back it again with me; orang aneh yang selalu dapet ide buat chapter 90 walaupun belom pernah nulis chapter 1-89.
mau nangis banget, kenapa sih ide gue sering menguap gitu aja?
belakangan ini gue rasanya craving for boyfriend terus deh. kenapa ya. nulis ini pun karena itu, kepengen. cih, keliatan banget desperatenya.anyway, this was inspired by these songs; vibenya lagi naik motor pagi sambil kena angin, that's why.
• • •
Semilir angin meraba permukaan kulit Tara. Hari itu cerah, tapi matahari ramah dan tidak bersinar terik di atas kepalanya.
Cewek itu berdiri merapat ke pagar rumahnya, sesekali menoleh ke kanan dan kiri.
Sesaat kemudian, motor matic butut keluaran tahun 2006 yang telah begitu ia hafal muncul di ekor matanya. Beserta si pengendara yang mengenakan helm bogo cokelat tak dikancing yang tersenyum sumringah.
Mendadak pipinya menghangat, lebih hangat dari kopi kesukaan Ayah.
"Nah, nyampe!" Ujar Aksa, meletakkan helm bogonya di kaca spion. "Halo, pacar?" tanyanya sembari menaikkan turunkan alis.
Cowok itu mengusak rambutnya yang sedikit berantakan, namun kemudian menyerah dan membiarkan beberapa helai berdiri begitu saja.
Tara masih menahan malu, tapi tangannya terulur dan spontan ikut merapihkan rambut cowok di depannya itu.
"Rambut lo berdiri semua, nanti gue dikira pergi sama orang gila, tau."
Aksa memiringkan kepalanya, lalu mengerucutkan bibirnya gemas. "Tumben merhatiin? Lagian katanya cowok kalo messy hair gitu bukannya lebih ganteng?"
Bohong kalau Tara bilang dia baik-baik saja. Nyatanya, cewek itu termenung sebentar dengan tangan yang masih melayang di atas kepala Aksa.
KAMU SEDANG MEMBACA
brainstorm.
Randomthis is a place where i dont have any deadlines. any pressures. let me write whatever comes in mind. bakal jadi absolute random, kadang bakal sambat di sini. gapapa. yang penting nulis. hehe.