"wooyoung wooyoung!!"
teriakan mingi dari luar mengusik ketenangan wooyoung menonton netflix di kamarnya. pria itu mendengus sebal, memutar bola matanya malas kemudian menjadikan sebelah tangannya sebagai penopang kepala. mingi baru sampai kamar, kemudian tersenyum kikuk pada wooyoung."lo kaya lagi nunggu om om aja—"
bugh!
"brisek, buru mau ngomong apaan?"
kata wooyoung malas berbasa-basi setelah melemparkan bantal itu kepada mingi."nanti malem gua ada prom. lo temenin gua ya?" ajak mingi dengan nada mengharap. wooyoung hanya berdehem, mengangguk pelan, lalu kembali melanjutkan aktivitas menontonnya.
"jam tujuh ya, jangan lupa. pake baju bagus, yang rapih. mau ketemu bos ini."
atur mingi pada sosok yang malas menanggapi kehadirannya itu. wooyoung lagi-lagi hanya berdehem. asyik menatapi layar yang tak terlalu besar dihadapannya itu."oke, gua mau nyiapin baju dulu. awas loh, jam setengah tujuh harus udah siap pokoknya." akhirnya mingi meninggalkan ruangan wooyoung. kembali menutup pintu kamar, meninggalkan wooyoung dengan dunianya sendiri.
[✒️]
TOK TOK!!
"wooyoung! dah siap belom?!"
sosok tinggi itu menggedor-gedor pintu. wooyoung yang sedang memakai celana pun hampir jatuh karena kedua kakinya masuk ke lubang yang sama. beruntung pintu kamar di kunci, membuat pria bermarga song itu tidak dapat masuk semaunya."sabar elah, lagi pake celana?"
"oh, okeoke."
setelahnya hening, mingi tidak lagi menggedor-gedor pintu. wooyoung menyudahi acaranya mengenakan baju. kemudian langsung keluar kamar tanpa berhias sedikitpun.
"mingi?"
"oi?"
wooyoung menunduk, menemukan mingi sedang jongkok sembari bersandar di dinding. mingi menunjukkan senyum khasnya. lalu beranjak mengajak wooyoung pergi dengannya.
[✒️]
wooyoung benci ini. awalnya saja mingi bilang kalau dia mau ditemani. akhirnya malah meninggalkan wooyoung sendirian. alasannya ya antara dua—ketemu rekan kerja atau ketemu wanita cantik. wooyoung hanya duduk diam di tempatnya.
pada akhirnya, dia memilih untuk mencari minuman. setidaknya nanti dia ada tenaga untuk mengomeli mingi pulang nanti. jarak mejanya dengan meja makanan cukup jauh. jadilah wooyoung terpaksa melewati ramainya orang di sekitaran meja makan.
semakin dekat malah semakin ramai, wooyoung rasa memang sudah waktunya makan makan. untung saja dia kedapatan minum dan beberapa cemilan kecil untuk dia makan di meja nanti.
usai mengambil makanan, wooyoung berbalik badan. orang di depannya terdorong, menahan tubuhnya dengan satu tangan yang berada di meja, sehingga wooyoung terlihat seperti tengah dihimpit oleh pria yang lebih tinggi darinya itu.
"e-eh?"
gila, gantengnya..
"maaf. saya duluan."
pria itu menjauhkan tubuhnya dari wooyoung. kemudian pergi mengambil cemilan dan minuman miliknya.wooyoung masih diam, melongo, terpesona dengan paras orang tadi. tidak lama dia sadar, lalu pergi kembali ke mejanya.
-
wooyoung sampai, menemukan mingi dan beberapa temannya sudah berkumpul disana. pria bermata sipit itu mengajak wooyoung untuk duduk bersamanya. dituruti pula oleh wooyoung.

KAMU SEDANG MEMBACA
rules.
Fanfiction[ ft. wooyoung, san ] kontrak kerja ini tidak juga memberikan keuntungan kepada wooyoung. atau mungkin saja, belum. joanwoon's book - woosan written in lowercase, some chapters are mature, harsh words, n others.