VII.

35 4 0
                                    

Mentari telah terbenam ketika HeMin diantar sampai ke Puncak Qing Jing. Ia melambai dan balas berseru 'sampai besok!' kala HaLi dan JinNi melambai padanya. Tetua Bai mendesis pelan sebelum lenyap dalam sihir teleportasi, mengingatkan HeMin pada satu lagi agenda yang mengantri dalam daftar tunggu; bagaimana cara melakukan apparition dan disapparition di dunia ini.

Menenteng oleh-oleh ikan panggang, ia pulang ke asramanya.

Ruang makan sedikit sepi. HeMin menemukan beberapa teman seangkatan dan sekelompok senior tahun ketiga; salah satunya adalah Zi Wei yang ia kenal baik, dan senior merangkap Asisten Pengajar Ming Fan. Namun, ada tambahan mengejutkan kali itu di meja murid. Shen QingQiu dan Yue QingYuan duduk bersama untuk santap malam. Yang satu masam dan kaku seperti papan yang lain ceria dan luwes seperti willow, berdampingan seperti itu keduanya benar-benar tontonan yang menarik, HeMin mengawasi sepasang Tetua ini dengan senyum tersungging.

HeMin disambut hangat di meja makan, tepatnya oleh-olehnya yang dielu-elukan dengan antusias. Di Qing Jing, hanya ia sendiri yang berasal dari kota Lan Se, jadi hampir setiap lidah terkejut demi mencicipi bumbu pekat ikan panggang bungkus daun buatan HaLi. Walau demikian, semua makan dengan lahap. Hidangan itu memang sangat cocok disantap dengan nasi, apalagi dengan menu sayur ala Qing Jing yang serba halus dan hampir-hampir tak ada rasa. Meski muka merah padam kepedasan, Shen QingQiu tidak berhenti menyantap ikan itu dengan semua jenis sayur yang disajikan, di sebelahnya Yue QingYuan dengan malu-malu minta tambah nasi satu mangkuk pada Ming Fan.

"Ikan ini ditangkap di Qian Cao?" tanya sang Ketua Sekte.

"Iya, Zhangmen Shibo," jawab HeMin.

"Aiya, mengapa Mu Shidi begitu tega... sekian tahun ini tak terhitung susah dan senang kita arungi bersama, tak sekalipun ia menyebutkan ada harta karun seperti ini di puncaknya!" keluh Yue QingYuan. Suaranya merajuk, beberapa murid mengulum senyum mendengarnya.

Shen QingQiu mendecakkan lidah. "Justru karena ia tahu ini harta karun, mana mau ia membaginya cuma-cuma. Kalau Liu QingGe tahu soal ini, seisi danau di Qian Cao bakalan habis ia rampok!" Meneguk air hingga beberapa kali, ia kembali meraih sumpit dan merampas daging perut ikan yang tadinya diincar Yue QingYuan.

Yue QingYuan cemberut, namun wajahnya berubah cerah ketika Zi Wei meletakkan sesendok telur ikan ke mangkuknya. Sekarang, giliran Shen QingQiu yang cemberut.

Usai makan, mereka membubarkan diri. Murid-murid berpamitan pada Yue QingYuan dan Shen QingQiu, lalu mengusung peralatan makan ke dapur dan mengundi siapapun yang cukup sial untuk mencuci piring dan mangkuk. HeMin dengan lihai menghindar bersama Zi Wei dan menyelinap sambil cekikikan ke bangsal tidur murid. Ia sempat mengobrol dengan Zi Wei, dan membagi resep ikan panggang ala Lan Se ketika seniornya itu bertanya.

"Rumahku ada di dekat danau. Setiap hari Ayah selalu pergi ke sana untuk memancing ikan," cerita Zi Wei sepintas lalu. "Biasanya kami hanya mengukus dan menggoreng, meski terkadang ada jenis ikan yang cocok untuk diasapkan. Resep ini pasti akan membuat Ibuku semangat."

HeMin tertawa kecil. "Hati-hati, masakan ini bisa sangat pedas di lidah yang tak terbiasa. Shijie lihat sendiri bagaimana Shizun tadi." Keduanya tergelak mengenang Shen QingQiu, yang biasanya angkuh dan amat menjaga penampilan berpeluh dan terengah-engah kepedasan di meja makan.

"Justru karena itu!" Zi Wei mengedip jail. "Ayah dan kakakku paling tak tahan pedas!" HeMin kembali tertawa bersamanya.

Di Qing Jing, setiap murid mendapat kamarnya sendiri-sendiri. Meski terbilang kecil, HeMin merasa lega karena privasinya terjaga. Di Gryffindor dulu siswa tidur berbagi kamar, satu untuk berdua hingga satu dipakai berempat. Memang ramai dan asyik, tapi sangat mengganggu jika mood membaca intens menghinggapi HeMin.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 12, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PusparagamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang