1 - ALGASTRA

1.3K 367 75
                                    

22/02/21

pertama, awal dari cerita ini dimulai ——— 🤍

Semua kini tengah bersiap untuk merayakan hari jadi ke sekolah yang ke entahlah Laki laki itu tak pernah menghitung sudah berapa tahun berdirinya sekolah ini, yang ia tau pasti kini ada orang di belakangnya tengah menatap dirinya. Bukan ada sifat terlalu pede di diri Algastra tetapi kenyataan.

Gadis dengan rambut hitam legam yang ia cepol serta baju seragam yang tak pernah ia masukan membuat tatapan malas dari guru tiap hari ia dapatkan serta bisik-bisik tentang 'dia' yang sangat menganggu Alysha.

Alysha masih tetap mengamati mata Algastra mengarah pada teman-teman akrabnya Gio dan Gevan kembaran yang sedang memasang spanduk, serta ada Radja yang sedang menikmati snack yang diberikan tadi. Sedangkan Shaka tak usah ditanya lagi sedang apa dia pasti dengan ponsel ditangannya si maniak game.

Gastra berdecak melihat Shaka yang masih dengan ponselnya untuk bermain game.

"Shak, lo mau main game sampe kapan" itu bukan pertanyaan tetapi sindiran yang langsung membuat sang empu menaruh ponselnya lalu ikut membantu memasang spanduk.

Sebenarnya ada satu pertanyaan yang ada dibenak Alysha 'kapan Shaka belajar?' walaupun ia maniak game tetapi entah ia selalu mendapat posisi 3 besar di sekolah dan catat tak pernah lengser.

Segera Alysha mengambil foto saat Gastra ikut bergabung dengan Radja yang sedang makan. Gastra sadar akan itu tapi ia sangat malas untuk berurusan dengan Gadis itu.

Setelah mendapat hal yang ia inginkan akhirnya ia ikut bergabung dengan Radja dan Gastra.

"Permisi calon menantu mau duduk" ucapnya yang langsung membuat Radja berdecak lalu berdiri ikut membantu yang lain.

"Dih anti banget dah lo sama gue ja" ucap Alysha yang sudah duduk dibangku dengan menatap kesal punggung Radja lalu beralih menatap Gastra dengan menumpu tangannya dipaha.

"Hai ganteng" sapa Alysha tapi tidak ada jawaban keluar dari mulut Gastra.

"Cuek banget sih tapi kok gue suka?" sudah berapa kali entah tak terhitung Alysha sudah menunjukan rasa sukanya terang-terangan tapi tetap di abaikan Gastra tapi itu tak membuat Alysha menyerah malah semakin gempar.

"Berasa ngomong sama tembok deh" Alysha menghela nafas kesal lalu mengeluarkan ponselnya dan membuka aplikasi line segera ia menunjukannya pada Gastra.

"Chat aku juga ga kamu—" ucapan Alysha langsung terpotong saat Gastra melempar jauh ponsel Alysha lalu menatapnya dengan tajam.

"lo mau gue lempar juga?" tanya Gastra yang sudah geram membuat Alysha berdiri.

"coba aja!" tantang Alysha kapan lagi bukan ia akan dilempar oleh Gastra?

Gastra mengangkat kaki nya lalu mendorong punggung Alysha dengan kuat yang membuat Alysha jatuh di bebatuan yang langsung kedua lutut dan sikunya mengeluarkan darah.

Gastra langsung meninggalkan Alysha dengan santai tanpa mengeluarkan kata maaf. Masa bodoh ia akan di cap sebagai pembunuh, gadis itu dahulu yang sudah membunuh.

Alysha melihat sikunya meneteskan darah ke rok seragam yang langsung ditadah Alysha dengan tangannya lalu melihat Gastra menuju ke arah teman-temannya.

———🤍———

+6288872xxxxxx
kamu kapan mati | 14.03

Notifikasi itu terus terusan muncul disaat tepat pukul jam 14.03 entahlah siapa pemilik nomor itu tetapi dulu saat Alysha mencari pemilik nomor itu katanya itu nomor sekali pakai, ia sungguh tak memusingkan itu hanya saja saat itu iseng mencari.

Keadaan di lapangan sudah terlihat basah sebagian yang berarti menandakan hujan akan segera turun. Suasana mendung serta tidak ada guru dikelas membuat Alysha ingin masuk ke alam mimpi.

'BRAKK'

Suara itu membuat Alysha yang sudah di ambang masuk ke dalam mimpi tidak jadi melanjutkannya kegiatannya.

"ARSEL! BIKIN KAGET!" ucap salah satu siswi yang membuat Alysha menyerngitkan dahinya 'caperrr' satu kata yang muncul di benak Alysha.

"Gastra berantem sama Rendra!" 4 kata yang disebutkan Arsel mampu membuat Alysha langsung melebarkan matanya segera ia bangkit dari duduknya.

———🤍———

"ALGASTRA" teriakan itu berasal dari Pak Hendra yang membuat semua orang di sana langsung kembali ke kelas. Siapa yang tidak tau Pak Hendra? guru paling galak seantero sekolah ga ada yang nandingin pokoknya! kalo kata Gio Pak Hendra itu cocok jadi pemain indosiar. kurang ajar kan Gio?

"Berantem saja kerjaan kamu! mau jadi apa nanti?!" ucap Pak Hendra lalu menggeplak kepala Gastra dan Rendra menggunakan penggaris secara bergantian.

"Saya ingin kali ini benar-benar orang tua kamu yang datang Gastra!" tambah Pak Hendra pasalnya memang Gastra selalu membayar seseorang untuk menjadi walinya ketika dipanggil. 'Sialan Pak Hendra selama ini tau?'

"Kamu juga Rendra! Ada apa yang bikin kalian berantem terus terusan?! Apa kalian tidak lelah?!" yang hanya dibalas muka datar dari Rendra.

"KALIAN PUNYA MULUT TIDAK?!" emosinya kini benar benar tersulut sebab tidak ada yang menanggapi ucapannya.

"SAYA INI SUDAH CAPEK NGURUSIN KALIAN GABISA BERUBAH! HUKUMAN GA ADA YANG PERNAH MANJUR" resah Pak Hendra dengan penggaris dihentakkan ke lapangan.

"APA ORANG TUA KALIAN TIDAK MENGAJARKAN KALIAN?!" ucapan Pak Hendra kini benar benar menyulut emosi Gastra.

"SAYA BISA TOLERAN YA PAK BAPAK MAKI SAYA TAPI BAPAK TIDAK BERHAK MEMBAWA NAMA BAIK ORANG TUA SAYA!" balas Gastra lalu keluar dari lapangan basket yang di ikuti Alysha di belakangnya.

Alysha tidak memanggil ia diam lalu mencoba menyamakan langkah kaki Gastra ke kantin. Ia menunduk lalu memainkan jarinya jujur saja Alysha bingung ingin berkata apa takutnya ia akan menjadi sasaran kemarahan Gastra.

"Lo bisa pergi ga? mau gue bikin hilang tangan lo?" pertanyaan itu langsung meluncur dari mulut Gastra.

"Aku cuma diem Gastra" balas Alysha.

"Lo hidup aja udah ganggu gue" kalimat yang terus terusan menandakan ketidaksukaannya pada gadis itu tapi tak pernah membuat Alysha menyerah malah semakin gencar. Ia sadar akan tindakannya yang sungguh menganggu hidup Algastra, tapi salahkan hatinya yang terus-terusan menginginkan Gastra.

"Tadi kenapa berantem sama Rendra?" tanya Alysha mengganti topik pembicaraan.

"Apa urusan lo" balas Gastra dingin menandakan ia benar-benar risih akan keberadaan Alysha.

"Ini roti sama susu aku denger kamu belom makan siang" ucap Alysha dengan mengulurkan sebuah kresek berisi roti coklat dan susu tanpa rasa. Sama seperti Algastra padanya tak ada rasa.

Tangan Algastra menerima pemberian dari gadis itu. Membuat Alysha sudah akan melebarkan senyumnya, belum sampai 3 detik Alysha melebarkan senyumnya Gastra sudah melemparnya ke tempat sampah dengan santai lalu meninggalkan Alysha yang berdiri disana menatap tong sampah.
'sakit tapi ga berdarah'

Alysha segera menormalkan sikapnya lalu segera melihat ke belakang, teman-teman Gastra.

"Gio!" panggil Alysha yang membuat sang empu menoleh lalu menatap datar setelah mengetahui siapa yang memanggilnya menandakan ia tak suka.

"Ah muka lo bikin gue males mau minta tolong" Alysha menyadarinya ia tau mengapa Gio dan Radja tidak suka padanya.

"Shaka, minta tolong boleh yaa?" pertanyaan itu membuat Shaka melepas earphonenya.

"lo siapa?" Demi alek kaga ngape-ngape tapi lo mikir anjingg itu respon Alysha dalam hati. 

"gajadi dah" Alysha memutuskan untuk melakukannya opsi kedua walaupun ia tau kini ia harus melepas gengsinya untuk bertemu terlebih dahulu pada satu orang ini, yang mungkin akan membantu Alysha.

———🤍———

haii ! gimanaa? cerita part 1 ini?
jangan lupa vote and next yapps! 🤓🤍

ALGASTRA ;Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang