Lembar 10

329 62 1
                                    

Setelah selesai makan malam bersama Namjoon dan ibunya, Sejeong memutuskan untuk menghampiri Namjoon di kamar. Namun setelah memasuki kamar pria itu, tak ada siapapun di sana. Sejeong kembali keluar dan terlihat bingung hingga teguran sang ibu berhasil menarik perhatiannya.

"Kau mencari sesuatu?"

"Ibu tahu di Namjoon Oppa?"

"Ibu lihat dia pergi ke ruang kerjanya."

"Kalau begitu, aku akan ke sana."

Sejeong segera meninggalkan ibunya dan bergegas menuju ruang kerja Namjoon di lantai bawah yang bersebelahan dengan ruang kerja Soohyun. Setelah sampai di depan pintu, Sejeong mengetuk pintu di hadapannya sebelum membuka pintu secara perlahan.

Seulas senyum melebar ketika ia menemukan Namjoon yang berdiri di dekat jendela tengah memandang ke arahnya. Gadis itu lantas masuk dan menutup pintu sebelum menghampiri kakak tirinya itu.

"Ada perlu apa?"

Sejeong tampak ragu. "Ada ... yang ingin kutanyakan pada Oppa."

"Apa?"

Sejeong menggerak-geraknya kakinya dan membuat sebelah alis Namjoon terangkat.

"Apa yang ingin kau tanyakan?"

"Apa Oppa sedang sibuk? Jika Oppa sedang sibuk, aku akan bicara lain kali saja."

Namjoon menggeleng. "Tidak, katakan saja."

"Sebenarnya ... aku sangat penasaran."

"Tentang?"

"Tato di punggung Oppa ... siapakah yang membuatnya?"

Sebelah alis Namjoon kembali terangkat. Merasa heran dengan pertanyaan Sejeong. "Kenapa kau tiba-tiba menanyakan hal itu?"

"Tidak apa-apa ... aku hanya penasaran saja."

Netra Namjoon memicing. "Jangan bilang kau juga ingin membuatnya."

Sejeong menggeleng dengan panik. "Tidak ... bukan begitu ..."

"Lalu?" Namjoon berjalan ke meja kerjanya dan duduk di kursi yang biasa ia duduki.

Sejeong pun menyusul dan duduk berhadapan dengan Namjoon.

"Kenapa kau ingin tahu?"

"Karena aku penasaran. Kenapa ayah membuat tato di punggung kalian, sedangkan aku tidak?"

"Jawaban dari pertanyaanmu sangat sederhana. Karena kau anak perempuan."

"Tapi tetap saja aku penasaran dengan siapa yang membuat tato itu."

"Kau yakin hanya penasaran?"

Sejeong mengangguk.

"Awas saja jika kau berani membuatnya."

"Tidak ... aku berani bersumpah, aku tidak akan membuat hal-hal semacam itu ... aku hanya penasaran dengan orang yang membuat tato sebagus itu."

"Jika tidak salah namanya Lee Byunghun."

"Siapa dia?"

"Dia seorang seniman dari Ilsan."

"Seniman tato?"

"Tidak juga. Aku dengar dulu dia membuka galeri di Ilsan yang memajang semua lukisan hasil karyanya. Tapi aku dengar galeri itu sudah di tutup beberapa tahun yang lalu."

GOODBYE MR.KIMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang