8

7.4K 315 16
                                    

"Kamu udah pulang Rom?" tanya Camilla setelah melihat purtanya memasuki rumah dengan wajah yang sangat lelah.

#########

Menghentikan langkah kakinya Romi menatap ibunya yang sepertinya baru saja kembali dari dapur, terlihat dari gelas yang berisi air yang berada di tangan ibunya.

"Iya Mom. Romi baru saja sampai, ini Romi mau langsung kamar buat istirahat."

"Ya sudah sana istirahat kamu kayak capek kali gitu."

"Ya udah Romi ke kamar dulu ya Mom. Selamat malam Mom." ucapnya sambil melangkah menuju kamarnya.

"Selamat malam Son." 

💜💜💜💜💜💜💜

"Belum tidur Van?" tanya Tina saat melihat Vania hendak menuju dapur.

"Belum Tin. Kamu sendiri juga ok belum tidur?"

"Oh aku mau ambil minum ke dapur. Kamu sendiri ngapain?"

"Aku gak  bisa tidur jadi aku mau keluar mana tau nanti aku jadi mengantuk dan bisa tidur."

"Kamu kenapa? ada yang kamu pikirin?" tanya Tina pada sahabatnya yang terlihat seperti memikirkan sesuatu.

"Gak ada kok Tin." jawabnya sambil tersenyum tipis.

Menghela nafas melihat sahabatnya tidak ingin mengatakan apa yang menjadi bebannya itu. " Vania kita ini sahabat kamu gak perlu tutupin semua masalh kamu sama aku, jadi sekarang bilang sama aku apa yang sekarang lagi kamu pikirin supaya kita bisa cari jalan keluarnya sama-sama." ucapnya memberikan pengertian pada Vania agar mau jujur kepadanya.

Mendengar itu Vania menjadi terharu dia merasa sangat beruntung memiliki sahabat seperti Tina yang sudah dia anggap seperti saudaranya sendiri yang selalu ada untuknya baik suka manupun duka. 

"Makasih ya, udah ada untuk aku." sambil menatap wajah Tina dengan mata yang berkaca-kaca.

"Loh kok malah nangis sih, jangan nangis dong bumil nanti dedek bayinya juga ikutan nangis." yang di selingi dengan kekahannya yang merasa gemas dengan tingkah laku Vania yang saat ini dia rasa sanga sensitif.  "Yaudah sekarang kamu istirahat aja ya, gak baik ibu hamil tidurnya kemalaman." Yang di balas anggukan kepala oleh Vania sambil melangkah ke kamar yang dia tempati, melihat Vania sudah masuk ke kamarnya Tiana menutuskan ke dapur untuk mengambil air minum yang tadi sempat tertunda.

Setelah tadi di perbolehkan pulang oleh dokter Vania memutuskan untuk segera pulang karena dia sudah muak berada di rumah sakit. Namun Tina melarangnya untuk pulang ke kontakannya, Tina ingin Vania tinggal bersamanya. Vania menolak dengan keras kalau dia tidak ingin kembali merepotkan Tina yang dijawab oleh Tina bahwa Vania tidak merepotkannya sama sekali.

Tina yang terus saja memaksa Vania membuat Vania tidak punya pilihan lain selain menuruti apa yang diinginkan oleh sahabatnya itu.  Tina mengatakan pada Vania bahwa dia sangat khawatir kalau sampai Vania tinggal sendiri di saat keadaannya yang sedang hamil jadi Tina berinisiatif untuk membuat Vania tinggal bersamanya, yang jelas saja di tolak mentah-mentah oleh Vania. Tapi bukan Tina namanya kalau tidak bisa membuat Vania menuruti permintaannya dan sekarang Vania telah tinggal di rumah Tina entah sampai kapan di harus tinggal di rumah sahabatnya itu.

💜💜💜💜💜💜💜

"Romi kamu mau berangkat? Ayo sarapan dulu baru setelah itu kamu berangkat." tanya Camilla saat melihat putranya keluar dari kamarnya yang sudah rapi dengan pakaian kantornya.

Berjalan menghampiri ibunya yang terlihat sedang melayani ayahnya dengan menyiapkan sarapan untuk ayahnya itu.

"Pagi dad. Pagi mom." Sambil menempatkan dirinya di salah satu kursi yang ada di meja makan.

"Pagi son."

"Pagi sayang."

Jawab ayah dan ibunya secara bersamaan.

"Kamu mau sarapan apa sayang?"

"Apa aja mom."

"Ya sudah tunggunya mommy siapkan dulu."

"Bi tolong buatkan saya kopi hitam tanpa gula." pinta Romi pada salah satu pembantu yang bekerja di rumahnya.

"Baik tuan." 

Melirik anaknya yang terlihat seperti biasa dengan wajahnya yang sedatar jalan tol sambil meminum kopinya, William tau bahwa anaknya itu sedang banyak masalah terlihat dari pandangannya yang kosong dan melamun.

"Apa kau punya masalah Rom?" tanya William sambil meletakkan kopinya dan membuka kembali koran yang setiap pagi di baca, walau begitu sesekali dia akan melirik putranya itu. Tersentak dengan poertanyaan ayahnya Romi menatap wajah ayahnya dan memberikan jawaban berupa gelengan kepala. Mendapat jawaban dari putranya membuat William menjadi sangat penasaran karena dia tau watak putranya itu dia tidak akan mau berbagi masalah atau aapun yang dia rasakan kalau kita tidak memaksanya untuk memberitahukannya.

"Kalau kau punya masalah katakanlah siapa tau daddy bisa membantumu."

Apakah dia harus menceritakan apa yang dia alami kepada ayahnya?Tidak dia tidak akan menceritakannya. Tapi bagaimana kalau daddy bisa membantuku untuk meyelesaikan masalah ku. Batin Romi perperang dengan pendapat yang berbeda-beda.

"Dad sebenarnya ak....." ucapnya terpotong dengan kedatangan ibunya yang datang sambil membawakan sarapan untuknya.

"Sayang ini sarapan mu." Sambil menyerahkan sepiring nasi goreng di hadapan putranya itu."

"Tuan ini kopinya." ucap pembantunya sambil menyerahkan dan meletakkan  kopi yang dia minta tadi di atas meja."

"Ya." 

"Kamu tadi mau ngomong apa Rom?" tanya William kembali karena ucapan putranya itu terpotong karena kedatangan istrinya.

"Tidak ada dad." jawab Romi yang mengurungkan niatnya menceritakan masalahnya. Mendapat jawaban dari putranya William kembali melanjutkan acara sarapannya karena istrinya sudah mulai cerewet karena dia belum juga sarapan. Tidak ada percakapan yang ada hanya suara dentingan sendok yang beradu dengan piring hingga Romi memutuskan beranjak dari duduknya untuk segera berangkat ke kantor.

"Romi berangkat dulu ya mom, dad."sambil merapikan pakaian yang dia gunakan kemudian melangkah keluar rumah menuju mobilnya yang terparkir di halaman rumahnya.

"Lihat itu anakmu main pergi gitu ada, gak ada sopannya." decak kesal Camilla akan sikap putranya yang sangat kaku. Mendengar itu William hanya meliriknya sambil berkata dalam hati "Dia juga anakmu." Namun dia masih cukup waras untuk tidak membalas perkataan istri cantiknya itu kalau dia melakukan itu istinya akan merajuk dan dia akan berakhir tidur di ruang, dia tidak mau itu terjadi maka dari itu lebih baik dia tetap diam. 

Destiny Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang