Jam di atas nakas menunjukkan pukul 5 pagi ketika gue bangun dan merenggangkan badan. Belum ada semenit gue mengembalikan kesadaran, Mamah udah menggebrak-gebrak pintu dengan brutal.
"HEY DEN! BANGUN! JANGAN JADI KEBO SAJA KAU!"
Sabar, gue harus sabar. Surga ada di telapak kaki Mama soalnya.
"IYA MAAAAA AKU UDAH BANGUN."
Gue langsung loncat dari tempat tidur layaknya spider man (ea) kemudian meraih daun pintu dan membuka kunci.
"Eh si ganteng udah bangun. Yuk sarapan dulu." Mama mengelus puncak kepala gue.
"Iya Ma." Enggak ada pilihan lain, gue harus mengikuti perkataan beliau.
Muka gue masih bengkak khas orang baru bangun tidur saat Papa dan Mama sudah rapi dengan pakaiannya masing-masing. Maklum, keduanya suka banget sama yang namanya pekerjaan.
"Ma, mau roti selai nutella."
Semuanya berjalan seperti biasa. Mama dan Papa masih suka ngelempar jokes yang gue pun sampai sekarang harus mikir dulu kalau mau ngerti. Sedih, soalnya enggak ada temen buat ngeledek mereka berdua karena gue anak tunggal.
Oh iya, kenalin nama gue Denandra Aryaseta. Bisa dipanggil Denan, Aden dan yang lain-lain kecuali Seta. Gue takut nama gue dipelesetin jadi setan soalnya.
Gue punya teman-teman yang agak koplak. Mereka tuh seru, suka jadi target penyebaran gosip yang gue punya karena ya SIAPA SIH YANG ENGGAK SUKA GOSIP. Ibarat kata di instagram ada akun lambe turah, maka di sekolah gue lah oknum tersebut.
Gue ini orang batak, kalau kalian jeli mungkin udah bisa nebak dari awal karena Mama gue ngomongnya kayak begitu. Marga gue Silaban, cuma enggak dicantumin ke akta soalnya kata Mama udah kepanjangan. Padahal kalau dipikir-pikir mah enggak apa-apa ya 3 suku kata. Toh orang Thailand aja namanya sepanjang Jalan Tol Pondok Indah.
Gue ikut ekstrakurikuler musik di sekolah bareng Hyuga dan Juna. Mereka akan diperkenalkan sehabis ini jadi kalian jangan kemana-mana ok!
Gue anak yang rajin sebelumnya. Namun setelah mengenal sekumpulan anak semprul yang haus akan kasih sayang, gue memutuskan untuk bergabung dan menikmati masa muda gue dengan lebih berani. Kalau kata orang sih enggak apa-apa nakal dikit, anak remaja kan masih mencari jati diri. Papa pun sempat bilang begitu saat kita sekeluarga sedang bercerita di ruang keluarga. Mama yang mendengarnya langsung bereaksi dengan menggaplok Papa karena dianggap mengajari yang bukan-bukan kepada anak semata wayangnya ini.
Kalau gue bilang hidup gue lebih berwarna sesudah mengenali bocah-bocah semprul, maka yang gue katakan adalah benar. Kalau gue lagi sedih, pasti ada salah satu dari mereka yang tiba-tiba mengirim meme atau vn berisi suara aneh semisal bunyi kentut. Untung aja bau enggak bisa ditransfer lewat telepon, kalau bisa pasti kami semua sering pingsan.
Mungkin segitu dulu perkenalannya, kalau ada yang mau kenalan lebih jauh sama gue, Denan imut, bisa langsung DM aja ya 😉 (BERCANDA)
Ciao!
————————————————————————
thank you! dont forget to leave a vote,
사랑해!
KAMU SEDANG MEMBACA
We Are 02l
FanfictionKami memang masih kecil, tapi jangan anggap kami lemah ⚠️warning⚠️ : halu ini hanya fiksi jd tolong jangan di bawa ke rl ya, love ❤️, peace ✌️, and gawl 🤘 lokal name lilbit comedy romance yang bejat cuman author, emg iya kata mereka yang bejat cu...