2. MANTAN

138 28 111
                                    

Teman sejati layaknya seperti emoticon. Kita bisa tersenyum, tertawa, bersedih bahkan menangis bersama.
•••
••


Cara menghargai penulis adalah dengan memberikan dukungan seperti vote. Terimakasih, selamat membaca!

_________________________________________

"Mentang-mentang kakak kelas, seenaknya aja gitu sama gue? Nyebelin banget sih tuh orang! Gue sleding juga dia."

Seorang gadis tengah menghetakkan kakinya kesal. Bagaimana tidak kesal? Lembaran kertas proposal OSIS yang sudah ia buat satu hari satu malam itu sudah basah kuyup karena kecelakaan tadi.

Selama perjalanan, Melody tidak berhenti untuk menyumpah serapahi orang yang menabraknya tadi. Zhafira sudah tidak tahu lagi caranya agar gadis itu berhenti mendumel.

Zhafira melihat wajah Melody yang sudah merah padam. Temannya itu tahu bahwa Melody sedang menahan amarah yang mendarah daging. Zhafira faham, temannya ini memang sangat emosional. Jadi ia maklum.

Perempuan itu meletakkan kertas basah di sebuah meja dengan kasar. Lalu ia duduk dengan perasaan yang campur aduk. Ia memandang kertas itu dengan tatapan sendu. Pasti sebentar lagi ia akan dimarahi oleh ketua OSIS disini.  Maka dari itu, ia harus bersiap-siap dengan hati dan jiwanya. Ia harus sabar.

Mereka sedang duduk di salah satu meja kantin yang ramai oleh siswa-siswi SMA PSHS ini. Memang belum istirahat, namun Melody ingin mendinginkan otaknya yang panas sejak tadi.

"Yaudah sih Dy, yang sabar ae lah ya. Kan yang lo tabrak tadi cogan, ja-" Zhafira mendelik kesal karena ucapannya terpotong.

"Pikiran lo cogan mulu cogan mulu, percuma cogan kalo akhlaknya ga bener. Buat susah orang aja," ucap Melody memotong ucapan Zhafira.

Zhafira mendecih kecil. "Dih, jangan nge gas ke gue, dong!" ucap Zhafira sambil menyalakan kipas angin mungil andalannya.

Melody menghela nafasnya kasar. Apa yang ia katakan nanti kepada ketua OSIS? Apa ia harus berbohong? Atau ia harus jujur? Entahlah, pikirannya mulai kacau saat ini.

Melody menyapu pandangannya kearah pintu kantin. Lalu tatapannya tertuju kepada  seorang laki-laki yang notabenenya adalah seorang ketua OSIS SMA Platinum Senior High School sedang berjalan menuju ke arahnya. Namanya adalah Andradyas Fahturrozi, namun ia lebih sering dipanggil dengan sebutan Adyas atau Andra. Seketika wajah Melody pucat pasi. Tamatlah riwayatnya saat ini.

Melody menepuk-nepuk punggung tangan milik Zhafira yang sedari tadi sedang repot dengan kipas angin mungilnya.

"Apaan sih ah," ucap Zhafira sedikit kesal.

"Itu...." Dagu Melody seperti menunjuk kepada seseorang. Zhafira mengikuti arah dagu itu dan menoleh ke belakang dan tepatnya kearah pintu. Zhafira membelalakkan matanya terkejut.

"Tamat riwayat lo, Dy."

"Bantuin gue dong," ucap Melody memohon kepada Zhafira.

"Tadi aja marah-marah mulu lo sama gue!"

"Ah lo mah, gak solid banget jadi temen," ujar Melody.

MELODREITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang