Lembar 11

296 53 4
                                    

    Sejeong terlihat berada di dapur dengan salah satu pelayan di sana setelah selesai sarapan. Mengakhiri pembicaraan yang hanya terucap sebagai bisikan, Sejeong memasukkan sebuah kotak makan ke dalam tasnya dan menepuk pelan lengan wanita paruh baya itu.

    "Terima kasih Bibi."

    Gadis itu lantas kembali ke ruang makan dimana tak lagi terlihat anggota keluarganya, melainkan beberapa pelayan yang tengah membereskan meja makan.

    Menginjakkan kakinya di ruang tamu, pandangan Sejeong menangkap kegelisahan di wajah sang ibu yang berdiri di tengah ruangan dengan ponsel yang didekatkan ke telinga.

    Gadis itu menghampiri sang ibu dan menegur, "kenapa Ibu terlihat cemas?"

    Boyoung menurunkan ponselnya dan memandang putri bungsunya. "Sejak kemarin pamanmu tidak terlihat."

    "Paman Insung?"

    Boyoung mengangguk. "Ibu sudah berkali-kali menghubunginya, tapi dia tidak menjawabnya."

    "Mungkin paman sedang sibuk."

    "Kakakmu baru saja pergi. Apa ibu hubungi saja dia untuk kembali dan mengantarmu?"

    "Tidak perlu ... aku bisa naik Bus."

    "Kau yakin tidak masalah?"

    "Tentu saja tidak masalah. Ya sudah, aku berangkat dulu."

    "Hati-hati di jalan."

    Sejeong mengangguk dan bergegas meninggalkan rumahnya dengan seulas senyum yang mengembang di kedua sudut bibirnya. Merasa sedikit merasakan kebebasan karena ia yang akan pergi ke Kampus menggunakan transportasi umum. Karena percaya atau tidak, di rumah sebesar itu tidak di pekerjakan seorang supir. Hanya ada beberapa petugas keamanan yang bisa merambah menjadi supir jika di butuhkan. Namun untuk Boyoung dan putrinya, hanya Insung lah yang di tugaskan untuk menjaga keduanya.

    Menyusuri halaman rumah yang cukup luas. Pandangan Sejeong menangkap sebuah mobil yang datang mendekat dari pintu masuk, namun ia tak terlalu peduli akan hal itu. Keduanya berpapasan, namun Myungsoo yang berada di dalam mobil segera memundurkan mobilnya dan mensejajarkan dengan langkah Sejeong.

    Sejeong yang menyadari hal itupun segera menoleh dan menghentikan langkahnya. Begitupun dengan Myungsoo yang langsung menghentikan mobilnya dan membuka kaca jendela mobilnya.

    Netra Sejeong melebar kala ia mendapati wajah rupawan yang sangat familiar dalam ingatannya.

    "Bukankah kau Kim Sejeong?" sapa Myungsoo dengan seulas senyum ramah.

    Sejeong segera mundur satu langkah dan membungkukkan badannya untuk memberi salam. "Apa kabar? Lama tidak melihat Oppa."

    Myungsoo yang diperlakukan secara formal pun tertawa pelan untuk beberapa waktu, tak terlalu peduli dengan wajah Sejeong yang tampak kaku.

    "Kenapa sekaku itu pada kakakmu? Kau ingin pergi ke mana?"

    "Aku ingin pergi ke Kampus."

    "Tidak ada yang mengantarmu?" Myungsoo sekilas memandang ke sekeliling dengan heran.

    "Paman Insung tidak ada, jadi aku pergi sendiri hari ini."

    "Ada orang lain di rumah, kenapa tidak meminta mereka?"

    "Aku tidak ingin merepotkan mereka, aku juga sudah sering naik Bus."

    "Apa perlu kuantar?"

    "Ah ... tidak perlu, aku bisa pergi sendiri. Lagi pula, Oppa juga baru datang."

    Myungsoo mengulum senyumnya dan berucap, "kau sudah mempunyai pacar?"

GOODBYE MR.KIMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang