Prolog.

149 45 24
                                    

"Raihan cepetan bentar lagi telat nih!" Teriakan seorang gadis tak kalah laju dengan motor yang di tumpangi nya.

"Ya sabar ini gua udah ngebut, lu sih bangun siang. Cocok tuh jadi temennya kebo," Balas yang membonceng tidak terima karena di salahkan.

"Ihh lo tuh ngeselin banget sih gua semalem nonton film tau!"

"Nah itu azab ga ngajakin gua nobar. Rasain," Raihan cekikikan yang langsung di balas pukulan dari belakang.

"Lu ngeselin sumpah, mending lu diem dan lu ngebut biar kita ga telat."

"Iya iya bawel."

Dua orang itu adalah Raihan dan Vio. Mereka adalah sahabat dari kecil. Saat ini mereka sedang dalam perjalanan menuju Universitas Kebangsaan tempat kuliah mereka.

Sesampainya di tempat parkir kampus, Vio melihat jam tangannya yang menunjukkan pukul 08.15 menit.

'Sial, telat nih gue!" Pikirnya.

"Woi! Mikirin apasih?"

"Gue udah telat 15 menit," Vio mengerucutkan bibirnya kesal.

"Salah sendiri lu ngebo," Jawab Raihan santai tapi menjurus mengejek.

"Ish kok lu nyalahin gue sih?!"

"Emang lu kan yang salah?"

"Tau ah, lu mah gitu nyalahin gue mulu, males gue ama lo," Vio berjalan meninggalkan Raihan sambil menghentakkan kakinya kesal.

Raihan menghela napas pelan. Sia sia sudah perjuangan nya yang rela bangun lebih pagi serta ngebut ngebutan di jalan agar bidadari nya tidak terlambat.

'Hei? Bidadarinya? Bahkan di saat dia masih terbelenggu oleh cinta masalalu nya?' Raihan tersenyum miris. Dia berjanji pada dirinya akan membuat Vio melupakan cinta pertamanya yang sudah merusak kebahagiaan Vio bagaimanapun caranya.

Raihan mulai berjalan ke kantin karena hari ini sebenarnya dia masuk jam 9, tapi karena Vio masuk jam 8 akhirnya Raihan berangkat jam 8 juga.

Vio berlari di sepanjang koridor tanpa memerhatikan sekeliling. Dia terus menggerakkan kakinya lebih cepat sampai-

Brukk. Vio jatuh karena menabrak seseorang yang cukup lebih besar dari dirinya yang mungil.

"Ehh maaf gua ga sengaja," Vio mencoba membantu seseorang tadi mengambil bukunya yang berserakan.

"Gak usah! Mending lo pergi dan kalo jalan hati hati!" Ucap seseorang yang di tabrak Vio dengan nada dingin+ketus seraya merampas buku yang di tangan Vio lalu pergi begitu saja.

"Ck, apaan tuh cowok di bantuin marah marah. Gila kali! Untung ngga gue ajak ribut tadi."

Rey mendengar bahwa gadis pendek tadi meledeknya. Tapi dia terlalu malas untuk menggubrisnya.

Cowok yang di tabrak Vio adalah Rey. Reynard Darren Revano Ergiansyah tepatnya. Nama yang cukup panjang tapi tidak dengan omongan yang yang singkat. Nama yang indah tapi tidak dengan perkataan nya yang menusuk.

o0o

Vio berjalan gontai ke arah kantin setelah keluar dari kelas barusan. Bagaimana tidak? Dia sudah susah payah menghafalkan materi yang akan di praktekkan hari ini tapi malah di suruh kembali minggu depan karena tadi dia telat.

Vio berjalan ke kantin bersama 2 sahabatnya, Dira dan Mita. Mereka sudah bersahabat sejak kelas 3 SMA.

Sampai di kantin mereka mencari kursi kosong untuk mereka duduk. Sampai sebuah teriakan membuat mereka menoleh bersamaan. Ternyata yang memanggil mereka adalah Iqbal, teman Raihan dan tentu saja pacarnya Dira.

"Woi kalian! Sini!"

"Apa Lo?!" Baru sampai di meja mereka berdua, Dira sudah bertanya dengan nada ngegas.

'Mungkin sedang bertengkar' Batin Vio dan Mita.

"Eh bebeb ga boleh marah marah dong, ntar nambah jelek loh."

"Lu ngatain gue jelek hah?!"

"Eh ngga kok beb siapa bilang?"

"Terserah lu lah pokoknya gua ngambek!" Dira meninggalkan kantin yang langsung di susul oleh Iqbal.

'Dasar! Duo bucin ini berulah lagi' Batin mereka bertiga.

"Eh kalian mau pesen apa? Gue yang pesenin," Vio bertanya memecah keheningan.

"Gue samaain kayak lo aja," Jawab Raihan dan Mita bersamaan.

"Cie barengan nih ye. Kali aja jodoh," Vio tersenyum menggoda lalu berjalan memesan makanan untuk mereka.

"Yakali," Raihan mengangkat bahunya acuh lalu beralih memainkan ponselnya.

'Vio, awas lu' Umpat Mita dalam hati.

Bagaimana tidak, jantung Mita sekarang sudah tidak karuan gara gara perkataan Vio apalagi sekarang di meja ini hanya tinggal mereka berdua. Mita memang menyukai Raihan dari SMA tapi dia tidak memberitahu siapapun karena Mita bisa melihat pancaran cinta saat Raihan melihat Vio dan dia berpikir bahwa Raihan tidak akan bahagia bersamanya. Jadi dia mencoba menghapus rasa itu walau sia sia, karena makin hari dirinya makin jatuh dalam pesona seorang Raihan Alexander.

♡(◍•ᴗ•◍)♡

Yuhuu.. Jadi ini cerita pertama ku~
Ya kalo jelek maklumin ya:'>
Kalo suka jgn lupa Vote+comment.
Bye~

Another HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang