Part 1

162 13 0
                                    

AUTHOR POV

"Waktunya pulang anak - anak! Silahkan bersiap" Ujar wanita tersebut. Dia ikut membantu anak-anak yang telah ditunggu ayah atau ibunya didepan.

"Min young-ssaem, bye bye." Salam anak laki - laki itu. Dengan senyum manis wanita tersebut melambaikan tangannya. Setelah para orang tua menjemput anak - anak mereka di tempat penitipan anak tersebut. Para pegawai pun juga bersiap untuk pulang setelah membereskan semuanya.

"Min young-ssi, wonjang-nim memintamu datang ke ruangannya sebelum kau pulang." Kata wanita yang berusia sekitar 40-an.
"Ne..." Wanita yang di panggil Min young tersebut bergegas ke tempat wonjang-nim.

Dia mengetuk pintu ruangan tersebut dan dipersilahkan masuk.
"Wonjang-min ..." Sapa Min young dengan sopan.
"Ne.. silahkan duduk." Min young pun duduk. Wanita berusia sekitar 50-an yang didepan Min young adalah pimpinan di Penitipan anak tempat Min young bekerja. Dia begitu baik terhadap seluruh pegawai di tempat tersebut. Min Young sangat menghormatinya.

"Min young-ah, ini gaji mu bulan ini" Ucap nya dengan menyodorkan amplop yang didalamnya berisi sejumlah uang. Min young sedikit terdiam sebelum ia menerima uang tersebut karena ini bukan tanggal untuk menerima gaji untuk bulan ini. Bisanya Min young mendapatkan gajinya di pertengahan bulan.

"Kau pasti binggung," Min young hanya mengangguk kecil.
"Kau harus membayar perawatan Ibumu di rumah sakit bukan?" Min young tertegun mendengar ucapan Wonjang-nim.
"Kamsahamida?" Ucap Min young.
Wonjang-nim hanya tersenyum dan menyuruh Min young segera ke rumah sakit tempat Ibunya dirawat.

Setelah itu, Min young berpamitan kepada pegawai yang masih disana. Sebelum ke rumah sakit, dia pergi ke supermarket terdekat untuk membeli makanan. Karena hari ini hari Jum'at dia bisa pulang agak cepat. Min young sampai pada supermarket, Dia mulai mengambil makanan dan cemilan untuk dia makan di rumah sakit. Rencananya dia akan menginap di rumah sakit hari ini dan menemani Ibunya. Setelah dirasa cukup, Min young pun membayar ke kasir.

Melihat tempat duduk depan supermarket kosong Min young duduk ditempat tersebut sambil meminum cola yang dia beli tadi.
"Segar nya...." guman Min young setelah meminum cola tersebut. Kedua mata Min young melihat-lihat sekitar. Tak banyak orang yang berlalu lalang saat itu.

Tiba - tiba Min young mendengar suara tangisan seorang anak tak jauh dari tempatnya. Dia pun menghampiri asal suara tersebut. Anak tersebut menangis dan beberapa kali menghapus air matanya. Min young berjongkok dan mensejajarkan tinggi nya dengan anak tersebut.
"Kenapa kau menangis?" Tanya Min young lembut. Anak tersebut tidak menjawab dan masih menangis. Min Young mengelus lembut kepala anak tersebut dan membuatnya menatap ke arah Min young. Min young tersenyum manis pada anak tersebut.
"Anak tampan, siapa nama mu?" Tanya Min young lagi.
"Eo....Eoommaaaaaa......." Min young terkejut saat anak laki-laki tersebut menghambur ke pelukannya dan memangilnya Eomma. Anak laki-laki tersebut kembali menangis dalam pelukan Min young. Walau masih binggung, Min Young masih memeluk anak tersebut.
"Uljima ...." bisik Min Young padanya. "Apa kau tersesat?" Anak tersebut sama sekali tak menghiraukan pertanyaan Min young. Dia masih memeluk Min young.

Min young menggendong pun anak tersebut dan kembali duduk di tempatnya tadi. Anak laki -laki itu sudah tidak menangis lagi. Dia duduk di pangkuan Min young dengan nyaman. Min young menatap anak tersebut dan anak tersebut memberikan senyuman yang sangat manis. Min young berdecak kagum melihat senyum manis itu.
" Woah .... Pasti ayah dan ibunya sangat rupawan sehingga hasilnya seperti ini." Batin Min young.
"Eomma....." panggil anak tersebut. Min young menoleh ke kanan kiri dan belakang, dia mengira anak laki - laki ini melihat ibunya tapi tidak. Anak itu masih menatap Min young dengan senyumnya.

Min young lalu menawarkan beberapa cemilan pada anak itu.
"Anak tampan, kau mau kan biskuit ini? Anak laki - laki tersebut menerima biskuit pemberian Min young dan memakannya. Min young membuka botol air mineral yang dia beli tadi untuk di minum anak tersebut. Anak itu masih asik dengan makananya.
"Ireum mwoya?" Tanya Min young kedua kalianya.
"Lee Hae Joon." Jawab pelan anak tersebut.

"Hae joon-ah......." Panggil seseorang laki - laki di sebrang jalan tersebut. Min Young melihat laki - laki tersebut menghampiri mereka. Penampilan laki - laki tersebut membuat Min young sedikit curiga. Laki - laki itu memakai topi, masker dan kacamata hitam seolah-olah dia tidak ingin orang-orang mengetahuinya.

"Nuguseyo?" Tanya Min young sambil berdiri menggendong Hae joon. Min young sedikit menjauh dari laki-laki tersebut.
"Aku ayah dari anak yang kau gendong itu." Jawab laki-laki itu.

Min young melihat laki - laki depannya dari atas sampai bawah dan Min young masih belum percaya dengan laki - laki tersebut.
"Hae joon-ah, apa dia ayah mu?" Tanya Min young pada Hae joon.
"Lee Min Ho appa..." Tunjuk Hae joon pada laki - laki yang masih berdiri depan mereka berdua. Lee Hae Joon seakan tak asing dengan penampilan laki-laki tersebut.
"Geu saram, Hae Joonie appa?" Kesekian kalinya Min young bertanya dan menyakinkan anak laki-laki yang bersamanya. Lee Hae joon mengangguk.

"Geumanhae, berikan Hae joon padaku sebelum banyak orang datang kemari?" Ucap laki-laki itu mencoba mengambil Hae joon dari Min young.
"Apa maksudmu? Apa jangan-jangan kau penculik hu?" Tuduh Min young dan menjauhkan Hae joon dari laki-laki tersebut. Laki - laki tersebut terlihat kesal dan membuka kacamatanya. Min young menatap nya sebentar dan bergegas pergi membawa Hae joon tanpa memperdulikan laki - laki tersebut.

"Yaaa- Kau mau kemana?" laki-laki itu dengan sigap merai lengan Min young dan membuat langkah Min young terhenti. Min Young menatap sinis laki - laki itu.
"Apa yang sedang kau lakukan?" Ketus Min young dan menyingkirkan tangan laki-laki itu dari lengannya.
"Agashi, bisakah kau memberikan anak itu sekarang?"
"Sebaiknya kita ke kantor polisi dan menyelesaikan masalah ini. Kau tahu, siapa yang akan percaya padamu jika kau ayahnya. Berikan bukti jika kau memang ayahnya maka kita tidak perlu ke kantor polisi."

Lee Hae joon masih memperhatikan perdebatan kedua orang tersebut.
"Kau membuang-buang waktu ku."

"Creeekkk ....Creekkk....Creeeekkk....."

Laki-laki itu mendengar suara jepretan kamera dan benar saja ada paparazi.
"Sial ......" umpat laki-laki itu dan memakai kembali kacamata hitamnya. Min young hanya melihat gelagat aneh laki-laki didepannya.
"Kau kenapa?" Tanya min young binggung. Laki-laki itu langsung melepas jaket yang dia pakai. Dengan cepat dia menutupi Min young dan Hae joon.
"Diam dan jangan banyak bertanya...! Aku melakukan ini demi melindungi privasi mu dan anak ku. Jadi sebaiknya kau ikut denganku. Aku bukan orang jahat hanya - " Laki - laki itu menghentikan ucapannya dan menatap sejenak Min young. Dia membawa Min young dan Hae joon pergi dari tempat itu dengan cepat. Entah kenapa Min young menurut pada Laki - laki itu. Seakan Min young percaya pada ucapannya.

"Sepertinya kau memang tidak mengenalku. Akan aku jelaskan nanti." Min young menghentikan langkahnya saat akan masuk kedalam mobil hitam miliki laki - laki itu. Min young seakan menuntut penjelasan itu sekarang.
"Aku serius, masuklah..." Laki - laki itu mendorong Min young masuk dan dia juga segara masuk ke dalam mobil miliknya. Tiba-tiba seseorang mengetuk kaca mobilnya.

"Lee Min Ho-ssi... siapa wanita disamping anda itu.?" Tanpa diperdulikannya laki - laki yang bernama Lee Min Ho itu segera melajukan mobilnya meninggalkan tempat itu.
.
.
.

AFTER READING, PLEASE
LIKE 👍🏻👍🏻👍🏻
VOTE⭐⭐⭐
THANK YOU READERS🙇🏻‍♀️🙇🏻‍♀️🙇🏻‍♀️
SARANGHAE ❤❤❤

Hae Joon's Eomma is .....???Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang