Chapter 23

4.5K 381 32
                                    




"Aku menantimu diambang keputusasaan, tapi sang surya memberiku sebuah pesan tersirat hari itu. Hari di mana kau menghilang bersama bayang hitam menyisahkan daffodil layu bersama kami, Apollo berjanji akan mengobati hatiku yang hampir mati karena kehilanganmu. Bahkan ketika aku jatuh bersama Namjoon karena mengira kau mati, Demether berkata jika kau akan baik-baik saja dan kembali jika sudah waktunya." Ujar Hoseok dengan pandangan penuh damba pada kekasihnya Nara.

"Taehyung tak pernah mengucapkan pesan secara gamblang karena baginya segala sesuatu harus di bayar dengan sebuah pengorbanan dan masa, sementara Jungkook selalu menerima pesan dari alam namun tak pernah menyadarinya karena darah Poseidon memang seharusnya begitu. Mengalir dengan sendirinya, beriringan dengan luka dan suka layaknya air. Bukankah Taehyung dan Jungkook adalah hal yang mewakili sebuah rasa dalam fase kehidupan?"

Nara mengangguk dengan senyum tulusnya, mengusap rahang Hoseok yang kini mengukungnya dalam diam. "Aku selalu percaya pada mereka, karena itulah aku menitipkan pesan tentang rencana peperangan Eris pada Jungkook. Karena anak itu terlalu polos untuk membicarakannya pada orang lain ataupun merubah pesan yang ku titipkan."

"Jungkook juga menyampaikan pesan jika kau mencintaiku Nara."

"Aku memang mencintaimu Zeusku." Mendengar itu, Hoseok langsung mencium bibir Nara dengan lembut. "Aku juga mencintaimu Persefone."

"Akh-" Hoseok tersenyum kecil melihat betapa terkejutnya Nara ketika sadar dirinya sudah telanjang di bawah kuasanya. "Bisakah?"

Jung Hoseok sang Dewa Zeus yang kini bertemu dengan matenya, tangan itu mulai bergerak asal meraba seluruh jengkal tubuh Nara. Membiarkan gadis itu terbuai menikmati tiap sentuhannya.

"Ahh... Zeus.."

"Aku akan mulai." Hoseok bukanlah pria yang senang menunda sesuatu, apapun itu. Termasuk sex yang kini dilakukannya dengan Nara. Maka dengan segala pengertian yang Nara berikan pada Hoseok, pemuda itu langsung menghentakkan kejantanannya dalam lubang kewanitaan Nara.

"AKH-mmmmhh... Zeus ahh-"

"Hoseok, panggil aku Hoseok. Aku bercinta denganmu bukan sebagai dewa tapi sebagai pria yang mencintai gadisnya aahh-" ia terus menggerakkan pinggulnya mengantam titik kenikmatan Nara, mencium leher jenjang dan dadanya nikmat.

"Akh... ahh... mm Ho....Seokhhh.. akuhhnnn.." tubuhnya melengkung semaki tinggi saat dirasa pelepasannya akan sampai, Hoseok semakin cepat menggerakkan pinggulnya dengan geraman yang saling bersautan mengisi kamarnya. "Hoseok-ahhmmhhh...."

"Bersama aahh NARA!!"

"Eumm...ahh HOSEOK!!"

Tanda lahir mereka kembali menyala saling memanggil, Hoseok dengan petirnya dan Nara dengan daunnya, tanda lahir sebagai pertanda jika keduanya adalah sepasang kekasih atau mate.

"Maaf menyakitimu, aku tidak bisa menahannya meski sadar ini adalah yang pertama bagimu." Ia mengusap peluh di pelipis Nara penuh telaten, berusaha membuat gadisnya tenang.

"Tak apa, seperti yang ku duga. Sex pertamaku denganmu berakhir cepat."

"Ohh~ jadi kau ingin lagi? Ayolah Nara sayang, kita harus menghormati Namjoon dulu." Tapi perkataannya begitu terbalik dengan perbuatan tangannya. Hoseok kembali dikelilingi kabut nafsu dan mulai menghentakkan pinggulnya lagi.

"Aku akan bermain lembut kali ini."

"Aahh.. hhh... Hossh...seokhhh....AKH-"











That Think and AllTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang