Dingin

1K 79 7
                                    

Saat setelah jihan duduk dibangku dalam kelasnya bersama dengan sahsa, haechan masuk kelas beberapa saat setelahnya. Namun tidak seperti biasa haechan memberi tatapan yang tidak dapat diartikan oleh jihan.

"Han, itu haechan kenapa dah?biasanya dia kan nempel mulu sama lo?" ternyata perubahan sikap haechan juga langsung disadari oleh sasha.

"Gatau gue sha! Biarin gih". Jawaban jihan hanya membuat sasha yang mendengarnya mengerutkan keningnya

🌱

"Kak jae barusan kasih kabar kalau bakal pindah kesini"

"Hmm"

"Kok cuma hmm, kenapa dah. Biasa kan pasti heboh lu dek"

Jisung yang mendengar ucapan dari jihan hanya mengangguk

Jihan sadar bahwa ada sesuatu yang salah saat itu juga. Sedari kembalinya mereka dari sekolah jisung menjadi sangat diam.

"Dek, gue ada salah?". Tanya jihan hanya mendapat tatapan malas dari jisung

"Dek, jangan diam aja sih? ",untuk kesekian kali pertanyaan yang serupa jihan lontarkan namun kali ini jisung tidak lagi diam. Melainkan meninggalkan jihan yang kini berada diruang tengah untuk pergi ke kamarnya.

Jihan yang ditunggalkan begitu saja tidak protes. Dia sadar betul bahwa ada yang salah namun dia tidak akan memaksa mendapatkan jawaban saat itu juga dari adiknya, dia hanya menghormati setiap tindakan Jisung saat ini. Sembari memikirkan apa kemungkinan yang salah saat ini.

Malam ini jihan menghabiskan banyak waktunya untuk berbaring di kamarnya hingga notifikasi dari ponselnya berdering menampilkan sebuah pesan masuk yang ternyata dari Renjun yang akhirnya dia jawab dengan seadanya. Dia teringat dengan kejadian pagi tadi dan mendapat jawaban dari diamnya Jisung.

Wah jihan bodoh banget sih, pasti karena masalah itu Jisung jadi gini. Duhh. Jihan merutuki dirinya sendiri

Jam sudah menunjukkan pukul 09.46 malam.

Apa Jisung udah tidur ya? Pikir jihan dalam benaknya namun, pada akhirnya jihan tetap pergi karena setidaknya dia akan lega meski hanya meminta maaf didepan kamar Jisung

"Dek, udah tidur? Kakak mau bicara sesuatu, boleh buka pintunya dulu? " ucap jihan setelah berada didepan pintu kamar Jisung dan mengetuknya dua kali. Nihil karena tidak ada jawaban sama sekali.

Jihan tetaplah jihan, dia tidak akan bisa menunggu hingga matahari terbit dengan segudang pemikirannya saat ini.
Setidaknya dia akan mengatakan apapun yang dia ingin katakan meski Jisung tidak ingin mendengar ataupun sudah tidur.

"Jisung sudah tidur ya? "
Ucap jihan untuk yang kini terdengar cukup rapuh.

"Jisung adek kakak, kak jihan mau minta maaf sama ucapan kakak pagi tadi. Kakak minta maaf, Jisung tidak mungkin seperti ucapan tadi pagi buat kakak, Jisung tau sendiri kan kak jihan sayang sama Jisung.

Itu hanya karena kakak emosi, kakak minta maaf. Jisung harus tau kalau Jisung bagi kakak itu sudah seperti sebuah permata dan anugrah terbesar buat kakak, kamu yang membuat hidup kakak lebih berharga. Tanpa kamu kakak mungkin bukan seorang yang seperti sekarang dan selain maaf kakak tidak lagi mengharap apapun

Maafin kak jihan dan lagi tolong jangan abaikan kakak, itu sangat berat saat orang yang paling berharga buat kakak acuh, selamat tidur kesatria kakak dan mimpi indah"

Setelah Jihan mengeluarkan beberapa kata tersebut, dia akhirnya memutuskan untuk bergegas kembali ke kamarnya.

🌱

S

etelah kembali ke kamarnya Jihan sudah merasa sedikit lega, setidaknya dia akan mengatakan seperti tadi dan mungkin akan sangat panjang saat esok hari berhadapan langsung dengan Jisung.

Sekarang sesaat setelah masalah dengan adiknya menemukan titik terang tentang penyebabnya, kini hinggap lagi sebuah persoalan.

Persoalan tersebut mengenai Haechan, tumben gk ada notif dari haechan hari ini merupakan kata yang kini berada di kepala Jihan.

Kini dia membuka ponselnya hanya untuk sekedar memastikan benar -benar tidak ada notifikasi sama sekali dan bahkan dia lakukan berulang -ulang.

"Ini dia online kok gk ada chat gue sama sekali sih, tumben amat. Belum lagi dia tadi dikelas sinis gitu, Sasha aja sadar ihh" ucapnya pada dirinya sendiri dengan nada yang kesal.

"Apa gue ada buat salah sama dia juga ya, duh kok gini sihh"

"Apa tanya langsung? Tanya dehh! "

Baru saja dia menuliskan pesan namun akhirnya tidak dia kirim melainkan dihapusnya, maksudnya untuk memperbaiki kata- kata namun, malah terjadi terus menerus dengan kegiatan mengetik dan hapus tanpa mengirimkan apapun.

"Ini gue kenapa sih, masa iya gue yang chat duluan tanya gini lagi. Males banget deh"

"Apa alasan tanya tugas apaya? Lah tapi minggu ini tugas sama sekali gk ada. Basa basi dulu?  Sapa! Sapa selamat malam? "

"Eh tapi tunggu dulu! Ini jam!?!? " Jihan terkejut sendiri melihat jam yang kini menunjukkan pukul 23.14

"Aduh sudah jam 23.14, alamat telat sekolah gue kalau gini mah. Harus cepet tidur!?!?!? Haechan juga pasti sudah tidur inimah"

Jihan langsung menyimpan ponselnya dan segera bersiap untuk tidur

Tanpa sadar bahwa dia sudah mendapatkan sebuah notifikasi karena pesan yang tiba sesaat setelah dia keluar dari room chat dan memode senyapkan ponselnya.


_____________________________________

Echan

Sleep well and have a nice dream Park Jihan (4)

.

.

.

.





Tks 💚😆

MY POSSESSIVE BROTHER || Park JisungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang