Sebelumnya

13 1 0
                                    

"Dia tidak akan menerimamu secepat itu, Pangeran Renhard Reiss. Akan sulit untukmu jika memaksakannya" Ucap wanita paruh baya yang tengah memegang bola suci berkilau.

"Jadi aku harus menyusulnya kemana? Dan dengan cara bagaimana?"

"Aku melihat dia akan sampai pada desa pengasingan di tanah selatan, wilayah kekuasaan Raja Charloz. Kau hanya perlu menyusulnya, tapi jangan sampai dia tau kalau kau sudah mengetahui kebohongannya"

"Tapi dia punya kekuatan melihat masa depan juga, bagaimana jika dia sudah tau aku akan mendatanginya? Pasti dia menghindar" Sangkal Pangeran Reiss.

"Dia tidak akan bisa melihat kedatanganmu" Nenek-nenek itu meletakkan bola suci yang berbinar itu tepat diatas mangkuk berisi abu. Selang beberapa waktu, ia menikmati keheranan Pangeran Reiss. Bola berbinar itu memunculkan tulisan.

"Ang mga tawo sa Eremica mahimo ra makakita sa usa ka dili maayo nga kaugmaon, usa ka dili maayo nga nangagi ug mapait nga mga panumduman" Ucap nenek tua sambil membaca tulisan-tulisan yang tampak dalam bola suci itu.

"Maaf, artinya?"

"Orang-orang Eremica hanya bisa melihat masa depan yang buruk, masa lalu yang buruk dan kenangan pahit. Mereka tidak bisa melihat kebahagiaan dalam masa depan mereka. Karna pada dasarnya, kekuatan itu di datangkan untuk menyiksa. Lebih tepatnya, itu bukanlah kekuatan, melainkan kutukan. Lord menciptakan kutukan itu sebagai hukuman bagi penerimanya. Orang yang menerima kekuatan itu bisa mencapai titik ingatan kesalahan pertama bangsa Eremica yang selama ini terkubur bersama sejarah. Alasan mengapa perang besar-besaran pernah dilakukan untuk memusnahkan bangsa Eremica, yang akhirnya menjatuhkan kejayaan mereka. Kalau dia mencapai ingatan itu, sangat penting baginya untuk mencari jalan menebus kesalahannya pada Lord"

"Baiklah, terimakasih telah membantuku"

"Kau bisa pergi sekarang, dia sudah mulai bergerak menuju desa pengasingan Swen"

"Aku pergi" Ucap Reiss sambil memacu kudanya.

••

Reiss begitu merasa beruntung bertemu peramal dari kota Albern yang berdekatan dengan Desa Swen. Ia memacu kudanya agar mencapai tanah perbatasan menuju desa itu, sambil menunggu Frieda Eremica. Seseorang yang digilainya.

Sementara Frieda mematung di belakang Reiss, ia menarik langkah Jean pelan-pelan agar Reiss tak menyadari kedatangannya.

"Hei, aku sudah menunggumu" Ucapan Reiss mendadak membuatnya terdiam.

"Mau lari kemana kau, Frieda Eremica?" Tambah Pangeran Reiss.

"A-apa yang kau lakukan disini?" Ucap Frieda terbata-bata.

"Aku menunggumu"

"Da—"

"Dari peramal di dekat sini, aku tau kau akan ke desa yang ada setelah hutan ini"

"Bukannya kau akan menikahi Putri Frieda anaknya Raja Felix, lalu apalagi yang disuruh Raja padamu?"

"Aku.." Pangeran Reiss berpikir keras mencari alibi.

"Apa?"

"Raja Felix tiba-tiba menolak kedatanganku bahkan sebelum memasuki istana"

"Ah, tidak mungkin!" Ucap Frieda keceplosan.

"Bagaimana kau tau itu tidak mungkin bahkan kau tak mengenal Raja Felix?"

"A-ah, Tidak mungkin seorang raja bersikap begitu pada anak temannya. Itu maksudku"

"Tapi kenyataannya Raja Felix menolak kedatanganku, bahkan menghalangi seluruh cara untuk berhubungan dengan Kerajaan Eremica"

'Sepertinya ayah menyesali keputusannya menjodohkanmu' Timpal Jean.

Frieda terdiam heran, 'Ayah merasa aku lari karna ingin dijodohkan olehnya, jadi ayah membencinya. Begitu maksudmu Jean?'

Jean meringkik tanda setuju. Frieda masih bingung, "Apa kau melakukan kesalahan?" Tanya Frieda lagi pada Pangeran Reiss.

"Tidak sama sekali"

"Lalu kenapa kau mencariku?"

"Sepertinya aku tak ditakdirkan dengan Frieda yang itu," Ucap Pangeran Reiss sambil mengambil jari jemari Frieda. "Tapi dengan Frieda yang ini" Timpalnya lagi.

'Ah sudahlah, mulai berdrama menjijikkan' Potong Jean.

"Ah! Aku--aku tak punya waktu untuk bermain-main diantara kebodohan ini, aku punya misi yang harus diselesaikan" Pungkas Frieda sambil menarik tangannya.

"Kalau boleh tau memangnya apa misimu?"

"Kau tak boleh tau karna kau tidak ikut menjalankan misi ini, Pangeran Reiss"

"Aku sudah resmi bergabung sejak kita bertemu beberapa menit sebelumnya"

"Aku tak setuju dan Jean juga, tidak ada yang meminta Pangeran bergabung"

"Tapi aku ingin membantumu, Frieda"

Frieda hanya tersenyum tipis, "Hiduplah senikmat Pangeran yang biasanya. Jangan ikut campur urusan rakyat biasa sepertiku"

Frieda hampir menjauh, Jean memasuki hutan dengan pelan. Renhard Reiss hanya terdiam kehabisan cara.

"Kalau kau bisa menyelamatkanku di sungai Yoji sembilan belas tahun lalu, mengapa hari ini aku juga tak boleh mambantumu?!" Teriaknya tanpa menahan mulut. Sontak Frieda membelalak dan menyadari bahwa Pangeran Reiss sudah tau kebenarannya.

'Jean, lebih cepat lagi'

'Percuma, dia sudah di belakang kita sekarang'

'Sial Jean, aku ketahuan!'

Curse Of Eremica [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang