four - identity

3.1K 476 158
                                    

Jung Wooyoung tengah membeku didepan pintu ruangan ini. Jongho membawanya kemari dan sedikit membantu Woo membawa tas, walau bagaimanapun, mereka harus tetap meminimalisir Wooyoung bergerak agar lukanya tak semakin parah.

"Ini kamarmu, sandinya adalah 10.07," ujar Jongho membukakan pintu untuk Wooyoung masuk.

"Angka itu—apa kebetulan adalah—"

"—ulang tahun San." Jongho dan Wooyoung menjawab bersamaan.

Kening Jongho berkerut, "hei-bagaimana.. Bagaimana hyung tau?!"

Wooyoung mengusap punggung lehernya, "W-wooyoung hanya menebak saja," elaknya. Padahal Wooyoung-kan memang sudah curiga dari awal kalau kakak Jongho ini adalah Choi San teman lamanya.

Sekarang Wooyoung tau bahwa tanggal lahir si San itu sama dengan Choi San teman lamanya. Ini memperkuat pendapat Wooyoung kalau orang itu memang dia, kan?

"By the way, Jongho.." Wooyoung mengambil langkah masuk, "Marga keluargamu apa ya jika boleh tau?"

"Choi?" "Choi!"

Mereka berujar serempak lagi. Lalu berakhir dengan Wooyoung dan Jongho yang saling menatap bingung satu sama lain.

"Sshh.. Kenapa hyung banyak sekali mengetahui tentang ini?" Jongho pening. Tidak ada selain anggota keluarga Choi yang tau tentang identitas mereka masing-masing. Lalu kenapa Wooyoung bisa tau? Begitu pikirnya.

"Memang kenapa hyung bertanya?" ucap Jongho sembari membuka lemari yang sudah dipenuhi pakaian Wooyoung dari rumah.

"Baju-ku!! Darimana kalian mendapatkannya?!"

"HEI!! HEI!! PELAN-PELAN!!" Jongho panik melihat Wooyoung yang terlalu berenergi bahkan hanya untuk berjumpa baju-bajunya. Tidakkah itu sedikit berlebihan?

"Sudah selesai main-mainnya?"

Suara barusan membuat Wooyoung dan Jongho menghentikan kegiatan serang menyerang mereka. Itu Choi San, dengan tampang menyeramkan tengah berdiri diambang pintu memangku tangannya.

"Jongho, kembali ke kamarmu. Kerjakan tugas yang ku suruh kemarin. Kau tau kan kasus di Eropa semuanya tergantung bagaimana kau bekerja?" Ucap San berhasil membuat mental adiknya itu ciut.

"Dan kau Tn. Merepotkan, tolong kembali ketempat tidur. Sebentar lagi seorang dokter akan datang merawatmu. Jangan berulah!"

Dengan sedikit terpaksa Wooyoung naik ke kasur Queen Size itu dan merebahkan tubuhnya, menunggu sang dokter datang seperti yang dikatakan San tadi. Orang itu membuat mood Wooyoung buruk saja.

"Kenapa sih harus pakai marah-marah(`ω´)?" Cicit Woo pelan. Ia dongkol pada tuan Choi itu.

"Oh, halo Wooyoung!"

Sontak Wooyoung menoleh ke sumber suara. Di depan pintu yang belum tertutup, maniknya menangkap sesosok pria tampan tapi cantik secara bersamaan.

"Sudah sampai ternyata?" Orang itu mengelus puncak kepala Wooyoung. Sang empu memberi tatapan polos saja.

"Kau menggemaskan," lanjutnya lagi.

Siapa?

"Aku Park Seonghwa. Aku sudah merawat Jongho dan Sky selama bertahun-tahun dirumah ini. Bisa dibilang aku sudah seperti ibu mereka. Terserah memanggilku apa," jelas orang ini.

Manik Wooyoung menatap Seonghwa berbinar. Orang ini memang benar-benar punya aura keibuan.

"Boleh Wooyoung menganggap Seonghwa ibu? ʕ ˵·ᴥ·ʔ" ujarnya pelan.

[✔]Sanwoo: Be On TrackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang