t i g a

37 9 3
                                    

Hari itu adalah weekend, Wonwoo kembali berjanji pada Taeho akan mengantarnya ke toko buku siang nanti

Kini ia memasuki kamar jagoan kecilnya, matahari baru saja naik ketika jam dinding menunjukkan pukul 7 pagi

“bangun prince, let’s have some breakfast” katanya lembut menciumi pucuk kepala sang anak

“eungh… masih mengantuk ayah..” racau Taeho menggeliat dibalik selimut tebal berwarna biru donker miliknya

“ayo bangun katanya nanti siang mau ke toko buku”

Mendengar kata itu, Taeho langsung menegakkan tubuhnya walaupun matanya masih setengah tertutup dan berkali kali menguap

“sungguh? kali ini kita akan ke toko buku betulan kan ayah?” tanyanya excited menatap Wonwoo yang tengah tersenyum gemas sambil mengangguk

“horray ayo kita sarapan” kata Taeho berlari keluar kamarnya, Wonwoo tertawa kecil melihat kelakuan bocah berusia 6 tahun itu


☽ ☾


“apa? Memangnya tidak bisa ditunda?”

“…”

“tapi ini weekend bos”

“…”

“aku sudah memiliki janji” sesekali Wonwoo mencuri curi pandang kepada anaknya yang tengah duduk di meja makan sambil menyantap sarapannya

“bibi aku mau susu coklat” seru Taeho seperti sengaja membesarkan volume suaranya bersautan dengan obrolan sang Ayah

“baik baik akan aku usahakan”

“…”

“pokoknya minggu depan aku dapat jatah libur tambahan”

“…”

alright then.. see u

Ketika panggilan sudah ditutup Wonwoo mengedarkan pandangannya kearah Taeho dengan harap-harap cemas

it’s okay ayah,buku itu bisa menunggu” gumamnya namun ada nada sedih di wajah tampan anak laki-laki itu

Wonwoo menjadi tidak tega dan merasa bersalah. Segera menghampirinya, memeluk tubuh mungil itu dengan hangat

“maafkan ayah Taeho, ini benar-benar penting. Maaf ayah melanggar janji kita lagi” katanya sembari menciumi rambut sang putra

“kali ini ayah benar-benar berjanji, selain ke toko buku bagaimana kalau minggu depan kita ke taman bermain hum?”

Taeho memekik senang memeluk lagi tubuh ayahnya
“benarkah ayah? Baiklah tidak apa-apa. Ayah kerja saja hari ini” katanya semangat, matanya berbinar. Sudah lama sekali sejak terakhir kali mereka ke taman bermain

Wonwoo tersenyum bahagia, bahagia karena memiliki Taeho sebagai teman, anak, dan tujuan hidupnya. Dia tidak bisa memikirkan hal lain selain kebahagiaan putranya itu, bekerja juga merupakan salah satu usahanya untuk selalu memberikan pendidikan terbaik dan apapun yang Taeho inginkan


☽ ☾


Mingyu menendang nendang kaleng di hadapannya, pukul 8 malam ia berada di depan gedung apartemen kakanya. Menunggu seseorang datang menjemput

Pria jangkung itu menatap arlojinya sambil berdecak kesal

“Dia bilang akan tiba pukul 7? Mana sampai sekarangpun belum datang juga cihh” gerutu Mingyu, tiba-tiba layar ponselnya memperlihatkan nama seseorang yang ia tunggu sedari tadi

Call You Mine | MeanieWhere stories live. Discover now