.
.
.
.
.
"Hah...hahh...hoshh....." --
'Bagaimana ini bisa terjadi?? Aku tidak boleh berhenti! Pokoknya....harus lari! Aku harus menyelamatkan diri bersama anakku! Apa pun caranya, harus selamat! Aku tidak ingin untuk kedua kalinya. Ya, aku dan Inosuke harus selamat!'
***
Daerah hutan dengan pepohonan yang tinggi dan bercabang-cabang dengan suasana sore menjelang malam. Kicauan burung di sekitar hutan tersebut tentu menghias keheningannya. Langit-langit yang tak lama lagi gelap, seorang wanita memakai kimono hijau cerah dengan bayi laki-laki yang ada di dekapannya sedang berjalan melalui hutan tersebut dengan keringat yang masih bercucuran karena sehabis berlari.
Langkah demi langkah, tidak lama wanita itu berhenti sejenak. Ia lelah, karena berlari cukup lama. Ah tidak, wanita tersebut tidak ingin berhenti begitu saja. Ia ingin berjalan lebih lama lagi. Pergi mencari sebuah pendesaan. Ya, sesuatu tempat tinggal yang dapat ia tumpangi. Namun, apalah daya. Pendesaan masih jauh itulah menurutnya sekarang. Di saat seperti ini, ia benar-benar kelelahan. Serasa ingin duduk dan beristirahat sebentar.
'Aku harus kuat..jangan berhenti....Aku....tidak boleh berhenti......'
"Brukk....." (suara jatuh)
Ya, wanita tersebut terlalu memaksakan diri. Setidaknya ia beristirahat sebentar untuk memulihkan kelelahannya. Dengan keadaannya yang seperti ini, mau tidak mau ia terpaksa untuk duduk dan beristirahat tepat di pohon yang ada di sampingnya. Ia duduk, menyenderkan tubuhnya yang sangat lelah. Tidak lupa dengan bayinya yang ada di dekapannya, ia pun membukakan kain berupa sapu tangan miliknya yang menutup (melindungi) wajah bayinya. Kemudian ia menengok, apakah bayinya baik-baik saja. Ya, sepertinya begitu.
"Syukurlah, untuk hari ini dia tidak rewel. Padahal, setiap aku berlari membawanya, dia selalu menangis dan merasa terganggu. Tumben sekali. Hm~ Mimpi yang indah, sayang" --
Ia pun memberi kecupan hangat di kening putranya yang tertidur pulas. Benar-benar penuh dengan kasih sayang. Ia tak ingin melepas dekapannya sekali pun. Serasa ingin selalu membawanya kemana pun ia pergi.
Sejenak ia beristirahat, tanpa sadar wanitu itu menutup matanya. Mulai memasuki dunia mimpi. Ia tertidur begitu saja. Hari semakin gelap, gelap, dan gelap. Wanitu itu masih tertidur pulas.
.
.
.
"Hmm...." wanita tersebut mulai membuka matanya kembali setelah 10 menit berlalu. Pandangannya memburam, masih belum melihat dengan jelas. Ia menggosokan perlahan-lahan matanya. Setelah ia dapatkan penglihatan jelasnya kembali, ia tersadar. Ia terkejut melihat situasi di daerahnya yang sekarang. Yang sebelumnya akan gelap menjadi semakin gelap gulita, walau dapat terlihat sedikit karena cahaya rembulan yang menyinari sekelilingnya. Seharusnya wanita itu masih bisa melihat sedikit demi sedikit dalam kegelapan di hutan.
Wanita itu bergegas untuk bangun berdiri dan pergi secepatnya. Karena ia tahu situasi saat ini sangatlah berbahaya jika keluar rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
You're Mine || Douma x Kotoha
Fiksi Penggemar• Slow Up✓ "Asal kau tahu, adakah niatku untuk memakanmu? Adakah aku selama ini melukaimu atau hal-hal buruk dariku menimpamu? Dan kau tahu, aku memang memakan pemujaku. Bahkan setiap harinya selama kau ada di sini. Tapi kenapa aku tidak memakan dir...