Chapter Three: Begin

5 1 0
                                        

"Akankah kita memiliki akhir yang bahagia? Apa aku bisa hidup dengan tenang? Apa yang harus yang aku lakukan, aku tidak bisa membuatmu dalam bahaya juga sepertiku"


Hari itu hari yang buruk bagi Eun Ha, ia tidak bisa tidur nyenyak semalam, dan berakhir tertidur pada saat jam makan siang, yang harusnya ia makan bersama dengan Jimin di restorant kecil dekat kampus. Setelah tidak jadi makan siang, eun ha harus menghadapi omelan panjang dari Jimin. Lalu sekitar pukul 3, Eun Ha akhirnya dapat pulang kembali ke flat dalam keadaan yang kusut, raut mukanya kesal dan mengisyaratkan bahwa dirinya kurang istirahat. Sesampai Eun Ha di flat, ia mulai mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh dosen yang mengajar lalu memasak makan malam. Saat ia akan mulai memotong sayuran, tiba-tiba terasa nyeri pada hatinya. Seperti ditusuk-tusuk menggunakan benda tajam dari dalam tubuhnya. Eun Ha menjadi lemas, ia tersandar pada meja pantry, dan pandangannya mulai kabur, tetapi samar-samar ia melihat bayangan seseorang. Setelah itu pandangannya menjadi gelap. Eun Ha tak sadarkan diri.

- - - - - - -

"Apakah kau menemukannya Jim?" tanya pria diseberang telfon. "Hyung, aku menemukannya, hanya saja-a, hanya saja-aa" timpal Jimin dengan ragu dan cemas. "Ada apa Jim? Jelaskan padaku, jika tidak aku tak mengetahui situasi di sana" Jawab pria itu. "Dia ada tepat di titik itu hyung, dia sekarang tak sadarkan diri dan juga dia seorang yeoja, yeoja yang sangat kucintai, yeoja yang menjadi mate ku hyung" jelas Jimin dengan mimik wajah terkejut dan bingung sekaligus tak percaya terhadap apa yang dilihatnya. "Bagaimana bisa? Mate mu seharusnya manusia atau sesama wolf Jim, apakah tanda di lehermu bersinar? Berikan lokasi mu padaku sekarang, aku akan ke sana" jawab pria sebrang telfon itu.

"Bagaimana kondisinya Jim? Eh, kau memindahkannya ke kamar rupanya. Tanda apa ini? Terlihat seperti tanda milikmu Jim, apakah benar gadis ini Morpheus yang kita cari-cari itu?" Tanya pria jangkung berlesung pipi yang berdiri tegak disebelah Jimin. "Iya hyung, gadis ini adalah Morpheus itu, dan juga dia adalah mate ku dan gadis yang kucintai" jawab Jimin dengan lemas.

"Bagaimana bisa? Bukankah seharusnya mate mu adalah wolf atau seidaknya manusia biasa. Dan tanda itu, tanda itu membuktikan bahwa dia benar adalah mate mu, dan terlihat jelas, usia kalian terpaut beberapa tahun, maka itu menjadi jawaban mengapa setelah kau menjadi dewasa kau belum merasakan keberadaan mate mu. Sekarang ayo bawa dia ke markas, Namjoon menunggu kita, aku sudah mengabarinya bahwa kita akan datang dengan membawa Morpheus ini" jawab pria jangkung itu. "Tidak bisa hyung, Hoseok hyung sendiri tahu, bahwa Namjoon hyung berniat menyelidiki dan mengambil darah Morpheus ini. Dan makhluk itu adalah mate ku hyung. Aku tak akan membiarkan hal itu terjadi" tolak Jimin.

"Tapi jika kita tak membawanya kita akan berada masalah Jim, dan kau tahukan, apa yang bisa Namjoon lakukan, di pemimpin pack alpha Jim, bagaimana pun kita tidak bisa melawannya" kata Hoseok. "Kita akan dianggap pengkhianat dan seluruh pack akan mengejar dan memburu kita" imbuhnya. "Tapi dia adalah mate ku hyung, aku tidak akan bisa hidup tanpanya nanti, bagaimana jika Namjoon hyung melakukan sesuatu yang buruk padanya? Aku tak akan bisa membiarkan hal itu terjadi hyung" jawab Jimin yang kukuh dengan pendiriannya untuk tidak membawa Eun Ha pada Namjoon.

"Lebih baik kita membawanya Jim, dan kita jelaskan semuanya pada Namjoon, aku yakin dia pasti akan mengerti" ujar Hoseok sambil meyakinkan pria yang sudah ia anggap sebagai adiknya sendiri.

Setelah sedikit perdebatan antara kedua pria setengah wolf itu membawa gadis Morpheus pada pemimpin pack mereka, Kim Namjoon. Setelah Namjoon memeriksa gadis Morpheus itu, Hoseok dan Jimin mulai menjelaskan keadaan yang sebenarnya, tentang Jimin dan gadis Morpheus itu. Dan mereka berhasil meyakinkannya. Meyakinkan Kim Namjoon, bahwa gadis Morpheus, sang mate dari Jimin, tak akan menjadi masalah untuk para wolf. Dan tentunya dengan syarat mutlak yang diberikan oleh wolf bermarga Kim itu.

"Jika sekali saja dia menjadi masalah bagi pack ini, maka ku pastikan kau yang akan menanggung akibatnya" sambil melihat Jimin dengan tatapan tajam. Mengerikan.

Dengan itu, Jimin membawa kembali Eun Ha, sang gadis Morpheus,-yang hingga kini tidak sadarkan diri itu, ke flat sang gadis.

- - - - - - -

"Lord, Morpheus itu memasuki masa dewasanya, seperti yang Lord perkirakan sebelumnya" ujar pria berkulit pucat sambil menatap cahaya rembulan yang menampakkan bentuk hanya setengah dari tubuhnya. "Lalu apakah para wolf sudah menemukannya?" ujar pria berposisi Lord itu. "Mereka sudah menemukannya, dan nampaknya pemimpin mereka belum menyadari identitas Morpheus itu" jawab pria bersurai hitam itu. "Bagus, tetap awasi dia, dan awasi pergerakan para wolf" ujar Lord itu. "Baik, akan saya laksanakan" jawab pria berkulit putih, nyaris pucat itu.

- - - - - - -

Sudah 2 hari berlalu semenjak gadis campuran itu tak sadarkan diri, tapi gadis itu tidak kunjung membuka matanya. Hal ini, tentu membuat Jimin khawatir. Sangat khawatir. Setiap selesai dari kuliah pria itu selalu ke flat gadis itu, untuk memastikan bagaimana kondisi matenya itu. Dan betapa terkejutnya Jimin saat dia membuka pintu flat matenya, ia malah melihat gadis yang sudah 2 hari hanya terbaring kaku dan selalu memejamkan mata.

HEYYOOWWWW
Aku hari ini ultah loo karna itu ku update 1 hari lebih cepet.. Makasih yg udh baca wp ini..  Moga jadi hiburan ya buat kalian..

By Ji
26 Mei 2020

MorpheusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang