Empatbelas

1.3K 111 36
                                    




Lesti dan Rara kini saling berpelukan, menyalurkan kesedihan mereka masing masing, setelah sebuah fakta yang baru mereka ketahui. Sebuah fakta yg sulit mereka pahami, tapi inilah takdir siapa yang sangka kalo selama ini seseorang yg mereka rindukan ternyata sudah berada di dekat mereka sendiri tanpa mereka sadari.

Rara : kak Les jadi kak selfi itu ( semakin mempererat pelukannya )
Lesti : iya sayang, udah kamu jangan nangis lagi ( melepas pelukannya ) sekarang kita cari selfi sekarang, kakk udah ngk sabar pengen ketemu sama selfi, kakk ngk mau lagi jauh dari adik adik akak ini ( mengusap pipi rara )

Rara : iya kak, rara juga ngk mau hal itu terulang lagi, tapi gimana caranya kita nemuin kak selfi kak
Lesti : bentar kakak tadi liat sesuatu deh kayaknya yg bisa bantu kita .

Lesti mencoba mencari sesuatu yang munkin bisa membantu mereka untuk menemukan keberadaan selfi, dan ternyata Lesti mnemukan sebuah buku dan disana terdapat no hp ridwan, dengan cepat Lesti menelpon ridwan baru beberapa detik sebuah suara sudah terdengar dari sana.

Lesti : halo
Ridwan : iya ada apa dan loh siapa
Lesti : dimana selfi ( ucapnya datar )

smentara itu ridwan merasa bingung dengan orang yang menelponnya, ridwan mencoba mengingat ingat siapa pemilik suara ini, dan alhasil ridwan akhirnya bisa menebak siapa wanita pemilik suara ini.

Ridwan : ada apa loh nanyain selfi, asal loh tau loh ngk usah ikut campur urusan gw sama adek gw sendiri dan satu lagi ngk usah ganggu selfi lagi, selfinya juga udah ngk butuh loh lagi karena sebentar lagi dia akan mendapatkan kebahagiaan dia yang terasa neraka itu ( tersenyum miris )

Lesti merasa sangat khwatr akan keadaan selfi, entah kenapa perkataan ridwan membuat hatinya merasakan ada hal buruk yang akan terjadi, tapi Lesti juga ngk tau apa itu, Lesti mencoba membuang jauh2 pikiran buruk itu.

Lesti : anda tidak perlu berkata omong kosong itu, karena saya sudah tau rahasia apa yang selama ini anda tutupi dari dunia ini, dan cepat katakan dimana selfi sekarang ( bentak Lesti )

Ridwan sedikit tertawa membuat Lesti semakin emosi.

Ridwan : baguslah kalo loh udah tau, anak pembunuh ( bentaknya ) dan sampai kapanpun gw ngk akan ngasih tau keberadaan selfi, biar kita lihat gimana rasanya hidup tapi tak bernafas dengan bebas

Tututut

Ridwan memutuskan sambungan telpon itu sepihak, lalu menatap selfi yang sudah menunggunya di depan pintu masuk dengan tajam, hatinya semakin terluka kala kembali mengingat kejadian beberapa tahun lalu, ridwan mengusap matanya yang sedikit mengeluarkan air mata.

Sementara itu Lesti Rara dan Randa kembali kemobil dengan terburu buru setelah sambungan telpon tadi terputus Lesti mencoba mengecek lokasi terakhir ridwan dan alhasil ia mendapatkannya namun bukannya merasa lega, mereka justru semakin khwatr kala mengetahui lokasi selfi saat ini.

Ridwan menarik tangan selfi kasar membuat selfi merasa kesakitan, hingga mereka sampai disebuah ruangan yang memang sudah ridwan siapkan, ridwan melepas genggamannya lalu menatap selfi dingin.

........ : Loh lama banget sih wan

Selfi tertegun kala mendengar suara yang tak asing di telinganya, selfi membalikkan badannya dan ternyata hal yang sudah ia pikirkan sejak tadi memang benar adanya.

Ridwan : sorry lam, jalanan macet
Alam : santai lah wan, yang penting sekarang loh udah nepatin janji loh buat gw ( tersenyum )
Selfi :  ma maksud kak alam a apa ( ucapnya gugup )
Ridwan : udah deh sel, loh ngk usah banyak tanya, sekarang loh masuk dan buat alam malam ini bahagia ( mendorong tubuh selfi )

Selfi terduduk di lantai karena terjatuh, dengan cepat ia berdiri dan berlri ke arah pintu namun sialnya pintu itu sudah terkunci, tubuh selfi semakin bergetar kala melihat alam yang mendekat ke arahnya.

Selfi : to tolong lepasin selfi kak ( ucapnya gemetar )

Bukannya menjawab ucapan selfi, alam justru semakin mendekat lalu ia memegang dagu selfi lembut, air mata selfi sudah tak tertahan lagi, tubuh yang gemetar, debaran jantung yang semakin bertambah.

Apakah ini akhir dari perjuangan selfi selama ini, tidak itu tidak munkin, dengan sekuat tenaga selfi mendorong tubuh alam hingga membuat alam tersungkur ke lantai, dengan cepat selfi menjauh dari alam dan langsung mengambil gunting yang berada di meja.

Selfi : jangan me mendekat atau atau selfi akan bu*uh kak alam ( menyodorkan gunting itu ke arah alam )
Alam : sayang ngk usah pake ngancem deh, mending sekarang kamu buang gunting itu, biar kita bisa seneng seneng ( mencoba mendekat )

Selfi : STOP (bentaknya ) selfi ngk main main yah kak alam, selfi ngk bakal rugi kalo harus ngebu*uh kak alam saat ini juga, jadi kak alam jangan macem2, sekarang kak alam mundur dari hadapan selfi ( ucpnya dan perlahan berjalan ke arah kamar mandi dan langsung masuk, tak lupa selfi mengunci pintu tersebut )

Selfi terduduk di lantai dengan tangan gemetar selfi mengambil ponselnya dan menghubungi seseorang, sudah beberapa kali namun nihil tidak ada jawaban sama sekali, selfi mencoba mnghubungi no yang lain.

Lesti Rara dan Randa sudah sampai di parkiran, baru saja mereka ingin keluar mobil namun hp rara tiba tiba berbunyi dengan cepat rara mengangkatnya.

Rara : ha
Selfi : ra to tolongin selfi, selfi takut ra selfi takut ( ucapnya sambil menangis )
Rara : kak ceppy yang tennag yah, rara udah ada di club kak selfi tempati, tapi rara ngk tau posisi kak selfi sekarang dimana
Selfi : ak aku ada di kamar club ini ra, to tolingin aku ra,

Dubrakkk

Selfi terdorong karena pintu itu sudah terbuka dan menampakkan alam yang sudah tersulut emosi, dengan cepat alam menarik tangan selfi paksa membuat selfi terseret di lantai .

Selfi : kak alam tolong lepasin selfi, selfi mohon, selfi selfi mohon kak alam ( isak tangis selfi )

Rara yang mendengar teriakan selfi dari ponselnya, semakin merasa panik, rara memutuskan panggilannya.

Rara : ayok kak, kk ceppy dalam bahaya, rara ngj mau kak ceppy sampai kenapa napa ( ucapnya dan langsung berlari masuk ke dalam club malam itu diikuti randa dan Lesti.

Alam melempar tubuh selfi di atas kasur, selfi mencoba menjauh namun lagi lagi alam kembali menariknya, hingga kini tubuh selfi sudah tak sanggup melawan lagi, selfi hanya bisa menangis dan menangis.
Alam mengusap wajah selfi lembut, Dengan senyum puas alam memandang wajah selfi yang sudah basah karena air mata.

Alam : Sel kamu jangan nangis donk, kita kan mau seneng seneng masa ada air mata sih ( tersenyum tipis )
Selfi : tolong lepasin selfi kak, selfi mohon ( suara parau )
Alam : sebenarnya kakk juga ngk pengen hal ini terjadi, tapi seandainya kamu ngk nolak kemauan kakk dulu, pasti sekarang air mata ini ngk bakal ada sel ( menatap selfi tajam )

Plakk

Selfi memegang pipinya yang baru saja alam tanpar, alam memegang dagu selfi kasar.

Gimana selfi sakit kan, itu lah rasanya  hati aku saat kamu tolak mentah mentah perasaan aku dulu tapi sekarang tidak lagi, karena dengan uang aku bisa mendapatkan apa yang aku mau. abang kamu yang mata duitan itu dengan mudahnya menukar kamu hanya untuk uang sel. ( Tersenyum kecut )

Selfi semakin mennagis mendengar semua ucapan alam, hatinya seakan tersayat oleh sebuah pisau yang sangat tajam, mengapa rasanya begitu sesak, hatinya ter luka tapi tak berdarah, namun juga tak bisa diobati.

Sudahlah buat apa aku buang2 waktu hanya untuk menceritakan hal tidak penting itu, sekarang tugas kamu hanya untuk membuat aku bahgia sel ( ucpnya lagi )









Bersambung......


Sahabat ( COMPLETED )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang