"

Jisung bergumam dengan kaki yang berayun dan kedua tangan yang mengusap tubuhnya merasa dingin karena memang Jisung hanya memakai kaos tipis.

Mata Jisung mulai berkaca-kaca dan bibirnya sudah melengkung ke bawah. Apa Hyunjin meninggalkannya? Pikirnya. Untung saja di taman itu masih ada beberapa orang yang berlalu lalang sehingga Jisung tidak merasa takut.

Jisung menelungkupkan kepalanya di kedua lengan yang bertumpu pada kakinya, lelah menunggu karena Hyunjin tidak kembali sejak siang tadi.

Kenapa Jisung tidak memilih untuk pulang saja? Karena Jisung merasa Hyunjin akan datang menjemputnya disini.

Dan benar saja ketika Jisung hampir tertidur, dia bisa merasakan mantel dipasangkan di tubuhnya dan sebuah tangan yang mengusap surainya dengan lembut.

Jisung mendongak dan mendapati Hyunjin tengah berjongkok di depannya sehingga wajah keduanya berhadapan.

Bibir Jisung kembali melengkung sedih.

"Hyunjin habis dari mana? Kenapa Jisung ditinggal?"

Hyunjin tersenyum.

"Maaf ya"

Hanya itu saja yang Hyunjin lontarkan atas pertanyaan Jisung. Mana mungkinkan dia bilang jika dia meninggalkan Jisung karena Seungmin. Mau ditaruh dimana muka tampannya ini?

"Ayo pulang"

Hyunjin mengangkat tubuh Jisung ke dalam gendongannya ketika si manis merentangkan tangannya.

Kepala Jisung bersandar di bahu Hyunjin dengan kedua lengan yang melingkar pada leher sang suami.

"Hyunjin makananku mana?"

Jisung teringat dengan makanan yang dia pesan.

"Aku buang"

"Kenapa dibuang?"

"Tidak enak, ada racunnya"

Hyunjin menjawab dengan wajah datarnya sambil fokus dengan jalan di depannya. Padahal sebenarnya dia kesal dengan Seungmin dan akhirnya membuang makanan itu lalu berlalu meninggalkan taman.

Jisung dengan polosnya mempercayai perkataan Hyunjin dan menyamankan posisi kepalanya di bahu Hyunjin.

Keduanya telah sampai di rumah. Hyunjin ingin menurunkan Jisung namun si manis mengeratkan pegangannya tidak mau turun.

Menghela nafas, Hyunjin membawa Jisung ke dalam kamar.

"Jisung turun dan mandi lah"

Tidak ada jawaban. Hyunjin melihat ke arah wajah sang istri yang ternyata sudah tertidur.

Dengan hati-hati, Hyunjin membaringkan tubuh Jisung. Ketika ingin bangkit, Jisung menarik leher Hyunjin dengan lengannya yang masih melingkar hingga mau tidak mau Hyunjin akhirnya ikut berbaring di samping istrinya.

Jisung merapatkan tubuhnya ke tubuh Hyunjin dan menenggelamkan kepalanya di dada sang suami.

"Ah padahal ada yang harus ku kerjakan"

Hyunjin bergumam namun setelahnya tangannya melingkar di pinggang si manis dengan erat. Dihirupnya aroma yang menguar di surai lembut Jisung dan mengecupnya.

"Kau tau Jisung? Aku tidak suka melihatmu dengan laki-laki lain selain aku"

Setelah mengatakan itu, Hyunjin terlelap dan menyusul Jisung ke dalam mimpi.

⚊⚊⚊

Bruk

Hyunjin meringis dan membuka matanya. Dia terjatuh dari kasur dan mendapati Jisung yang terduduk sambil menatapnya dengan raut kesal.

"Kau mendorongku?"

Bukannya menjawab, Jisung malah mengerucutkan bibirnya dengan mata yang menatap Hyunjin kemusuhan.

"Kenapa kau meninggalkanku kemarin?!"

Hyunjin mengernyitkan dahinya.

"Kau tidak mau menjawab? Pergi sana!"

Hyunjin bangkit dan mendekati Jisung, namun Jisung menahannya.

"Jangan mendekat!"

"Kau kenapa Jisung?"

"Pergi sana!"

Hyunjin menghela nafas kasar dan memilih menuruti permintaan Jisung. Ketika sudah mencapai ambang pintu, Hyunjin mendengar suara isakan Jisung.

"Hiks Hyunjin, jangan pergi"

Hyunjin membalikkan badannya dan mendapati wajah Jisung yang sudah basah oleh air mata.

"Jisung, bukankah tadi kau menyuruhku pergi?"

Jisung menggelengkan kepalanya dengan bibir yang melengkung ke bawah.

Akhirnya Hyunjin menghampiri Jisung untuk menenangkannya. Dibawanya tubuh si manis untuk duduk di pangkuannya dan menangkup kedua pipi gembil sang istri.

"Kenapa hm?"

Jisung kembali menggeleng dan memilih memeluk Hyunjin dengan erat membuat sang empunya bingung.

Sebenarnya ada apa dengan istri manisnya ini?

TBC