Usia kandungan Jisung sudah beranjak 5 bulan. Badan Jisung semakin berisi, dimulai dari bokongnya juga dadanya, dan pipinya pun bertambah chubby membuat keluarganya beserta para maid merasa gemas.
Tak terkecuali Hyunjin.
Pria bermarga Hwang itu terus-terusan mencubit kedua pipi Jisung hingga sang empunya merengut karena kesakitan.
Seperti hari ini. Hyunjin memutuskan untuk diam di rumah dan waktunya digunakannya untuk berduaan dengan Jisung.
"Jangan mencubit pipiku lagi Hyunjin"
Jisung memasang tampang memelas ketika menyadari jika kedua tangan Hyunjin akan mendarat di pipinya.
"Kau terlihat menggemaskan Jisung, aku tidak tahan untuk tidak mencubitmu"
Hyunjin menguyel kedua pipi Jisung dan terkekeh melihat bibir Jisung yang mengerucut karena pipinya terus menerus dimainkan.
"Lucu sekali"
Cup
Hyunjin mendaratkan bibirnya di bibir mungil Jisung kemudian menarik Jisung dan memeluknya dengan erat.
"Aku menyanyangimu"
Jisung tersenyum. Dirinya balas memeluk Hyunjin dan menyamankan tubuhnya di dekapan pria yang berstatus suaminya itu.
"Hey ngomong-ngomong sejak kapan dadamu membesar hm?"
Hyunjin melepaskan dekapannya, matanya menatap ke arah dada Jisung yang terekspos karena si manis memakai baju oversized.
Jisung yang mendengar perkataan Hyunjin barusan langsung menutupi dadanya dengan tangannya, pipinya pun terlihat merona.
"J-jangan mesum"
Hyunjin tiba-tiba menyeringai membuat Jisung meneguk salivanya susah payah.
"Sebelumnya aku tidak berpikiran mesum mengenai dadamu, tapi ketika kau mengatakan itu sepertinya boleh juga"
Jisung berusaha menahan dada Hyunjin yang akan mendorong tubuhnya untuk berbaring di atas ranjang.
"H-Hyunjin..."
Sialan, Hyunjin berhasil mengukungnya dan tidak memberikannya ruang untuk kabur. Sekarang Jisung hanya bisa berdoa agar seseorang datang menolongnya.
Bukannya Jisung tidak mau, hanya saja Hyunjin menjadi bertingkah aneh atau mungkin mesum? Seperti sering meminta jatah padanya, meremas bokongnya ketika Jisung sibuk berkutat di dapur dan memainkan dadanya ketika keduanya berbaring untuk tidur.
Yang bisa Jisung lakukan adalah pasrah dan tak lupa memberitahu Hyunjin agar tidak sering mengajaknya berhubungan seks. Jisung pun selalu berdoa agar nanti anaknya tidak memiliki sifat mesum seperti Hyunjin.
"Nghhh geliii"
Jisung menggeliat merasakan helaan nafas Hyunjin di tengkuknya. Hyunjin mengecup wajah Jisung bertubi-tubi lalu mempertemukan kedua bibir mereka dan mulai saling melumat dengan lembut.
"Anhhh... Hyunjinhhh..."
Jisung mendongakkan kepalanya ketika bibir Hyunjin beralih mengecup dan menggigit area leher dan dadanya.
Tangan Jisung meremas surai Hyunjin ketika merasakan bibir Hyunjin menghisap nipple nya seperti yang dilakukan Hyunjin setiap malam, padahal menurut Jisung tidak akan mungkin ada air susu yang keluar dari sana.
Drrtt drrtt
"Ahhh H-Hyunjinhhh stophh, p-ponselmu eunghh berdering"
Hyunjin tidak menuruti perkataan Jisung dan malah semakin menghisap nipple Jisung dengan kuat mengundang desahan keras dari sang empunya.
"Hyunjinhh j-jika kau anghh tidakhh b-berhenti, a-aku tidak akan membiarkanmu sshhh melakukan ini lagi ahh"
Mendengar ancaman yang keluar dari bibir Jisung, mau tak mau Hyunjin mengakhiri kegiatannya. Dia beranjak dari tubuh Jisung dan mengambil ponselnya yang masih terus berdering, sedangkan Jisung dengan nafas terengah merapihkan penampilannya kemudian memperhatikan Hyunjin yang sibuk berbicara.
"Oh baik, saya akan segera bersiap"
Jisung mengernyitkan dahinya bingung setelah mendengar percakapan terakhir Hyunjin dengan orang yang tidak diketahuinya, mungkin itu rekan kerjanya.
"Ada apa?"
"Aku harus ke luar kota, ada urusan bisnis yang mengharuskanku untuk ikut ke sana dan sepertinya aku akan berada di sana selama satu minggu"
Mendengarnya membuat Jisung memasang wajah sedih.
"Jisungie boleh ikut?"
Hyunjin otomatis menggeleng.
"Tidak sayang, kau sedang hamil. Lebih baik kau di sini saja ya?"
"Tapi nanti kalau adik bayinya rindu dengan daddy nya bagaimana?"
Hyunjin menghela nafas. Dirinya berjongkok di hadapan Jisung dan mengusap surai Jisung dengan lembut kemudian beralih mengusap perut Jisung yang mulai membuncit.
"Nanti kalau rindu, kita video call saja ya?"
Bibir Jisung semakin mengerucut ke bawah, akhirnya dia mengangguk walaupun tidak rela akan ditinggalkan Hyunjin pergi ke luar kota selama satu minggu.
"Tidak bisakah tiga hari saja?"
Jisung menatap Hyunjin dengan mata berkaca-kaca.
"Akan ku pikirkan, sekarang lebih baik kau istirahat saja ya? Atau aku hubungi kak Minho untuk menemanimu di sini?"
Jisung menggeleng. Tangannya dia rentangkan meminta Hyunjin memeluknya.
"Jisungie ingin dengan Hyunjinie saja"
⚊⚊⚊
Ini sudah hari keempat Hyunjin pergi ke luar kota. Jisung merasa bosan, walaupun Minho dan Chan sering berkunjung untuk menemaninya, juga Jeongin yang selalu berada di sisinya karena sudah diberi amanat oleh Hyunjin, Jisung tetap saja tidak senang.
Yang Jisung inginkan hanyalah Hyunjin, namun sayang sepertinya sekarang Hyunjin sedang sibuk karena pria itu jarang menghubunginya.
Jisung menatap jam yang berada di atas nakasnya. Pukul 9 malam. Jisung tidak bisa tidur, entah kenapa dia sangat merindukan Hyunjin dan berharap pria itu akan menelponnya.
Drrtt drrtt
Jisung langsung menyambar ponselnya mengira Hyunjin menghubunginya, namun ternyata yang ada hanyalah pesan dari Ryujin, sekretaris Hyunjin.
Brak
Jisung menjatuhkan ponselnya ketika melihat isi pesan dari Ryujin. Tak lama dirinya menangis dengan kepala yang terbenam di bantal. Jisung masih tidak percaya dengan apa yang baru saja dia lihat di layar ponselnya.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are Mine || Hyunsung✔
FanfictionHan Jisung bingung, apakah dia harus menuruti orang tuanya untuk tetap menerima lamaran tidak langsung dari lelaki bernama Hwang Hyunjin itu, sedangkan dia sendiri sudah mempunyai kekasih. [BXB] MPreg Dom! Hwang Hyunjin Sub! Han Jisung Start : 06042...