Part 13

237 26 14
                                    

Aduh,kenapa dia manggil aku kaya gitu..

Wajah Sarada kembali merona hebat terlihat dari pantulan wajahnya di air sungai.Malunya...

⛲⛲⛲

Mata Sarada berbinar menatap sebuah atap rumah yang berada di dekat anak tangga alami yang terbentuk dari bebatuan tebing pinggir sungai.Itulah rumah tempat tinggalnya.Desa pertama yang mereka datangi adalah desa tempat kelahiran Sarada.

Sarada benar-benar gembira dan tak bisa membendung rasa rindu yang membuncah,namun suasana bagus dalam hatinya segera sirna karena desa yang indah itu jadi porak poranda.Beberapa sisi rumah penduduk bahkan ada yang hangus terbakar.

"Apa yang terjadi ?"

Suara Sarada bergetar lalu segera masuk ke dalam rumahnya tak dikunci.Orang tuanya sudah tidak ada,hanya ada perabotan yang berserakan dan rusak.Air mata Sarada rasanya ingin jatuh lagi,tapi sebelum itu ia segera berlari menuruni anak tangga di rumah panggungnya.Sarada kembali melirih sambil menahan tangis.

"Mitsuki-kun,sepertinya baru saja ada kejadian buruk.Orang tuaku tidak ada di rumah.."

Mitsuki segera menggapai tubuh mungil Sarada lalu ia dekap dengan erat.Sorot matanya berubah menjadi lebih tajam seolah siap menyerang apapun di sekitarnya.

"Sepertinya aku tau siapa yang melakukannya."

Sarada mendongak kaget menatap wajah Mitsuki yang tampak seram lagi.Sarada juga cukup marah melihat hasil kekacauan di sekitarnya ini.

🌃🌃🌃

Mitsuki dan Sarada menyusuri jalan di desa sebelah.Keadaannya sama,disini tidak ada orang satu pun dan semuanya tampak kacau.

"Disini juga,Mitsuki-kun.Lalu kemana perginya teman-temanku ?"

"Tenanglah,aku akan.."

Ucapan Mitsuki terhenti.Sebuah panah melesat lalu menancap di dekat kakinya.Sarada menarik napas dalam-dalam dengan ekspresi syok sambil mengeratkan dekapannya di lengan Mitsuki.

"Mi..Mitsuki-kun,itu.."

Tangan pucat Mitsuki mengambil panah itu dengan perasaan geram.Matanya mengedar ke segala penjuru.Urat pipinya menegang menandakan bahwa Mitsuki berada dalam mode devil nya.

"Murahan sekali ! Bahkan senjata seperti ini sangat ketinggalan zaman digunakan untuk menyerang !!!"

Sarada mengernyit takut.Ia memang selalu takut dengan suara lantang,karena seumur hidupnya ia tidak pernah mendengar seseorang yang berbicara begitu lantangnya sebelum ini.

"Apakah kau menghinaku,Yang Mulia ?"

Sudah ia duga,dalang kerusuhan ini ada di tempat ini.Sumber suaranya berasal dari belakang dan saat Sarada menoleh,ia langsung terperanjat lalu semakin mengeratkan dekapannya.

Iwabe..

Mitsuki berbalik dan menatap tajam ke sumber suara.Ada seorang bawahan tapi bersikap layaknya Raja.

"Sudah kuduga,kau lah yang membuat semua kerusuhan di desa ini."

"Memangnya kenapa ? Kau juga kan ? Bahkan kau juga membunuh banyak pasukanmu dan juga ayahku.Beraninya kau melakukan itu,dasar orang gila !!!"

Senyuman setan Mitsuki tertampil seolah mengejek lawan bicaranya.Iwabe juga tak kalah mengerikan dengan mata yang melirik Sarada.

"Hai,Sarada..Apa kau tau orang yang menikahimu itu sebenarnya tidak waras ? .Kenapa kau mau bersamanya padahal masih ada aku yang lebih baik darinya."

The Moon Rises in Your EyesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang