🍓 O.3

422 82 12
                                    

"Hei, Choi Soobin!"

Soobin yang tengah membuat teh hangat, langsung menolehkan kepalanya ke arah Yeonjun yang duduk di sofa ruang tengah.

Apartemen mereka memang tidak sebesar itu. Hanya ada counter dapur kecil, televisi dan sofa di tengah, dan dua kasur terpisah di sampingnya. Jika digambarkan, mirip seperti kamar hotel.

"Ada apa?"

"Apa kau bisa merasakan ada sesuatu yang aneh?" tanya Yeonjun sambil menatap lampu yang ada di ruang tengah.

"Apa? Atau siapa, yang aneh?"

Soobin berjalan mendekati Yeonjun dan duduk di samping lelaki itu.

"Choi Beomgyu,"

Setelah Yeonjun menyebutkan nama itu, Soobin menatap kakak sepupunya dengan tatapan bingung.

"Choi Beomgyu... Teman kita tadi, maksudmu?"

Yeonjun mengangguk, "Ya,"

"Memangnya, ada apa dengannya hingga kau menyebutnya aneh?" tanya Soobin.

"Tadi saat kita pulang, Beomgyu orang pertama yang sampai di rumahnya kan?"

Soobin mengangguk sambil menyeruput teh di tangannya.

"Tapi setelah kita berjalan menjauh, aku melihatnya berjalan ke gang kecil di sebelahnya," kata Yeonjun.

"Mungkin... Dia ada urusan di gang itu," kata Soobin berusaha positive thinking.

Yeonjun menggeleng kuat kemudian menatap Soobin, "Kau memang tidak peduli dengan sekitar ya,"

"Oh ayolah. Kau dan aku berbeda. Lupakan soal itu dan kembali ke topik,"

"Gang itu... Aku memang tidak memperhatikan terlalu jelas tapi, hidungku masih berfungsi dengan baik hingga aku bisa mencium bau darah dan alkohol yang cukup menyengat," jelas Yeonjun.

Soobin membulatkan matanya, "D-darah? Kau yakin?"

Yeonjun mengangkat kedua bahunya singkat, "85% yakin,"

Kemudian keduanya terdiam dan larut dalam pikiran masing-masing, sebelum akhirnya Yeonjun berdiri dari kursinya dan berjalan ke kasurnya.

"Aku akan tidur. Selamat malam," kata Yeonjun.

Soobin tidak menjawab kalimat Yeonjun. Ia tidak tahu kenapa, tapi tubuhnya mulai terasa tidak nyaman. Keringat dingin mulai mengucur di dahinya dan tangannya mengepal kuat.

"Ah sial,"

Sesampainya di rumahnya, Taehyun langsung merebahkan tubuhnya di sofa ruang tengah.

Ia tinggal sendirian di rumah yang bisa dibilang besar ini. Taehyun kabur dari rumahnya sejak kecil dan entah bagaimana ia berhasil mendapat rumah ini.

Lupakan hal itu. Taehyun tidak ingin mengingat masa kelamnya.

Taehyun menatap langit-langit rumahnya dengan tatapan kosong. Pikirannya kembali memutar kejadian-kejadian di sekolah.

Tapi yang paling mendominasi di pikirannya adalah si anak baru itu, Choi Yeonjun.

"Apa masalahnya denganku?" gumam Taehyun kesal.

Setiap ia dan Yeonjun saling tatap satu sama lain, Taehyun seakan merinding melihat tatapan dingin lelaki itu.

Apakah itu hanya perasaannya? Atau bagaimana?

Ia mengepalkan tangannya dan mendecak kesal.

"Rasanya aku ingin membu—AH! Taehyun, hentikan! Itu tidak baik. Kau sudah sembuh dan kau bisa mengendalikan dirimu," kata Taehyun pada dirinya sendiri.

Ia memukul-mukul kepalanya berkali-kali supaya pikiran negatif itu pergi dari kepalanya.

"Okay okay... Calm down Kang Taehyun," gumamnya sambil menarik dan menghembuskan napas berkali-kali.

Setelah merasa cukup tenang, Taehyun beranjak dari sofa dan berlari menuju dapur. Sekaleng cola bisa membuatnya tenang saat ini.

Taehyun meneguk setengah kaleng cola itu, kemudian menghela napasnya. Ia menatap lamat kaleng cola di tangannya.

"Dia benar-benar tidak baik untukku," gumam Taehyun.

Krek!

Kaleng di tangannya itu sedikit rusak bentuknya ketika Taehyun menggenggamnya cukup erat.

"Aku harus menjauh darinya,"

Kemudian ia mendecak, "Padahal akan lebih mudah jika aku bisa membu—AH! KANG TAEHYUN HENTIKAN!"




































[TBC]

I'm Left Alone | TXTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang