Chapter 11: I'm not fine.

23 7 0
                                    

"Kamu sama dia bahagia aja. Aku mau mabar sama selingkuhan aku:v"

Abaikan yang atas itu cuma gabut:v

"Kamu sama dia bahagia aja. Aku masih mau push rank hehe:v"

"Mitaa, bangun nak sarapannya udah siap," Teriakan bunda Mita dari luar kamar cukup membuat tidur Mita terusik.

Mita mulai membuka matanya perlahan, walau terasa sedikit berat karena semalam dia menangis sampai tertidur. Alhasil matanya bengkak.

"Aku ga ada mata kuliah hari ini Bun, mau lanjut tidur," Jawab Mita dari dalam kamar karena dia tidak ingin bundanya khawatir

"Yasudah istirahat aja. Bunda berangkat ya, sarapannya jangan lupa di makan. Jaga diri baik baik sayang," Pesan bundanya lalu pergi bekerja.

Memang semenjak tahun lalu ayah Mita meninggal bunda Mita sangat aktif untuk memperbesar butiknya. Dia hanya ingin Mita hidup enak walau tanpa ayah.

Mita hanya menatap kosong ke arah jendela kamarnya. Pikirannya menerawang di saat Vio mengatakan bahwa dia menerima Raihan. Mita senang, tentu saja. Akhirnya sahabatnya itu bisa melupakan masa lalunya dan orang yang dia cinta bisa bahagia dengan pilihannya... walau pilihannya bukan dia.

'Gue ga boleh suka lagi sama Raihan! Bodo amat walau gue usah suka dia dari SMA yang penting dia sama Vio bahagia' Mita mengucap dengan keyakinan penuh di hatinya tapi air matanya mengalir tanpa persetujuan.

'Apasih ini air mata pake segala keluar. Harusnya gue bahagia, pangeran impian gue udah nemuin bidadarinya. Gue ga berhak ngerusak! Apalagi bidadarinya sahabat gue! Oh pasti ini air mata bahagia' Batin Mita sambil mengusap kasar air mata sialan nya.

Mita melirik ponselnya sekilas. Dia kaget di sana ada 1 pesan dari Raihan. Jujur itu membuat mood nya sedikit membaik dan senyum tipis terukir di wajahnya.

Mita membuka pesan dari Raihan yang isinya..

Damn!

Isinya hanyalah ucapan terimakasih karena telah membantunya kemarin. Mita tidak mengharap lebih, dia hanya berharap Raihan bertanya mengapa dia kemarin tiba tiba pulang. Tapi memang realita tidak seindah ekspetasi.

Mita langsung menaruh ponsel nya begitu saja. Sungguh mood nya mulai memburuk.

Dia terduduk dengan pandangan kosong dan mata sembab nya. Masih berpikir bagaimana cara mudah untuk melupakan seseorang.

Tapi dering ponselnya mengganggu nya dari pikirannya yang kalut. Dia melihat siapa yang menelpon ternyata adalah Dira. Pasti ingin menanyakan kenapa Mita belum datang, karena Mita ada yang paling rajin dari sahabatnya yang lain.

Mita langsung menonaktifkan ponselnya. Sungguh, dia tidak ingin di ganggu. Dia ingin mengembalikan mood nya hari ini.

////

Jam sudah menunjukan pukul 02.30. Terlihat Mita sedang membaca novel di kamarnya di temani segelas coklat panas.

Ini hari ketiga Mita tidak masuk kuliah, dia hanya mendekam di kamarnya dan keluar hanya saat ingin makan atau mengambil sesuatu. Dia berasalan tidak enak badan jadi bundanya membiarkan dia tidak masuk kuliah.

Tiba tiba Mita mendengar bel rumahnya seperti di tekan berkali kali.

'Ck, siapa lagi sih ganggu' Kesalnya dalam hati.

Mita akhirnya membuka pintu depan dengan ogah ogahan. Betapa kagetnya dia melihat 2 sahabatnya dengan muka kusut. Di tambah lagi di sana ada Iqbal dan Raihan, ya! Di sana ada Raihan juga!

Another HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang