Sembilan - Coklat & Janji

27 3 4
                                    

Happy reading.

---

Terhitung sudah satu minggu Alliya tinggal di tempat barunya ini. Seminggu ini Devan juga sudah bermetamorfosis menjadi supir pribadi Alliya, Devan selalu mengantar Alliya pulang-pergi ke sekolah.

Devan dengan segala keajaibannya telah menentang prinsip hidup Alliya yang baru. Prinsip yang mengatakan ia akan menutup diri pada siapa pun, namun ia rasa hal itu tidak berlaku untuk Devan. Devan sosok yang sangat baik.

Seperti saat ini, Devan tengah duduk di atas motornya di depan kost-an Alliya. Tadi ia sudah mengirimi Alliya pesan bahwa ia sudah ada di depan. Devan dilarang untuk masuk, peraturan kost nya memang begitu semua mahkluk berjenis laki laki memang dilarang masuk ke dalam kost.

"Udah lama Van?" Tanya Alliya yang baru saja keluar dari lingkungan kost.

"Baru kok,"

"Tumben pake matic, motor sport lo mana?" tanya Alliya.

"Kotor banget males gue, ini motor mama gue," Jawab Devan.

"Ohh.."

"Belum mandi ya lo?" tanya Devan.

"8 dari 10 murid di Indonesia kalau hari minggu pasti mandinya agak siangan lah ini baru jam sembilan."

"Lo mulai nggak judes sama gue sekarang, ngomongnya panjang gitu," kekeh Devan.

Alliya memutar matanya malas, "Ngapain lo pagi pagi udah kesini?" tanya Alliya.

"Eh iya lupa." Ucap Devan yang langsung turun dari motornya lalu membuka bagasi motor. "Yahh meleleh," ucap Devan lesu.

"Apa Van?" tanya Alliya.

"Ini All, kemarin nyokap gue beli coklat banyak banget. Gue ambil dua buat di kasih ke lo," jawab Devan yang hampir membuat Alliya tertawa. "Eh tapi malah meleleh coklatnya."

"Itu mah lo yang goblok Van, coklat lo masukin ke bagasi motor. Ya jelas panas lah Devan!" kata Alliya berusaha menahan tawanya akibat ulah ajaib Devan. "Ha.. Ha.. Ha.." Alliya tertawa lantang yang membuat Devan tertegun.

"Itu barusan beneran lo All?" Tanya Devan masih terpanah.

"Siapa lagi," jawab Alliya heran.

"Baru kali ini gue ngeliat lo ketawa." ucap Devan.

"Kalau gue udah ketawa sama orang baru biasanya orang itu udah bikin gue nyaman, dan itu lo Van." kata Alliya sambil tersenyum. "Gue izinin lo buat masuk ke lingkup hidup gue yang baru, Van." Sambung Alliya yang benar benar membuat Devan tertegun.

"Entah sebagai calon pacar seperti yang lo sering bilang atau cuma teman, tapi gue cuma ngizinin lo jadi calon." Alliya benar benar melupakan prinsip hidupnya yang baru. Ah sudahlah! Lihat saja apa yang akan terjadi setelah keputusan ini.

"All?" panggi Devan.

"Ya?"

"Makasih,"

"Untuk apa?"

"Karena lo udah ngizinin gue masuk atau sekedar menjaga ke dalam hidup lo. Kalau tujuan lo cuma buat gue seneng, Selamat! Lo berhasil All." Ucap Devan terlihat sangat serius.

"Lebay lo, hahaha." kekeh Alliya.

"Emang, All. Baru diizinin buat jadi temen aja seneng banget apa lagi diterima jadi cmewew,"

"Apaan tuh?"

"ada lah."

"Bahkan lo gak perlu izin kalau memang mau berteman sama gue kan, Van?" tanya Alliya.

"Nah bener! Kalau pun lo gak ngizinin gue bakal selalu ngintilin lo kok," ucap Devan lalu tersenyum. "Jadi sekarang kita temen nih?" Tanya Devan.

"Iya dong!" jawab Alliya semangat.

Devan menatap Alliya lekat laku mengangkat tangannya, "Janji dulu dong!" pinta Devan sambil menyodorkan jari kelingkingnya.

"Janjii." Ucap Alliya semangat.

Lo ajaib. Batin Alliya.

---

Matahari sudah di gantikan oleh bulan. Setelah Devan dan Alliya resmi berteman tadi Devan membawa Alliya berkeliling kota yang mereka tempati itu. Dan tak lupa mampir ke kedai mie ayam yang mereka datangi tempo hari, kebiasaan Devan.

Saat ini Alliya sedang diteror pesan pesan singkat yang entah siapa pelakunya. Alliya seperti bukan menjadi dirinya ketika tak ingin membalas pesan itu, padahal itu bukan Alliya sekali!

+62980878xxxx
Liya?

Lo dimana sekarang?

Kok udah seminggu nggak masuk sekolah?

Kata tante lo liburan, betah banget sih Liya disana.

Oh iya, kenapa ganti nomer?

Alliya tertegun membaca dua rentetan pesan terakhir. Cuma ada dua orang yang kemungkinan mengirimi Alliya pesan ini, kalau tidak Lara ya sudah pasti Dave.

Me
Siapa?

Masa lo lupa sama
gue?

Ini Lara yang cantik.

Dpt dri mna lo nmr
gue?

Ga penting itu mah.
Sekarang lo dmna?

Apa peduli lo?

Loh kok gitu sih Liya?
gw kangen banget sama lo
tauu, lo marah ya? Gue salah
apa sama lo?

Cma org bodoh yg
ga tau dmna letak
kslhn lo. Dan gue rasa
lo cukup pintar untuk
tau itu.

Maaf Liya, aku ga maksud

Basi.

Inget ra, jgn prnh
cri atau hubungi gue
lagi! Gue benci sma
lo.

Kok kamu ngomongnya
gitu sih Liya? Kamu nggak
mikirin perasaan aku?

Mikir, ngaca.

"Dari dulu emang lemot," ucap Alliya.

Alliya tidak ingin lagi menbalas pesan Alliya walaupun sudah ada nontifications bahwa ada pesan masuk.

Sampai saat ini lo masih jadi alasan gue untuk menjauh, Ra. Batin Alliya.

---

Haiii, Rain back yuhu:v

Tertanda, gadis yang lagi bingung mau ngambil jurusan apa karna mau masuk SMK.

See u next part!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 17, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Bukan PilihanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang