1

2 2 0
                                    

Disebuah teras rumah

“Hai dy” sapa aira dengan suara parau khas orang baru nangis.
“ngapain kamu kesini! Aku kan sudah bilang kalo aku tidak mencintaimu” ucap sandy
Aira tersenyum menanggapi ucapan sandy, ia sudah terbiasa seperti itu. Tapi, perasaan itu tak bias dipaksa atau pun dipinta kan? Aira pun tak pernah meminta untuk bias jatuh cinta dan patah hati berkali-kali. Ia hanya bias menikmati rasa yang ada padanya sampai rasa itu hilang dengan sendirinya.
“maaf sudah mengganggumu, aku hanya ingin memeberikan ini padamu. Tolong diterima dan dijaga dengan baik ya! Aku janji habis I I, aku gak akan ganggu kamu lagi. Sekali lagi aku minta maaf, selamat tinggal dy”ucap aira dengan terpatah-patah
Setelah memberikan buku dairy nya , aira segera pergi dari hadapan sandy. Ia tak ingin menumpahkan air matanya dihadapan cowok itu, ia tak ingin sandy tau betapa rapuhnya ia saat ini, meski tanpa aira sadari sandy sempat melihat hal ity walau hanya sebentar. Aira terus berjalan meninggalkan rumah sandy saat tiba-tiba ada yang menyapanya
“mbak ai”sapa orang tersebut yang ternyata adalah firsya sepupu sandy
“hai fir, ada apa?” tanya aira sambil menghapus air matanya dan menyuguhkan senyum terbaiknya
“mbak ai mau kemana? Habis dari mana?mbak ai apa kabar? Kenapa jarang banget ngubungin firsya. Firsya kan jadi kangen”tanya firsya memberondong
Aira tersenyum mendengar pertanyaan firsya, dia memang akrab dengan sepupu sandy yang satu ini. Setiap ada kesempatan bermain kerumah sandy, itupun karna diajak teman-temannya, ia selalu bermain bersama firsya. Terkadang firsya juga bertanya tentang pelajaran yang dia belum dimengertinya.
“kalua nanya satu-satu fir, mbak kan jadi bingug mau jawab yang mana. Kabar mbak baik, mbak habis dari rumah kakakmu dan sekarang mau pulang. Maaf kalua akhir-akhir ini mbak jarang hubungin kamu, soalnya mbak lagi nyiapin berkas-berkas buat pertukaran pelajar ke turki”ucap aira menjelaskan
“jadi mbak mau ke turki? Trus gimana sama aku? Sama perasaan mbak ke kak sandy”
“ini kesempatan mbak untuk menggapai cita-cita mbak fir. Meskipun berat, tapi saying jika mbak melewatkan kesempatan ini. Mbak janji akan sering ngasih kabar sama kamu kalua mbak ak sibuk. Kamu juga bias kabari mbak lewat e-mail. Mengerti?” ucap aira
Firsya hanya mengangukkan kepalanya tanda mengerti
“mbak ai, berapa lama di turki nya?” tanya firsya
“kira-kira dua tahun, karna abang mbak juga memiliki pekerjaan disana. Maaf fir mbak gak bias lama-lama. Mbak harus berangkat 3 jam lagi. Mbak kesini Cuma mau pamit gak lebih”ucap aira
“ya sudah mbak, hati-hati ya, jangan lupain firsya”
Aira hanya mengangguk untuk menimpali perkataan firsya, ia terus berjalan sambal melambaikan tangan sebagai tanda perpisahan. Hingga bayangan aira sudah tak terlihat lagi, menghilang di balik bangunan rumah para penduduk.

dear awankuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang