🐯 4 🐯

2.6K 190 15
                                    

Setelah hampir seminggu otak ini diperas mengerjakan soal ujian akhirnya selesai juga tinggal menunggu hasilnya. Oh iya aku lolos SNMPTN, iseng coba daftar diajak Yenie sama Amar akhirnya daftar. Dan aku keterima di UI jurusan Sastra Rusia. Pas baca pengumuman aku shock berat sumpah, bukan karena keterimanya tyapi jurusan yang ku ambil Rusia ? ini kayanya pas pilih jurusan asal pencet aja akunya. Selain itu aku juga daftar di kampus swasta jurusan kedokteran hewan.

Cerdas benar aku ini kuliah ambil dua kampus sekaligus. Kata Pak De Paksi enggak masalah asal kita siap dan juga bertanggung jawab ketika kuliah nanti. Jangan sering nongkrong kalau kerjain tugas jangan di cafe karena 80% biasanya enggak ngerjain tapi malah ghibah. Pengalaman juga Pak De Paksi.

Aku mempertimbangkan apakah aku sanggup. Aku meminta pendapat pada ayah dan bunda. Ayah menyuruku untuk meminta petunjuk pada sangb pencipta. Jurusan kedokteran hewan kalau aku tidak ambil juga sayang karena aku mendapatkan beasiswa. Akhirnya aku mengambil dua duanya. Bismillah aku pasti bisa. Beruntunglah ospek dua kampusku berbeda.

Sekarang aku sudah mulai kuliah untuk senin sampai rabu full di kuliah Sastra Rusia selasa sore kamis jam 10 sampai jumat full kuliah kedokteran. awal masuk ternyata menyenangkan tidak seberat yang aku kira. Pas ditanya kenapa ambil jurusan Sastra Rusia kalian tahu tidak jawaban ku apa .

"Karena ingin ketemu dan ngomong sama marsha and the bear pak." Sontak membuat seisi kelas tertawa. Memang aku pilih Rusia karena kayanya bahasanya lucu pas aku nonton kartun marsha.

Aku sudah punya kendaraan sendiri, sebuah motor metik kado dari ayah diusia tujuh belas. Waktu itu aku belum bisa mengendarai karena harus punya sim dulu baru diajarin sama ayah. Ayah orang yang taat aturan kalau umur 17 baru boleh berkendara ya pas diumur segitu diajarin mengendarai sepeda motornya, beda sama tetangga Pak De Paksi penegak lalu lintas tapi anaknya udah diijinkan berkendara baru SMP lagi. Setiap orang tua memang punya cara mendidik sendiri ya.

Oh iya, kalian tahu ternyata aku satu kampus sama Kanaya. Kak harusnya ku memanggilnya tapi malas banget manggil mak lampir kakak. Dia juga salah satu anggota Bem. Pas dia tahu kalau aku maba dia kaya menggunakan kekuasaanya buat jahilin aku. Masak aku disuruh minta tanda tangan kakak Bem 20 orang Cuma aku yang lain yang lain enggak. Dasar mak lampir centil.

Kanaya ternyata anak kedokteran, glowing uy mana banyak yang ke kampus bawa mobil. Duh pantes saja macet. Awal semester ini aku banyak membeli buku tentang bahasa Rusia. Pelafalan ku agak kacau belum lagi tulisanya. Aduh mending aku ambil Jepang saja kan aku udah bisa bahasa sama kanjinya. Dasar oon kamu Qel.

Dikampus sebelah aku sudah di ajarikan psikologi hewan, kenapa kucing suka mengeong dengan suara berat dan suara rendah. Aku yang buta bahasa dan tingkah kucing jadi tahu ternyata tingkah yang dianggap kita mengganggu ada maknanya juga.

Aku menjalin hari ku dengan baik di semester 1 dan 2 masih lumayan tapi pas disemester 3 dan selanjutnya berat cuy. Di kedokteran hewan sudah mulai praktek pemeriksaan dan juga praktik.

Aku tipe mahasiswa yang kupu-kupu. Mana ada waktu buat ikutan organisasi, cuma ambil UKM yang menurutku mudah diikuti. Karena jarak antar kampus jauh ini raga lelah hayati. Tapi aku tetap semangat.

Tak terasa sudah tiga tahun setengah aku kuliah dan saatnya sidang skripsi ku setelah dapat gelar sastra aku bisa fokus ke kedokteran hewan karena aku ahrus melanjutkan profesi kedokteran hewan kurang lebih dua tahun dan kuliah kedokteran hewan kurang satu semester lagi. Selanjutnya praktek.

Jika kuliah di sastra Rusia aku bisa lebih cepat meski terkendala karena aku enggak bisa tulisannya tapi aku berusaha keras. Aku bisa lancar bahasa Jepang karena aku sering menonton ada sedikit demi sedikit mempelajari kosa kata bahasa baru setelah itu aku belajar tulisanya. Dimana tulisanya dibagi bagi ternyata ada katana dan sejenisnya.

Sempat ingin menyerah karena tugas menumpuk belum lagi di kedokteran hewan jadwalnya semakin padat kadang harus rela bolos kuliah bahasa demi bisa masuk kuliah kedokteran hewan. Tapi ada ayah yang menyemangatiku dan percaya bahwa aku bisa menyelesaikan semuanya.

"Sejak awal Aqel sudah yakin ambil keduanya. Jangan menyerah ditengah jalan seperti ini, anak ayah pasti bisa. Kamu harus bertanggung jawab atas kedua pulihan yang kamu ambil Aqel." Aku mengingat jelas ucapan ayah waktu itu.

Bunda meminta ku untuk cuti kuliah di dokteran hewan tapi aku enggak mau banyak teman teman ku yang mendukung aku saat mereka tahu aku kuliah di dua kampus. Bahkan kalau ada tugas aku juga dibantu. Tenyata kuliah kedokteran hewan susah juga kaya kuliah kedokteran lainya kalau salah langkah bisa mengulang dan akan menunda waktuku untuk lulus tepat waktu.

Hal yang membuat ku semangat untuk terus berusaha agar bisa kuliah tepat waktu adalah aku ingin punya shelter untuk kucing jalanan dan kucing terlantar. Miris ketika melihat mereka ditendang disiram air karena mengambil makanan.

Keinginan ku ini didukung kuat  oleh orang tuaku, bahkan ayah membelikan sebuah rumah mungil untuk tempat tinggal kucing-kucing . Aku sangat beruntung memiliki ayah seperti ayahku yang mendukung penuh keinginan putrinya.

🐯🐯🐯

Hari ini aku ada praktek jam 10 tapi karena takut telat jadi jam setengah delapan aku sudah bersiap. Aku mengecek ulang tas sku memastikan tidak ada yang ketinggalan. Aku pamit pada bunda lalu cap cus berangkat.

Sampai ditengah jalan ternyata ada pemeriksaan. Dulu saat SMA ku paling takut ada pemeriksaan seperti ini meski teman ku yang ketilang tapi malah aku takut. Sekarang mah biasa karena surat-surat lengkap semua.

Seorang polisi mendatangiku."Selamat pagi Mbak. Bisa tunjukan surat-suratnya ?."

Dengan percaya diri aku membuka tas ku lalu menyerahkan STNK dan SIM ku. Pasti lolos kan aku sudah lengkap. Polisi itu memandangku dengan aneh. Apakah fotoku di SIM terlihat sangat jelek dimatanya ?.

"Maaf Mbak, anda kami tilang."

Aku menatap polisi itu terkejut. What.. ditilang, surat lengkap begitu kok ditilang wah jangan-jangan mau meras ini.

"Pak kan surat saya sudah lengkap kok ditilang sih."

Polisi itu memperlihatkan SIM san STNK pada ku. what kok STNk sama SIM nya punya ayah sih. Oh iya aku ingat aku aku mengambil SIM dan STNK di dasbor ayah karena waktu itu amsih diantar ayah kalau tidak ajudan ayah karena belum mahir bawa kendaraan dijalan raya . Alhasil SIM dan STNK dipegang oleh ayah.

"Jangan ditilang dong pak. Aku enggak punya uang buat bayar dendanya udah habis buat beli alat prektek." Ucapku sambil memohon. Polisi bername tag Bagus itu memandangku tajam dnegan tangah bersedakap.

"Tidak bisa Mbak SIM dan STNK yang Mbak bawa salah. Jadi motor Mbak yang kami bawa."

"Loh pak kok motornya sih. Terus saya berangkatnya bagaimana pak ?." Rengek ku. Ku pandangi jam tangan ku. What udah setengah sepuluh. Aduh bisa telat nih. Ayah tolongin Rashqel ayah. 


Gimana gaes part ini. Thaks yang udah dukung karya aku. Baca komen kalian buat aku semangat menulis. Aku usahain buat up setiap hari.


Tell Me if You Love MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang