Part 8

249 34 13
                                    

Sarada benci mendengar nada bicara Mitsuki yang tercekat dan melirih padanya.Ia berpikir ini pasti hanyalah akal-akalan Mitsuki agar dapat memenangkan hatinya lalu menyakitinya lagi di lain waktu.Ia muak lama-lama berhadapan dengan pria pucat itu.Ia tidak peduli pada posisi Mitsuki yang masih berlutut saat ia bangkit dan pergi darinya.

🏬🏬🏬

Malam semakin larut,sesaat kemudian knop pintu kamar berputar.Sarada kira Mitsuki yang datang tapi ternyata Iwabe yang datang dengan sebotol minuman setan.Seringainya begitu menakutkan membuat Sarada ketakutan setengah mati.sial di saat seperti ini dia membutuhkan Mitsuki.

Pangeran sinting itu tidak ada kan ? Jadi ayo kita bermain sebentar."

Nafas Sarada seakan terhenti,ingin kabur tapi tubuhnya seolah membeku namun sejurus kemudian tiba-tiba Iwabe merasakan sakit yang luar biasa di dadanya dan bawah perutnya.Entah itu karena minumannya atau karena hal lain,yang jelas Sarada merasa terselamatkan saat Iwabe berlari ke halaman memuntahkan isi perutnya.

Sarada masih bergetar hebat karena kejadian itu.Sial sekali Mitsuki tak ada bersamanya meski ia juga tidak yakin bahwa suaminya itu akan menolongnya.Tapi sebenarnya,di balik pintu tepatnya di luar kamar,Mitsuki menyaksikan semua niat Iwabe dan entah apa yang ada di pikirannya,Mitsuki hanya diam memasang eksresi datar lalu pergi dari sana.

Mitsuki telah menghilang dari pandangannya sejak dua setengah jam yang lalu.Jujur saja Sarada cemas karena harusnya Mitsuki ada disini,apalagi jam dinding telah menunjukkan pukul 12 tepat.Sarada menghela napas dalam-dalam dan mencoba berpikir positif.

Dia itu kan pangeran,mungkin saja di luar sana dia sedang jajan sembarangan.Bayangkan saja sudah berapa wanita yang telah ia permainkan sebelum dirinya datang sampai sekarang.

Tak lama Sarada membatin,tiba-tiba knop pintunya berputar dan menampilkan Mitsuki yang jatuh tersungkur di lantai.Sarada cukup terkejut apalagi dengan aroma memuakkan dari tubuhnya.Bau minuman beralkohol,rupanya pangeran ini pulang dalam keadaan mabuk.


Sebelumnya Iwabe mengajak Mitsuki untuk minum bersama.Pangeran berkulit pucat ini bukanlah orang yang suka meminum minuman laknat itu,tapi Iwabe mencekoknya lalu pergi ke kamar Sarada.

Saat ia sudah merasa sangat mabuk,Mitsuki bersusah payah mengikuti langkah Iwabe diam-diam sampai akhirnya Iwabe merasa sakit lalu berlari terhuyung-huyung di halaman.

Pemuda berkulit coklat itu muntah lalu pingsan di pelataran sedangkan Mitsuki menendang-nendang kaki Iwabe untuk memastikan bahwa temannya itu hanya sekedar pingsan atau tewas lalu ia kembali pada Sarada.


"Mitsuki-san,anda darimana saja ?"

Sarada berusaha mengangkat tubuh berat itu sambil mengipas-ngipas udara dengan tangannya.Ugh,benar-benar berat sampai ia harus setengah menyeret tubuh Mitsuki.

Sial,kenapa dia malah pulang dengan keadaan begini ?

"Sarada..Maafkan aku..Aku tidak ingin menyakitimu lagi..Aku mencintaimu,Sarada.."

Nafas Sarada tertahan di tarikan nafasnya yang bersamaan dengan terucapnya kata-kata itu.Mencintainya ? Lelucon apa lagi ini ? Tapi bukankah kata-kata orang yang sedang mabuk adalah sebuah kebenaran ? Entahlah,Sarada tidak ingin terlalu memikirkannya.

Sebentar lagi ia berhasil membopong tubuh Mitsuki ke kasur.Keringat bercucuran di keningnya dengan napas yang sedikit terengah.

"Sarada..Ku mohon maafkan aku..Aku.."


Bruk !!

Sarada menghela napas kasar sambil memijit keningnya.Kondisi Mitsuki benar-benar kacau,menyusahkan saja.

The Moon Rises in Your EyesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang