Chapter One

226 17 0
                                    

MINA

Jeju-do, Musim Semi 2020

Langit malam tanpa awan terlihat indah malam ini. Gemerlap bintang terlihat sangat jelas. Sungguh indah. Membuatku tidak ingin beranjak dari balkon apartemenku. Angin bertiup kencang sesaat membuat rambutku berhamburan menutupi pandanganku. Sebagian diriku tidak ingin beranjak dari pemandangan malam ini, tapi sebenarnya sebagian besar lainnya karena aku tidak kunjung bisa tidur.

Fikiranku sejak tadi berkelana sangat jauh kembali ke kejadian tahun lalu, bersama dirinya. Mungkin karena sudah mulai musim semi. Sesaat aku menarik nafas berat. Sebenarnya itu bukan kenangan yang terlalu buruk untuk diingat, indah bahkan. Tapi aku takut aku terus kembali mengingat hal tersebut. Beberapa waktu belakangan sangat sulit untuk terus mengingatkan diriku untuk berhenti berharap dan memikirkannya.

.....

Jeju-do, Musim Semi 2019

Sudah mulai musim semi, batinku. Aku tersenyum memikirkan bunga-bunga yang akan bermekaran di sepanjang jalan pulau ini. Memikirkannya saja aku sudah sangat senang. Sejak setahun yang lalu aku memutuskan untuk pindah kesini dari Jepang, membuka sebuah café kecil didekat pantai. Bukan bisnis yang besar tapi aku bahagia melakukan hal yang aku suka, baking.

Bunyi dentingan terdengar dari lonceng kecil tanda pintu dibuka. Aku lekas mengalihkan pandangan ke pintu tersebut, sedikit membungkuk "Selamat datang" sapaku.

Seorang pria seumuranku menjadi pelanggan pertama hari ini. Dia mendekat ke kasir tempatku berdiri. Sesaat melihat kue-kue yang terpasang di display. "Aku bisa memberikan rekomendasi kalau anda mau." mencoba menolong ketika dia terlihat sedikit bingung.

"Ice chocolate dan chocolate cake" katanya sangat to the point. Aku mengangguk dan memproses pesanannya.

Dia duduk di dekat jendela yang menunjukan pemandangan indah pulau Jeju. Aku mengamatinya sesaat sebelum mengantar pesanannya. Dari tas yang dibawa sepertinya dia datang berkunjung ke pulau ini. Sejujurnya dia sangat tampan jika diperhatian lebih lama.

"Ini pesanan anda"

"Terima kasih"

.....

Hari berikutnya dan berikutnya pria itu terus datang pada jam yang sama dengan pesanan yang sama. Tidak banyak yang dia lakukan, membaca buku dan mengerjakan sesuatu dengan laptopnya. Biasanya dia akan pergi ketika hari sudah sore. Selama itu aku sesekali memperhatikannya penasaran. Untung saja dia sepertinya tidak sadar aku memperhatikannya.

Saat itu hari ke lima dia datang ke café ku secara berturut-turut. "Ice chocolate dan chocolate cake kan?" kataku tanpa sadar bahkan sebelum dia mengatakan sepatah kata pun. Dia terlihat sedikit kaget dan malu sepertinya. Seketika aku merasa bersalah karena bersikap kurang sopan.

"Ah maaf karena anda selalu memesan itu jadi tanpa sadar... Apakah anda mau memesan yang lain?"

"Tidak, seperti yang biasa saja."

"Baiklah." jawabku. "Apakah anda kesini untuk berlibur?" tanyaku lagi basa basi.

Ada jeda sedikit sebelum dia menjawabku. "Yaa. Tidak sepenuhnya berlibur sebenarnya."

Aku menatapnya sedikit bertanya-tanya. "Aku bekerja. Berlibur sambil bekerja. Begitulah." Aku mengangguk lagi.

"Anda dari Seoul?" tanyaku lagi meneruskan percakapan. Sebenarnya meluapkan rasa penasaranku beberapa hari terakhir ini.

"Amerika. Aku dari LA."

Aku memandangnya terkejut. "Benarkah? Bahasa Korea anda sangat lancar."

"Thanks" jawabnya sambil sedikit tersenyum untuk pertama kalinya.

.....

Your Presence (Indonesia) | Mina Twice & Mark GOT7Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang