Yes Or No

146 4 12
                                    

Happy reading :)
Jangan lupa vote dan comen ya, untuk masukan cerita ini :)
Semoga kalian tambah suka :)

***

Sejak tadi gavin sudah menantikan bel pulang sekolah, karena ingin melihat adegan drama satya dan dinda yang secara live di lapangan sekolah.

Dan yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba, bel pulang sekolah berbunyi. Langsung saja gavin menarik satya keluar kelas menuju ke lapangan basket.

"Gak usah narik-narik juga bro" kesal satya yang sejak tadi di tarik paksa sama gavin yang otak nya rada geser, apalagi kini mereka berdua jadi pusat perhatian anak-anak.

"Lo kalau nggak ditarik pasti kabur" jawab gavin yang tanpa bersalah.

Mereka tiba di tengah-tengah lapangan sekolah dan sudah ada beberapa anak cowok lainnya yang berbaris di tengah sambil membawa benner foto dinda beserta tulisan I Love You Dinda. Ntah ini ide dari siapa, satya nggak habis pikir tentang rencana gavin yang menurutnya terlalu alay.

"Cek cek 1 2 3,, dinda" panggil gavin dengan suara microfon yang sudah siap di tengah lapangan. "Satya mau ngomong sama lo". Lanjut gavin.

Di lain tempat, dinda masih fokus untuk mencatat tulisan yang ada di papan tulis. Jangan salahkan dia yang lama untuk menulis, salahkan alfira yang sejak tadi mengajak ngobrol saat pak bambang menerangkan.

"Cek cek 1 2 3,, dinda satya mau ngomong sama lo." suara gavin yang terlalu keras sampai terdengar di kelas dinda.

"Eh itu bukannya suara gavin ya?" Tanya alfira. yang sejak tadi masih fokus menulis sama seperti dinda.

Anak-anak kelas dinda sudah banyak yang pulang sejak bel bunyi tadi, hanya tinggal beberapa anak saja yang masih di kelas.

"Din, satya nembak lo tuh di bawah" seru maya, teman sekelas dinda yang sejak tadi masih di depan kelas

Dinda yang agak kaget mendengar penuturan dari maya, langsung melihat alfira yang berada di sebelah nya, seakan membutuhkan jawaban.

"Gue nggak tau din," jelas alfira. Menjawab pertanyaan dinda lewat tatapannya. "Udahh lo samperin aja sana kebawah"

"Gila lo, gue aja nggak terlalu kenal satya fir" tolak dinda, dengan masih kebingungan. Karena setahu dinda satya baru bertemu kemarin saat dihukum bareng dan mengasih es krim.

"Lah terus tuh anak lo apain kalau nggak lo kasih jawaban din" kini alfira juga ikut bingung mendengar perkataan dinda.

"Gue tolak aja kali ya?" tanya dinda, meminta saran dengan alfira
"Yaudah lo tolak aja din, lagian kalau lo trima ntar makan ati mulu sama kutub es" jawab alfira yang mulai melangkah keluar kelas sambil menggandeng dinda.

Darka yang berada di samping satya hanya diam melihat ulah gavin yang terlalu bersemangat. Di hatinya, darka nggak tega kalau dinda dibuat bahan taruhan kemarin. Sekarang dia hanya melihat seperti apa nanti ending dari drama konyol yang di buat oleh gavin.

"Dinda, cepet turun,, satya mau ngomong sama lo" seru gavin, saat melihat dinda dan alfira sudah keluar kelas.

"Nih lo ngomong sama dinda," ucap gavin, sambil menyerahkan microfon nya ke satya. Satya malas menerima microfon dari gavin.

"Dinda jadi pacar gue" ucap satya datar tanpa ekspresi.

Seketika suasana lapangan jadi heboh saat mendengar satya menembah dinda.

"Itu satya?"
"Anjir satya nembak dinda"
"Langsung gue trima nih kalau jadi dinda"
"Duh siap-siap dinda makan ati nih"

Beberapa ucapan anak anak cewek saat mendengar satya menembak dinda.

"Datar banget sih sat" ucap gavin. Sedangkan satya hanya melihat tajam gavin sambil menahan untuk tidak melayangkan tinju ke muka gavin sejak tadi.

"Lo ngomong apa sat" tanya dinda dengan muka datarnya. Saat tiba-tiba dinda sudah di tengah-tengah lapangan.

"Ayu Dinda Ardiansyah, gue Satya irawan mahardika. Hari ini meminta lo jadi pacar gue" ucap satya melihat name tag dinda.

Kehebohan terjadi setelah satya selesai bicara.
"Terima din!" Teriak beberapa orang yang menonton.

"Din, lo tinggal jawab yes or no" ucap gavin.

Dinda yang masih bingung untuk jawaban apa yang dipilihnya. Sangat mudah untuk dia mengatakan tidak, tapi lewat kejadian tadi malam, dia tahu cowok itu baik, meski ketus dan irit bicara. Dia menoleh ke sisi kiri melihat darka yang berada disana. Darka tahu kalau dinda sedang meminta saran. Tapi, cowok itu memilih mengedikkan bahu.

Tatapan dinda kembali pada satya. "Gue.. Ayu Dinda Ardiansyah, hari ini menerima Satya irawan Mahardika untuk jadi pacar gue."

Dinda menerima satya! Semua yang menonton bersorak histeris. Ada yang tidak terima dinda menerima satya, ada juga yang senang karena akhirnya ada couple baru di sekolah.

Tapi satya tidak merasakan apapun, karna baginya itu hanya sebatas taruhan. Dan taruhan inilah yang membuatnya ketiban sial. Keputusan dinda meleset dari perkiraannya.

Detik berikutnya semua anak-anak berhamburan pulang setelah menunda kepulangannya karena melihat adegan satya menembah dinda di tengah lapangan basket. Tapi, lain halnya dengan satya dan dinda. Mereka masih saling menatap.

Lama terdiam, satya akhiranya berjalan ke parkiran meninggalkan dinda yang masih berdiri di tempatnya.

Dinda masih bingung dengan kejadian ini tadi, tentang satya yang tiba-tiba menembak dinda, dinda yang menerima satya, dan satya yang tidak menawarinya untuk pulang bersama. Jangankan menawari pulang, memberi bunga saja tidak. Padahal kebanyakan kalau cowok menembak cewek pasti romantis dengan membawa bunga.

Ntahlah sepertinya dinda harus beristirahat yang cukup tentang kejadian hari ini.




Jangan lupa tinggalkan jejak :)
Ig 👉 Ayuus_26

Kisah Untuk DindaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang