Aku heran, semenjak satu bulan lalu aku pindah ke desa ini, tak ada satu pun ank seusiaku yang mau berteman denganku.
Namaku Rama, usiaku kini menginjak 10 tahun. Alasan ku pindah ke desa ini tak lain karena kedua orang tua ku menitipkan aku kepada kakek. Ya, sudah sebulan ini aku tinggal bersama kakek. Namun terakhir aku bertemu dengan orang tua ku adalah saat mereka mengantarku ke tempat ini.
Sore ini seperti biasa aku akan pergi ke taman di dekat rumah kakek ku.
Kakek hanya diam setiap aku berbicara padanya, ia biasanya hanya melirik barang sebentar, aku rasa dia selalu mengizinkan apa yang mau aku lakukan.
Tempat favorit ku adalah ayunan. Aku langsung saja berjalan menghampiri ayunan itu yang terdapat seorang gadis kecil seusiaku.
Aku duduk di ayunan sebelahnya dan menyapanya. Namun ia hanya melirik sebentar kemudian berlari menjauh menghampiri teman-temannya.
Aku sudah terbiasa, bagiku ini bukan hal yang aneh. Namun tetap saja aku juga menjadi tak nyaman.
Menjelang maghrib aku pulang ke rumah kakek. Betapa terkejutnya aku melihat kedua orang tuaku berkunjung. Ah, aku sangat bahagia.
Aku langsung berjalan menuju mereka dan duduk di salah satu sofa, namun sepertinya mereka belum menyadari keberadaanku.
Kakek yang melihatku langsung mengisyaratkan kedua orang tuaku bahwa aku ada disini.
Aku lihat ekspresi mereka seperti terkejut, bukan bahagia.
"Ayah mohon, pindahkan jasad anakmu dari rumah ini. Kalian tahu aku adalah seorang indigo, dan arwah anakmu masih senang berkeliaran disini." Kakek berbicara kepada Ayahku yang tak aku pahami.
"Maksudmu apa Kek? Kau mengusirku, begitu?" tanyaku dengan mata yang berkaca-kaca.
Namun kakek hanya diam dan menunggu jawaban Ayahku.
"Baiklah Yah, ini memang salahku yang tidam langsung membuang saja jasad anak itu begitu aku membunuhnya," jawab Ayah yang tentu saja membuatku semakin bingung.
Kemudian Kakek dan kedua orangtuaku berjalan menuju gudang dan membuka sebuah peti mati yang terdapat diriku yang sudah hampir membusuk disana.
Aku menutup mulut dengan tangan.
Di tengah keheningan malam mereka membawa jasadku ke sebuah jalanan yang terpencil di tepi jurang dan melemparkannya.
Aku hanya bisa pasrah mengikuti kemana jasadku berada.
Satu hal Ayah, aku tetap menyayangimu meski kau telah membunuhku:)
Hey, boleh jasadku tinggal di rumah mu?
KAMU SEDANG MEMBACA
NIGHTMARE
HorrorMimpi buruk itu nyata Kumpulan cerita menyeramkan yang akan menemani malam panjangmu disini. Murni karya author. Hanya beberapa di ambil dari sumber.