Mengemis di Liberty

855 82 170
                                    

"Yang pergi gak terasa benar-benar pergi kalau masih ada di pikiran."

📍New York City

"Ini teko, Go."

"Ini ceret, Den."

"Lo gak percaya? Mau gue telepon ompung boru gue?"

Charisa berhenti mengetik sesuatu di hpnya. Matanya melirik gemas ke dua orang yang tengah berdebat hanya karena mempermasalahkan nama benda. "BERISIK LO PADA, ITU KETEL!"

Friden dan Gogo menghentikan perdebatannya sehingga ceret/teko yang sedang diperebutkan berhenti di tengah-tengah.

"Dih? Ini apaan lagi ketel-ketel!" Gogo geleng-geleng tak terima. "Cha, lo harus ada di kubu gue buat mempertahankan hak asuh ceret ini!" Gogo menarik ceretnya dari Friden.

Tapi Friden menariknya lagi, "Teko lebih umum, Go."

Gogo berdecak dan berlagak ngambek. "Itu ceret gue dapet dari festival minggu lalu. Capek-capek gue ikut games, walau gak dapet sepedah seenggaknya gue dapet ceret!"

Charisa menatap keduanya secara bergantian, ia lalu duduk tegap dengan alis bertaut heran. "YA TERUS, MASALAH LO BERDUA SAMA CERET ITU APA?"

"Ini ceret mau diambil Iden buat tanam toge!"

"An-jir." Charisa melirik Friden dengan bengis. "Iden, lo-- ck, ah!"

"Woy, apaan sih?!" Friden panik ditatap sebegitu bengisnya. "Ini tips dari Joa, katanya kalo pake ceret lebih subur tumbuhnya. Kebetulan dia juga yang kasih tau gue kalo Gogo punya ceret. Begitu.."

Wajah Charisa mendatar seketika. Ia memutar bola matanya. "Terus lo percaya sama Joa gitu?"

"Eh, emang kenapa?"

"Apa lagi yang lo percaya dari omongan Joa?"

"Hmm," Friden nampak berpikir. "Kemarin Joa bilang gue harus taburin toge-nya pake baking powder, terus disiram coca cola."

Charisa tepuk jidat. Gogo medengkus sebal, "Biar apa?" Tanya Gogo.

"Biar ngembang jadi toge raksasa."

Gogo menyentuh pundak Friden. "Den, lo boleh bucin, tapi gak boleh bego."

Charisa menambahi dengan kesal. "Gak boleh gobl--"

"Cha, kenapa masih di sini? Loh, kalian juga kok masih di sini? Yang lain udah kumpul di bawah, nanti keburu siang loh." Clinton menyembul dari balik pintu dengan kaos putih dan celana selutut.

Charisa melanjutkan perkataannya, "ok."

Friden dan Gogo bergegas membawa tas masing-masing lalu berjalan mengikuti Charisa dan Clinton ke bawah.

"Kenapa pake baju yang ini sih? Kan udah aku bilang pake yang item." Charisa menarik lengan baju Clinton seenaknya.

Clinton melirik Charisa yang tangannya sudah beralih jadi memegang hp. "Emang baju yang ini jelek ya?"

"Ya enggak, tapi lebih cocok pake baju item. Cowok gantengnya nambah kalo pake baju item."

"Sa ae pantat wajan," Celetuk Gogo dari belakang.

"Selfie, Ton." Charisa mendekatkan dirinya pada Clinton, lalu mengangkat hp tinggi-tinggi.

Clinton memalingkan wajahnya. "Lo aja, Cha, gue gak jago selfie."

"Selfie tinggal senyum, Ton. Senyummm~" Sahut Friden sambil tersenyum lebar.

"Ayo atau pas naik ferry gue ceburin!" Charisa menarik paksa Clinton.

Idol Junior Love Story 2: Unforgettable MemoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang