Call me Anchan! [First meet, it's cute]

61 5 3
                                    

Tit tit tit Ohayou!!
Tit tit tit Ohayou!!

"Ehhmmm" seorang gadis berambut merah mengerang dalam tidurnya. Dalam kungkungan selimut matanya masih terasa sangat berat. Padahal gadis itu yakin bahwa dia baru tidur beberapa jam. Tapi kenapa alarm sialan ini sudah berbunyi saja?!

Dia mematikan alarm di atas nakas dengan frustasi. Lalu berdiam diri memandang langit-langit kamar. Hari ini hari pertamanya sebagai siswa SMA. Membayangkan hal-hal menyenangkan yang akan dia lewati 3 tahun kedepan. Gadis itu tak bisa menahan diri untuk tidak tersenyum senang.

"Awwww, moga ketemu sama senior gantengg" dia memeluk boneka anjing sambil bergulung-gulung di atas kasur.

Namun gerakannya terhenti saat dia menoleh kearah jendela. Gadis itu menyipit kala cahaya menyilaukan menerobos masuk ke matanya dari cela-cela gorden yang sedikit terbuka.

"Engg.... loh kok udah terang? Jam berapa sih ini??"

Tangan gadis itu meraba-raba nakas untuk mencari ponselnya. Dia lalu mengaktifkan ponsel itu dan—  

"EEHHHH?!!!"

Matanya membola ketika melihat angka 07.50 di layar ponsel itu.

"Kaachan!! Kenapa tidak membangunkanku?!!"

"Kaachan sudah membangunkanmu lebih dari lima kali. Kau saja yang tidurnya seperti kerbau betina!"

Terdengar suara nyaring dari luar kamar. Dan gadis itu kembali mengerang.

"Duuhh!!!"

Dia membuka lemari asal, mengambil sepasang seragam, lalu berlari ke kamar mandi. Karena dia emang dasarnya spesialis kesiangan, jadi mandi secepat kilat sudah menjadi keahlian tersendiri.

Terbukti, kurang dari 10 menit dia keluar. Lantas berdiri di depan cermin. Diikatnya rambut merah panjang itu gaya ponytail. Setelah memakai sedikit bedak, lip tint, juga parfum. Dia mengambil tas di samping meja belajar sebelum ngacir keluar kamar.

Di ruang makan, kakak dan ibunya ternyata sudah duduk di kursi masing-masing.

"Kaachan, nee-chan ohayou~"

"Ohayou Anchan"

Gadis yang dipanggil Anchan tersebut mengembangkan senyum sekilas sebelum terburu-buru mengolesi roti tawar dengan selai kacang. Lantas memasukkan selembar roti tawar begitu saja kedalam mulutnya. Dia mengunyah cepat dan menenggak air tanpa jeda.

"Terima kasih makanannya. Anchan berangkat dulu yaahh!!"

"Eh! Ga minta dianterin??"

"Gausa neechan, aku berangkat bareng miichan kok! Jaa ittekimasuuu!!"

Lalu bagai badai yang tiba-tiba usai, gadis berambut merah itu telah hilang dari pandangan.

"Dasar adikmu itu, coba saja dia bisa berperilaku baik seperti kakaknya"

Akimito Kougyoku tersenyum kecut. Memang seperti inilah suasana pagi keluarga Akimoto. Dengan anak perempuan pertama yang anggun, lembut, dan cerdas. Serta anak perempuan kedua yang selalu saja 'sedikit' kelebihan energi. Sebuah kontradiksi sebenarnya. Yang justru menciptakan suasana hangat dalam keluarga mereka. Atau setidaknya seperti itulah pandangan orang-orang.

*****

"Hhaahhaa..... Hhaahhaa...."

Rambut merah panjang berkibar di sepanjang trotoar saat sang empunya berlari sekuat tenaga. Seperti di kejar hutang, gadis itu berlari tanpa memperdulikan sekitar. Bahunya bahkan telah menyenggol entah berapa orang tapi dia tak peduli. Telat di hari pertama SMA-mu sungguh bukan hal yang patut disyukuri.

Shikiori Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang