"Icha, ini gimana sih? Adek gue kan seharusnya semakin membaik. Kok malah semakin memburuk?"
Alana Adara, menatap adiknya dengan tatapan khawatir. Sudah beberapa kali adiknya itu mengamuk dan melemparkan barang-barang yang ada di sekitarnya hingga berantakan.
Dira, adik yang menjadi beban untuk Ala, akhir-akhir ini. Sering kali dia mengamuk tanpa sebab, menangis semalaman hingga kantung matanya menghitam, dan kadang menyakiti dirinya sendiri.
"Dira bisa menyerang siapa saja dan kapan saja. Ala, kamu harus hati-hati. Dira tidak mengenali kamu, sekarang." Ucap Icha, Psikiater yang Ala tugaskan untuk mengurusi Dira.
Ala menghembuskan nafasnya pelan, kemudian ia menatap Icha. Ah, rasanya sudah banyak Icha membantu Ala mengurus Dira. Walaupun Icha sepantaran dengannya, tetap saja Ala tidak enak hati jika setiap Dira mengamuk, Ala harus memanggil Icha untuk mengurus Dira.
"Dira bakal tidur sebentar lagi, tadi udah aku kasih obat penenang." Ucap Icha sambil tersenyum.
Ala menutup pintu kamar Dira, kemudian ia duduk di salah satu sofa. Pikirannya kacau berat, jadwal photoshot nya acak-acakkan, belum lagi tugas sekolahnya yang tidak terkendali. Ala memijat pelipisnya, kemudian menghembuskan nafasnya berat.
"Cha, apa gue harus ikutin saran psikiater lain buat masukkin Dira ke rumah sakit jiwa?" Ucap Ala.
Icha ikut duduk di sofa yang masih kosong, kemudian ia menatap Ala. "Perawatan di rumah sakit jiwa memang memadai. Tapi, kamu yakin? Aku cuman takut, Dira semakin depresi."
Ala menyandarkan tubuhnya di sofa empuk yang sedang ia duduki, kemudian ia menoleh. "Cha, Dira cuman terkena depresi biasa kan?"
Icha menatap Ala dengan gugup, bibirnya tergigit dengan sendirinya, kemudian ia menatap Ala yang kini sedang kacau. "Ala, sekalipun Dira terkena penyakit psikologis atau penyakit tubuh pun, aku yakin Dira bisa sembuh. Dira pasti bisa balik lagi kayak dulu"
Ala tersenyum, "makasih ya, Cha."
Icha mengangguk. "Tentang keputusan kamu buat masukin Dira ke rumah sakit jiwa, sebaiknya kamu pikirin dulu matang-matang. Selama seminggu ini, biar aku yang jagain Dira." Ucap Icha.
"pasien lo yang lain nanti gimana? Apa enggak ngerepotin?" Tanya Ala. Icha tersenyum kemudian menggeleng pelan.
"lalu, bagaimana dengan balas dendam kamu?" Tanya Icha penasaran.
***
Salsabila Andriani sebagai Ala.
Chelsea Islan sebagai Icha
Aisyah Aqilah sebagai Dira
***
KAMU SEDANG MEMBACA
sekala
Teen FictionAlana Adara, Model majalah wanita sekaligus Direktur di perusahan Papanya. Ya, remaja SMA yang sukses besar. Ala, selalu menarik di mata orang-orang. Ala hanya ingin ke suksesannya untuk balas dendam. Balas dendam kepada keluarga ber-marga Ardajaya...