"Nan, keluar! Gue di depan" kata Jefri disebrang telepon.
"Ngapain, sih? Gue lagi streaming drama nih, Je" Anan membuka pagar rumahnya untuk melihat tamu tak diundangnya.
"Nan, makan nasgor, yuk!"
"Ah, sendiri aja sih"
"Ngga mau. Je maunya sama Anan, please?" Jefri menarik tangan Anan sebagai tanda permohonannya.
"Jijik, Je!"
"Tunggu. Gue ganti baju dulu" jawab Anan sambil memasuki rumah diikuti oleh Jefri."Halo, Bunda! Aku mau ngajak Anan makan nasgor. Boleh ya, Nda?" kata Jefri setelah mencium tangan Bunda Anan.
"Iya, Jef. Mentang-mentang jomblo, Malam minggunya dia dikamar terus, tuh dari siang. Pulangnya jangan sampe tengah malam, ya, Jef."
**
"Jalan kaki, nih? Motor lo kemana, Je?" tanya Anan.
"Kali-kali, Nan, kita jalan kaki. Motor gue tidur, gue ngga mau ganggu" Jefri langsung berjalan keluar komplek.
Anan kemudian mengejar langkah Jefri dan menyentil jidatnya. Bisa-bisanya bilang motornya tidur dan ngga mau ganggu, sejak kapan motor kayak manusia?
"Sakit, dodol!"
"Ya lo bego. Mana ada motor tidur?"
"Sans, Nan. Kapan lagi weekend gue bisa bareng sama lo? Makanya gue males bawa motor. Je kan mau jalan kaki biar lama-lama sama Anan cantik!" Colek Jefri pada Anan.
"Udah gila lo?" Untungnya Anan masih bisa menyembunyikan semburat merah dipipinya.
"Gila, Nan. Lama ngga ketemu lo jadi gila."
"Dangdut banget sih?!" Anan memukul lengan Jefri.
Tiba saat mereka harus menyebrangi jalan raya, karena warung nasi goreng langganan mereka tepat berada di depan gerbang perumahan. Jefri kemudian menggenggam tangan Anan dan kembali melepasnya saat memasuki warung nasi goreng.
"Halooo mang Oyen!" sapa Anan.
"Widiiih neng Anan. Eh, Jep, kamu lagi disini?"
"Lah, emang rumah saya, mah, disini mang."
"Biasa, yaaa, mang! Pedes dua." kata Anan.
"Punya Anan jangan pedes-pedes, mang. Nanti kalau sakit perut jadi berisik"
"Punya Je juga jangan pedes-pedes, mang. Nanti suaranya jadi kayak kodok"
"Aih, yang mana nih yang bener?" tanya mang Oyen.
"Udahlah, pedes dua duanya" jawab Jefri.
"Ye, mamang getok nih berdua!"
Jangan heran, kenapa Jefri dan Anan nampak dekat dengan mang Oyen. Karena sesungguhnya, nongkrongnya Jefri dan Anan bukan di kafe-kafe estetik yang instagramable, tapi.. di warung nasgor mang Oyen.
"Ini, kan, malming, Je? Lo ngga manggung?" tanya Anan.
"Nope. Dikasih kosong sampe minggu depan. Lagian, bang Ido lagi mau siapin nikahannya sama mba Nina."
"Lama juga sampe minggu depan."
Waktu bertemunya Jefri dan Anan itu ngga tentu. Jefri, anak band yang suka manggung ke luar kota, belum lagi tetap ngebut kuliahnya supaya bisa bebas pergi keliling kota. Sedangkan Anan, selalu punya kegiatan lain selain kuliah, seperti main(?) dan menekuni hobi fotografinya.
"Nan" panggil Jefri yang menaruh kepalanya diatas meja makan.
"Rambut lo udah panjang lagi, Je." kata Anan menyisir rambut Jefri dengan jarinya.