Chapter 27

5.6K 430 46
                                    

Ini sedikit melenceng, kalau dalam drama. Ini merupakan schene penjelasan. Kalau ada yang bingung, silahkan QnA.



















"Saat itu, usiaku sepuluh tahun. Yang ku ingat hanyalah, aku terbangun di pelukan seorang wanita cantik yang menatapku teduh. Itu kali pertama aku merasakan getaran aneh dimana sosok itu bagai pelindung bagiku." Seokjin tersenyum lirih di sela ceritanya, ia mendekat ke arah jendela meninggalkan sofa empuknya.

"Kau tak ingat masa kecilmu seperti Jimin?"

Seokjin menggeleng sebagai jawaban, "Seperti yang kalian katakan." Ia menatap langit sore dengan dengan tenang.

"Aku tak perlu mengingat apapun yang sudah ku lupa jika itu hanya luka. Tapi, masalalu tetaplah masalalu. Aku menghargai setiap waktu yang telah ku terima."

Gelenyar anggukan terlintas dalam benak seluruh jiwa di sana. Mendengar seksama tiap kisah yang merupakan alur mundur dalam suatu cerita.

"Dulu aku selalu insecure pada diriku sendiri padahal aku masih sangat muda saat itu, tapi setelah bertemu bibi dan diasuh olehnya. Aku menjadi Seokjin yang penuh rasa percaya diri-"

"Lebih tepatnya overpede. Seokjin eonnie adalah mahluk terpede sealam semesta."

TAK-

"Aduh!! Sialan."

Lemparan pulpen tepat mengenai jidat Jimin yang duduk lesehan di karpet sembari mengunyah cemilan.

"Kau merusak suasana Jim, padahal aku sedang menghayati peranku sebagai cinderella yang menceritakan penderitaannya tinggal bersama ibu tiri bersama bawang merah."

"Pardon?" Sela Hoseok cepat merasa aneh dengan rangkaian kata mutiara milik Seokjin. "Bukankah cinderella dan bawang merah adalah cerita yang berbeda?"

"Sama-sama hidup bersama ibu tiri, tolong- toloooong sekali. Biarkan aku melanjutkan kisahku."

"Hoaaamm!!" Yoongi menggeliatkan tubuhnya di atas sofa hingga tanpa sengaja menendang kepala Jimin yang duduk lesehan di ujung kakinya.

"MIN YOONGI!!"

"Auw, maaf sayang. Aku kira itu bukan kepala."

"Sialan."

Namjoon dan Nara yang merupakan mahluk paling normal hanya menggeleng menyaksikan perkara ini. Mereka rasa kastil ini memang lebih mirip rumah sakit jiwa dari pada pada kastil pangeran.

Tak ada yang waras.

"Boleh aku lanjutkan bapak-bapak ibu-ibu?"












"Ini sedikit kotor-"

"Bukan sedikit! Ini banyak- OH GOD ITU MAHLUK APA?!" 

Jungkook hanya menatap datar kekasihnya yang tak berhenti berteriak sejak memasuki rumah mungil mereka dulu.

"Itu hanya kecowa!"

"Aku tak pernah melihat mahluk jelek itu." Katanya sembali meringsut mendekati Jungkook, Taehyung menatap tajam mahluk yang ia anggap jelek seolah siap bertarung jika kecowa itu macam-macam.

"Wajar oppa- kau tinggal di kastil sejak jadi bayi phoenix sampai sekarang."

Gadis manis itu melenggang memasuki kamar dan mulai membuka karpet tidur miliknya.

"Kau mau melanjutkan yang tadi pagi?"

Celetukan Taehyung membuat Jungkook menoleh bingung, melanjutkan apa maksudnya.

That Think and AllTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang