Sabar, perhatian, tegar, mudah bergaul, berprestasi, cantik dan masih banyak lagi gak bisa gue sebutin semuanya. Itulah kelebihan twins gue Shelly, bahkan dia itu seperti tameng kehidupan gue.
Detik-detik keberangkatannya semakin dekat, tinggal menghitung jam. Kalo dari raut mukanya seakan-akan tidak ada suatu hal sedikit pun, beda banget sama gue yang dari tadi gelisah gak jelas gini.
Ibaratnya sih.. seakan separuh jiwa gue akan hilang, sekali dua kali bahkan berkali-kali air mata gue jatuh. Dari sini juga gue harus belajar lebih tegar dengan keadaan dan lebih mandiri lagi, karena gue sadar selama ini gue selalu bersandar sama kak Ell.
"Sher.. gue pamit"
"Jaga diri kakak baik-baik ya.."
"Lu mah gak harus khawatirin gue, justru yang ada gue khawatir ama lu Sher.. dari kecil kan lu nempel terus ama gue"
"Iya kak Ell.. titip salam buat papa, jangan lupa telfon kalo dah sampe ya.."
"Oke Sher.."
"Eh kak, bentar-bentar.. kemarin waktu di Caffe kak Rendy nembak kak Ell ya?"
"Kepo lu.. dah ah gue pergi dulu, bye.."
"Omongan kita belum selesai, pokoknya nanti dilanjut lewat telfon.."
"Terserah lu.. see you again"
Tiba-tiba aja rasa sedih gue hilang gegara ingat waktu di Caffe kemarin, tapi mungkin gak ya kak Ell nerima kak Rendy. Secara twins gue anti banget dari dulu sama yang namanya pacaran, bahkan gue pun sampe dibawa-bawa ama aturan dia.
"Sherly.. kakak lu mana?"
"Yah.. kak Rendy telat, baru aja kak Ell masuk pesawat"
"Astaga.. sialan.. tadi pake acara macet segala sih gue"
"Kak, itu kak Ell dijendela ketiga dari depan"
"Mana-mana.. Ell.. gue disini.."
Kak Rendy yang tiba-tiba datang bikin gue kaget, baru kali ini gue liat kak Rendy senyum sambil melambaikan tangan ke arah kak Shelly. Mungkinkah mereka sudah meresmikan hubungan tanpa sepengetahuan gue.
"Kak Rendy.. gue pamit dulu"
"Tunggu Sher.. si Ell ganti nomer ya?"
"Iya kak, dia takut kalo nanti disana dia susah sinyal"
"Yaelah.. yaudah bagi nomernya gih!"
"Emm.. ini kak, tapi kakak jangan bilang dari aku ya.."
"Oke.. thanks"
Gak lama setelah kak Rendy pergi gue langsung ambil handphone kak Ell yang dulu, ada pesan masuk ternyata.
📲 :My Capten
"Don't let me go.."
"Ini nomer siapa ya?"
Gue cuma bisa bertanya-tanya, karena gue sendiri gak berani balas sepatah katapun dari pesan-pesan yang masuk.
======================
RENDYDari pertemuan pertama gue sama Shelly, rupanya senyuman dia berhasil membuat gue jatuh hati. Akhirnya gue berusaha buat nyari tau apa kegemaran dia sampe akhirnya kita jadi satu team basket.
"Tapi gue ada cidera kak"
"No problem Ell.. gue yakin lu pasti bisa"
"Emangnya kak Rendy mau ngajarin gue"
"Tentu saja, kita kan team"
Walaupun Shelly tomboi tapi dari senyumannya itu dia terlihat tulus, bukan berarti dia modus karena gue sendiri yang ingin beberapa adek kelas masuk ke team basket gue. Rupanya Shelly salah satu pecinta basket dari kelas dua tahun bawah gue, selain Shelly ada Chaca dan Chika.
Lambat laun Shelly makin jago walau beberapa kali dia sempat pingsan karena mentalnya gak terlalu kuat buat kegiatan yang mengurus tenaga gitu. Tapi gue selalu support dia, karena gue yakin dia dan temannya pasti bisa.
"Ell.. tangkap bolanya, sekarang masukkan ke ring!"
"Kak.. gue.. gue.. capek.."
Gue inget betul pertama kali Ell berlatih basket disekolah, belum ada satu menit latihan dia langsung ambruk. Disitu gue mulai mencari solusi untuk Ell agar dia tetap semangat dan syukurlah.. gue berhasil.
Seringkali gue ajakin dia buat konsumsi jus baik buah ataupun sayur, kemudian juga olahraga teratur serta membagi waktu dengan baik.
"Ren.. gimana team kita, katanya lu mau cari tambahan person team?"
"Tenang.. gue dah dapat, beri gue waktu sebulan lagi kalo mereka sudah mulai lebih matang baru gue kenalin.."
"Seriusan lu Ren.. tapi dari muka-muka lu kayak ada sesuatu"
"Apaan sih lu ky.."
"Nih ya.. kalo yang lu bawa orangnya spesial gue kasih deh rumah buat team kita"
"Beneran Rezky.. gue mah mau banget, tapi gak tau ama Rendy"
"Iyeiye.. tunggu aja ya Bob.."
Dan perkiraan waktu yang gue tentukan ternyata salah, belum ada sebulan dari waktu perjanjian Shelly dan dua temannya sudah sangat ahli dalam basket. Bahkan gue sebagai pelatih mereka rasanya kayak gak nyangka banget gitu.
"Thanks very much girls.. nanti sore kalian bertiga datang ke rumah gue ya, kita ada meet up sama team basket gue"
"Oke kak Rendy.. Chaca, Chika kalian langsung balik ya?"
"Iya Ell.. sorry ya, soalnya udah dijemput sama bokap kita"
"Owh iya gak apa duluan aja, gue nunggu Sherly aj.."
"Ell.. belum dijemput ya?"
"Iya kak, owh ya kak.. ngomong-ngomong thanks buat waktunya.. akhirnya gue bukan cewek yang lemah lagi"
"Bukan apa-apa Ell.. itu semua berkat usaha lu dan tentunya kehendak yang Di atas"
"Sama aj.. kan kakak juga udah bantu kita sampe bener-bener jago"
"Eh itu twins lu datang.. ternyata kalian beda ya haha"
"Beda gimana kak?"
"Yang ini tomboi yang itu feminim.. haha"
"Aih.. kirain apa, yaudah kak gue pulang dulu"
Seneng iya.. apalagi sekarang Shelly jadi team basket gue. Waktunya nunggu sore tiba, pasti temen-temen basket gue gak nyangka.
Sore harinya Shelly datang bareng sama twinsnya, nempel terus Sherly mah. Chika dan Chaha juga datang, akhirnya gue bisa buktikan ke team basket gue.
"Eh.. itu si Capten datang"
"Ayo kita latihan"
"Tunggu dulu, gue kenalin nih adik-adik kelas gue"
"Gebetan lu Ren?"
"Bukan Bobby, mereka team baru kita"
"Mana mungkin Ren?"
"Lu gak percaya Rezky.. ayo Ell dan kawan-kawan masuk aja"
"Salam kenal semuanya.. gue Shelly, ini twins gue Sherly tapi dia cuma nemenin gue.."
"Gue Chika"
"Dan gue Chaca"
"Mantap Capten kita, sekali bawa empat cewek cantik"
"Udah lah.. nih kita langsung latihan aja"
Gak kerasa dah malam gitu aja, inilah gue and team kalo udah asyik basket terkadang gak liat jam.
"Owh ya.. ada yang suka karate atau panah?"
Diantara mereka bertiga yang angkat tangan cuma Shelly, entah takdir gue buat makin deket ama Shelly atau gimana hahaha.
"Oke.. lu boleh gabung latihan keduanya, basket tiap senin-Kamis.. karate Jum'at dan panah Sabtu.."
"Siap kak, gue usahakan selalu hadir saat latihan.."
"Thanks Shelly.."
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku, Hujan dan Senja yang berlalu
Losowe"setiap apa yang Tuhan berikan itulah yang terbaik, hanya manusia lah yang menganggap nya buruk"