2. Malaikat Maut Berhati Manusia

385 61 5
                                    

( BGM )

.
-~oO0Oo~-
.

"Segala puji bagi-Mu, Tuhanku Yang Maha Agung. Hamba menghadap kepada-Mu saat ini, untuk bertanggungjawab atas semua kesalahan hamba."

Sosok cantik itu bersujud di hadapan Sang Maha Pencipta, menyesali perbuatan cerobohnya yang tidak dimiliki oleh Malaikat manapun.

"Wahai hamba-Ku, satu-satunya Malaikat Maut yang Aku utus sebagai pencabut nyawa para Manusia. Sesungguhnya engkau begitu mulia karena mengakui kesalahanmu ...."

Sosok cantik itu masih bersujud di hadapan-Nya. Para Petinggi Surga datang berkumpul di sekitar sosok cantik nan putih itu.

"Kau telah memiliki setitik Hawa Nafsu yang telah dimiliki oleh manusia. Perasaan 'Cinta' yang saat ini kau rasakan adalah sebagai bentuk Nafsu manusia ...."

Sosok cantik itu masih bersujud, ia sama sekali tidak mengenal apa itu perasan yang bernama 'Cinta'. Ia gemetar, sedikit menangis karena semuanya adalah benar adanya.

Malaikat seharusnya tidak memiliki Hawa Nafsu, mereka diciptakan hanya memiliki akal dan pikiran.

"Hamba mohon ampun pada-Mu, Ya Tuhanku Maha Pengampun." Sosok putih itu mulai menangis menyesal mendengar-Nya.

"Aku mengampunimu, wahai hamba-Ku yang mulia. Namun, kau tidak bisa lagi tinggal di tempat suci nan mulia ini."

Sosok cantik itu mengangkat kepalanya. Rasanya seperti dihujam oleh pedang-pedang setelah mendengar-Nya berkata seperti itu.

Namun, apa boleh buat?

Ia sudah tidak pantas. Ia tidak bisa menjaga sayap kebesarannya, apalagi yang lain?

"Kau harus dihukum menjadi Manusia selama hidupmu. Tapi Aku utus untukmu tetap menjalankan tugasmu saat ini, yaitu menjadi Malaikat Maut utusan Surga. Maka turunlah ke Bumi, lalu carilah Sang Bintang Timur, maka kau akan aman di sekitarnya wahai hamba-Ku."

Begitulah sabda-Nya, sosok cantik itu pun mau tidak mau harus melaksanakan perintah-Nya. Sang Maha Kuasa telah bersabda, ia pun bersujud sekali lagi di depanNya sambil terus meneteskan air mata.

"Mari, saya antar."

Sosok cantik itu bergerak pelan menuju gerbang Surga didampingi oleh para malaikat. Ini pertama kalinya ia pergi melewati gerbang itu, ia tidak menyangka bahwa ia benar-benar akan pergi.

Pintu langit ke-tujuh telah dilewatinya.

Pintu ke-enam, ia memandangi para malaikat lain yang menatap ke arahnya.

Pintu ke-lima, sosok cantik itu tidak bisa menahannya. Ia menunduk dalam, merasakan malu dan sedih yang sangat luar biasa.

Pintu ke-empat.

Pintu ke-tiga.

Pintu ke-dua.

Pintu pertama, ia menunduk dalam kesedihan. Ia telah pergi dari tempat tinggalnya, tempat terindah di alam semesta.

"Choi Yuna," katanya. "Itu lah namamu sekarang. Pergilah, temui Sang Putra Fajar."

Gabriel, Sang Ketua dari para Petinggi Surga itu telah berkata demikian.

"B-bagaimana ... aku bisa mencarinya, Tuan?" Sosok cantik itu menunduk, tidak tahu akan pergi ke mana lagi.

"Ikutilah kata hatimu. Kau akan tiba di sekitarnya saat kau lelah mencari," ucap Gabriel menatap sosok cantik yang saat ini berada di depannya.

"Dengan senang hati, Tuan. Terima kasih atas semuanya," ucapnya membungkuk hormat.

Sosok cantik itu─perempuan yang sekarang memiliki nama Choi Yuna─telah kehilangan kesempurnaannya sebagai Malaikat.

THE WINGS (JK X YUJU Ver.)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang