Adzkia terbangun karena mendengar suara adzan subuh dari masjid dekat rumahnya,lalu ia beranjak dari kasurnya lalu menuju kamar mandi untuk mengambil air wudhu lalu mengambil mukena serta sajadah untuk dipakai shalat.
Setelah shalat Adzkia mengambil Al-Qur'an.lalu membacanya.setelah itu ia membaca Al Qur'an untuk melanjutkan hafalannya,setelah itu ia merapikan alat shalatnya lalu melihat kearah jendela,matahari masih nampak setengah,kemudian ia bergegas pergi kebawah untuk membantu mamanya yang sedang memasak.
"Ma ada yang bisa kia Bantu?"Tanya Adzkia saat sampai di dapur."ohh ini Kia kamu bisa kan membalikkan ikan yang sedang mama masak,mama mau siapkan piring"kata Kirana."oke ma".kata Adzkia lalu mengambil alih ikan yang sedang digoreng.
Setelah sarapan,Adzkia naik untuk siap siap berangkat ke kantor.setelah bersiap Adzkia berjalan menuju ruang keluarga dan melihat adiknya sedang bersiap untuk kesekolah,"dek mau berangkat mau sama kakak?"tanya Adzkia kepada Adil."Ndak perlu kak,aku sudah janji sama temanku".tolak Adil.
"Baiklah kakak berangkat dulu ". Kata Adzkia lalu berjalan keluar rumah.
Dijalan saat menuju kantor,tiba tiba mobil yang dikendarai Adzkia tiba tiba berhenti "kok berhenti sih ,aduh bisa terlambat nih"batin adzkia lalu keluar dari mobilnya untuk melihat apa yang terjadi pada mobilnya."Aduh kok aku bisa lupa sih isi bensin"ujar Adzkia kesal saat tahu kalau mobilnya kehabisan bahan bakar.
Tanpa ia sadari ada mobil yag berhenti sebelahnya lalu pengemudi mobil itu turun lalu menghampiri Adzkia yang sedang bingung."Permisi".Kata pemuda itu .
Adzkia
"Permisi".mendengar itu,aku langsung membalikkan badanku dan melihat pemuda yang lumayan tinggi lengkap dengan jas kantor yang membuatnya menjadi berwibawa"Wah nih orang tampannya Masya Allah"batinku lalu tanpa kusadari pemuda tersebut melambai lambaikan tangannya didepan wajahku"halo anda baik baik saja"tanyanya,lalu kesadaranku kembali dan langsung beristighfar dalam hati.
"Ohh iya ada apa kenapa kamu berhenti dijalan seperti ini".Tanya pemuda itu,lalu aku menjelaskan kalau bensin dimobil ku habis,lalu dia mengangguk anggukkan kepalanya.
"Kalau mau kamu boleh numpang di mobil saya"tawar pemuda itu,lalu aku berfikir"kalau aku menolak ajakannya bisa bisa aku marahin,tapi kalau ikut nanti kenapa Napa".batin ku bingung,"Loh kamu kok bengong ayo".ajaknya lagi,
"Aku gak bakalan macam macam kok tenang saja"lanjutnya lalu dengan terpaksa aku ikut.
Adzkia end
Keheningan menemani sepanjang perjalanan Adzkia.Mau Adzkia sama pemuda itu tidak ada yang membuka suara.lalu Adzkia mendengar suara pemuda itu menyapanya."ngomong ngomong nama kamu siapa?Tanya pemuda itu Adzkia hanya melirik sebentar lalu kembali menatap lurus "Adzkia" katanya singkat.Adzkia memang tidak terlalu suka berbicara dengan laki laki apa lagi bukan muhrimnya, ia hanya bicara jika perlu."ohh Kalau saya Aditya".
Lalu keheningan kembali meliputi mereka berdua setelah beberapa lama Adzkia mengeluarkan suaranya."mas bangunan yang itu ya"kata Adzkia saat melihat kantor tempat ia bekerja bekerja.Lalu Aditya menghentikan mobilnya tepat di gerbang kantor itu, lalu tak perlu waktu yang lama Adzkia bergegas turun setelah sebelumnya mengucapkan terimah kasih, lalu berjalan memasuki pekarangan kantor tersebut.
"Hai kiaa,selamat pagi" kata sena saat melihat Adzkia akan melewati tempatnya sekarang duduk"pagi".jawab Adzkia lesu,sahabatnya yang melihat bertanya kenapa dia terlihat lesu, Adzkia hany menggelengkan kepalanya tanda dia tidak apa apa
"Ehh ngomong ngomong pak Karno sekarang datang ya?? Tanya Adzkia.
"Tidak tahu juga sih emang kenapa?" tanya Sena.Lalu Adzkia mulai bercerita tentang berkas berkas yang terpaksa dia kerja saat pak Karno sedang pergi "Sumpah deh Na pak karno itu sudah tahu ada berkas yang harus dikerja malah pergi terpaksa banget aku kerja semua apalagi kertasnya banyak banget".ujar Adzkia panjang lebar,
Sena yang mendengarnya hanya tertawa kecil " sabar aja itukan tugas kamu sebagai sekertarisnya".ujar Sena "mungkin dia akan datang katanya dia mau menyampaikan sesuatu yang sangat penting"lanjutnya.
"Dia mau menyampaikan apa coba?"kata Adzkia kesal dan Sena hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah Adzkia.
KAMU SEDANG MEMBACA
destiny Of Our Love Story
Dla nastolatków"aku memang tidak sesoleh sayyidina Abu bakar Ash-Shiddiq,yang mempercayai perkataan nabi disaat semua ingkar,aku tidak seperti Usman bin Affan yang dijuluki sebagai Al Faruq.Tapi aku adalah pemuda akhir zaman yang masih belajar untuk menjadi lebih...