Semakin tinggi harapan, semakin tinggi pula rintangan.
•
•
Entang Nr.Sudah tekan vote belum?
___________________________________________________
Melody melangkahkan kakinya menuju ruang musik. Memang, sekarang sudah jam di mana seharusnya siswa Platinum Senior High School pulang ke rumahnya masing-masing. Namun, hari ini adalah hari pertama di mana Melody berkumpul pada ekskul musik.
Jika kalian menanyakan mengapa Melody masuk ekskul musik, jawabannya adalah karena ia cinta bermain musik. Musik adalah kehidupannya, jika ia bosan ia bermain musik, jika ia sendiri ia mendengarkan musik, jika ia sedih ia mendengarkan musik, jika ia bahagia ia juga mendengarkan musik. Jadi, apa lagi yang kurang? Setiap hari musik selalu menemaninya.
Ia berlari tergopoh-gopoh karena hampir telat. Ia memasuki ruangan bernuansa serba putih itu dengan langkah ragu-ragu. Baru pertama kali latihan, ia sudah telat begini. Apa kata ketua musik nanti kalau ia seperti ini, habis sudah.
"Assalamualaikum...." ucap Melody memberikan salam kepada seluruh siswa-siswi yang mengikuti ekskul musik. Dan dengan wajah yang menunduk tentunya.
"Waalaikumsalaam warahmatullahi wabarokatuh," jawab siswa-siswi itu dengan kompak.
"Hari pertama sudah telat." Suara berat itu terdengar di telinga Melody. Namun ia merasa kenal dengan suara itu, lalu ia mendongakkan kepalanya karena penasaran. Alangkah terkejutnya saat ia melihat wajah itu.
"L-lo?!" ucap Melody dengan nada terkejutnya.
"Kenapa?" tanya laki-laki itu.
"Iko! Ngapain disini?!"
"Nama gue Dreimusico, bukan Iko. Paham?"
Yak. Dia adalah Dreimusico Abhivandya. Cowok datar nan sombong yang selama ini dibenci oleh Fatiha Melody Anjani karena sifatnya.
"Bodoamat! Ngapain sih lo?! Ngikutin gue ya lo?!" tanya Melody percaya diri.
"Gue ketuanya. Kenapa?"
Glek
"Loh, dia ikutan ekskul musik juga?! Ketuanya?! Shit," batin Melody.
"Ish nyebelin!"
"Kali ini, lo gue maafin."
"Kakak kelas gak ada adab," ujar Melody
"Adik kelas gak ada akhlak," balas Drei.
Lalu Melody duduk di sebuah bangku. Sendirian, karena bangku itu hanya untuk satu orang. Ia melihat ke sekeliling ruangan, hanya ada beberapa orang yang mengikuti ekskul musik. Mungkin hanya ada 10 orang.
Ruangan musik difasilitasi tiga belas gitar akustik, dua buah piano, dan tiga buah biola. Banyak sekali kan? Maklum, ini sekolah elite, sekolah yang di dalamnya anak sultan.
Melody masih menatap sebal ke arah Drei. Sedangkan Drei sudah tersenyum kecil ke arah Melody, adik kelasnya. Drei menjadi penasaran dengan perempuan itu. Di saat perempuan-perempuan yang lainnya memuji Drei akan ketampanannya, justru Melody malah memaki-makinya habis-habisan. Itu yang membuat Drei penasaran kepada gadis itu.
"Sebelumnya, perkenalkan nama saya Dreimusico Abhivandya," ujar Drei berkenalan.
"Hai kak Drei...." seru siswi yang ada di ruangan tersebut. Ya, orang-orang yang mengikuti ekskul musik itu perempuan semua.
KAMU SEDANG MEMBACA
MELODREI
Teen FictionPertemuan yang tidak mengesankan bukanlah awal cerita yang baik. Melody Anjani. Gadis yang sangat cantik, juga ia sangat menyukai musik. Terbiasa hidup mandiri, karena ayahnya yang sudah meninggal satu tahun yang lalu karena kecelakaan. Membuat Mel...