5 -selamat-

82 6 0
                                    

*Author prov

Malam ini begitu cerah, bintang-bintang bertebaran di langit menemani sang bulan. Tetapi tak secerah hati seorang cewek yang sedang ngebut di jalanan sepi, menerobos dinginnya malam.

Raut wajah nya menggambarkan ketakutan. Ketakutan akan terjadinya pertempuran antara dua geng besar sebelum ia sampai di rumah. Suara bising yang tak jauh dari arah depan, semakin membuat bulunya bergidik ngeri. Mengingat tahun kemaren banyak menelan korban.

Cewek berparas cantik itu tak habis pikir dengan jalan pemikiran anak-anak geng motor itu. Selang beberapa menit ia mengendarai motor, apa yang ia takutkan benar terjadi. Ia segera menepi untuk bersembunyi sebelum ia kena salah sasaran. Baru saja ia melangkah ke arah bangunan tua, seseorang menepuk pundaknya. Berharap itu pertolongan, ia membalikkan badan. Seorang cowok menodongkan pisau ke arahnya.

Tak jauh dari tempat cewek itu berada, terdapat sepasang mata yang mengamati. Satu kata dari hasil pengamatan, familiar.

Sepasang mata itu mencoba mengenali siapa sosok cewek yang ketakutan dengan lawannya. setahunya geng nya tidak ada anggota cewek karena memang sudah peraturannya tak boleh ada anggota cewek. Kalau cewek itu kawan dr lawannya, mengapa cewek itu seperti ketakutan? ada yang tak beres. Merasa keadaan masih bisa dikendali oleh teman-temannya,
Alvaro segera menghampiri cewek itu.

"Berani kok sama cewek, sini Lo!" Alvaro menghajar habis-habisan cowok yang sempat menganggu cewek itu.

Damn, bagai disambar petir alvaro terkejut tak percaya bahwa Keisha lah yang ia amati sedari tadi. Keisha pingsan. Alvaro berpikir dirinya brengsek, Mengapa ia tak segera menolong Keisha? Nasi sudah menjadi bubur. Walaupun Keisha tidak siapa-siapa nya tapi sudah menjadi kewajiban Alvaro sebagai cowok untuk menjaga perempuan, tidak melibatkan cewek manapun didalam pertempuran.

Alvaro segera membopong tubuh Keisha membawa ke tempat yang lebih aman. Markas. Alvaro membawa Keisha ke markas geng sedarah. Untuk pertama kalinya Alvaro membawa cewek ke markas.

Alvaro meletakkan Keisha di sofa tengah, ia lantas mengambil kotak p3k. Alvaro teringat bahwa Keisha hanya ditodong pisau oleh lawannya, berarti Keisha hanya syok.

Alvaro mengoleskan minyak kayu putih disekitar leher dan hidung Keisha agar sadar.

"Aaaaa, jangan bunuh guee." Keisha berteriak, ia mulai tersadar. Keringat bercucuran dari dahinya.

"Lo gapapa?" Tanya Alvaro.

"Alvaro?!" Keisha terkejut melihat Alvaro ada didepannya.

"Kok gue bisa sama Lo? Lo ngapain disini?" Tanya Keisha was-was.

"Seharusnya yang nanya begitu itu gue, Lo ngapain malem-malem dijalan yang ada tawuran? Untung ada gue, kalo kagak palingan Lo udah disantap sama cowok-cowok buas itu." Ujar Alvaro

"Makasih. Gue lupa waktu. Gue tadi main time zone sama temen-temen gue. Alhasil kemaleman deh." Terang Keisha.

"Allahuakbar, gue lupa !!! Ortu guee. Pasti ortu gue khawatir." Ujar Keisha.

"yaudah ayo gue anter balik, masalah motor Lo ntar temen-temen gue yang nganterin." Tawar Alvaro.

"Enggak usah, ngrepotin aja. Gue bisa balik sendirian" ujar Keisha.

"Udah dari tadi kalik Lo ngrepotin gue." Jawab Alvaro dengan sinis. Mata Keisha seketika membulat.

"Engak-enggak, gue bercanda kok. Udah jadi tugas setiap manusia buat nolongin orang yang kesusahan. Udah ayok gue anter pulang, gue masih banyak urusan. Lo mau disantap cowo-cowo bringas diluaran sana?" Alvaro sengaja menakut-nakuti Keisha. Ia bingung sendiri, cewek lain kalo diajak pulang bareng bakalan jingkrak-jingkrak tapi yang ini kok malah nolak.

AlvaroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang