prompt ideas - two.

13 1 1
                                    

my favorite person was born today. selamat ulang tahun. hahaha. me being a cowardly person again and again.

• • •

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

• • •

Pagi itu juga, Tara langsung spontan mengecek ponselnya. Berharap nama orang yang perempuan itu cari muncul di deret paling atas kolom notifikasi. Dan benar, ada nama Jeno di sana.

Tara pun segera mendudukan dirinya, bersender pada punggung ranjang sambil memangku bantal. Jantungnya berderu kencang, ragu akan tetap membukanya atau tidak.

Tara menggigit bibirnya, lalu menepuk dadanya agak kencang. "Ayok. Jangan cupu, jangan cupu. Pasti bisa!"

Ibu jarinya pun menekan notifikasi tersebut dengan hati-hati, mengantarkan perempuan itu pada ruang chatnya bersama Jeno.

Ia membuka mata sedikit demi sedikit. Membiarkan rasa penasaran dan rasa takut memenuhi dada, sebelum tiba-tiba kecewa datang bersapa.


Line!

Jeno Gila panjang bgt wkwkwk

Jeno Aamiin, thanks doanya. Semoga kita bisa keterima di kampus impian deh ya?

Jeno Bahkan temen2 gue aja cm ngucapin sepatah dua kata, lo smp bikin novel. Manis banget lg kata2nya, kaya bukan lo asli

Jeno Eh lupa dong, lo temen gue jg wkwk, sepuluh thn gasih kita satu sekolah? Anjir, lo tau gue dr msh jelek sampe gini

Jeno Makasih lagi tar, gila wkwk thanks



Perempuan itu langsung meletakkan ponselnya hingga tergeletak asal di kasur. Dirinya tertawa kecil. Lebih seperti menertawakan diri sendiri.

"Yaudah... emang lo ngarep apa sih?" ujarnya bermonolog. "Nggak usah banyak minta, orang kaya dia kapan sadarnya, kapan pekanya. Mustahil, nunggu jokowi jadi biduan juga gabakalan."

Tara meraih ponselnya lagi, menatap foto profil Jeno yang tengah berpose dengan sepeda gunungnya yang Tara yakin seratus persen, telah dimilki Jeno sejak sekolah dasar. Ia pernah tak sengaja menendang standarnya dulu, Jeno sampai sekarang tidak tahu.

Perempuan itu membuka pesan yang ia kirim sebelumnya sedikit demi sedikit. Kalimat yang dirangkai bahkan sehari sebelumnya, yang membuatnya harus mengorbankan harga diri.



"Selamat ulang tahun taurus favorit kita, Jevano! Selamat tujuh belas tahun, selamat legal!

Semoga panjang umur, sehat-sehat terus, makin berbakti tuh sama bunda Amel, sama om Budi. Belajar yang bener, udah gede. Taun depan mau kuliah! Jangan kerjanya modif motor terus, lama-lama lo dekil, tauk!

Enggak nyangka gue masih bisa kenal lo sampe di titik ini. Padahal kayanya dulu, kita masih anak sd yang saling musuh-musuhan, sekarang lo malah jadi salah satu orang yang gue banggain.

Hari-hari sebelumnya emang berat banget, ya gasih? Tapi tetep aja, orang kaya lo pasti bisa ngelewatin lah.

Makasih buat bertahan, makasih buat tetep pegangan sama kita. Kalo seandainya lo kemaren beneran pindah, gue mungkin bakal beneran nginep di depan pager rumah lo, sampe om Budi ngusir gue buat balik.

Udah ah, gue geli lama-lama. Panjang umur deh, sehat terus, semoga lo bisa lolos jadi arsitek beneran. Aamiin!"




Tara membaca tiap kalimat itu dengan seksama. Tanpa sadar air matanya ikut turun, bersama jemarinya yang memilih terjatuh lemas di sebelah bantal yang tengah dipangkunya.


Iya, Jevano. Sepuluh tahun gue kenal lo, segitu lamanya juga gue jadi orang cupu yang berlindung di balik jarak aman pertemanan.

Gapapa, gue masih bisa ngerayain ulang tahun lo.

Happy birthday my favorite taurean, Jevano.

Happy birthday my favorite taurean, Jevano

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

brainstorm.

brainstorm.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang