Prolog

36 4 6
                                    





"Kau itu layaknya Mimosa. Selalu menutup diri tak ingin di dekati."
~Beatrice Adelia Clarance~





"Kau itu layaknya Mimosa. Selalu tertutup padaku. Dan nyatanya, takkan bisa bersama."
~Azraqi Rafan Zhafran~





★★★★★

"Kuncup, kuncup, kuncup, kuncup. Hahaha," tawa seorang wanita yang sedang berjongkok ria di tepi jalan.

Tangannya terus menyentuh-nyentuh dedaunan bunga putri malu yang menguncup sendirinya. Sesekali juga ia bertepuk tangan senang saat menemukan bunga putri malu berwarna putih yang indah seperti keinginanya.

"Kuncup lagi, kuncup lagi, lagi, lagi. Hahaha," tawanya semakin senang.

Wanita itu pun berdiri dan memetik beberapa bunga putri malu yang lain dan mengumpulkannya dalam genggaman. Wajahnya begitu ceria dan bahagia.

Panggil saja dia Adel. Beatrice Adelia Clarance, seorang wanita tirus bening layaknya model. Cantik dan manis, cukup sudah mematahkan hati para lelaki belang.

Brum

Terdengar di kejauhan suara motor ribut. Namun, Adel masih fokus memetik bunga putri malu yang sangat ia gemari.

"Jarang banget di Itali nemuin bunga beginian," ucap Adel masih sibuk memetik dengan senyuman keceriaan.

Srashh

Air bermuncratan dari belakang sehingga membuat baju Adel basah kuyup.

"Uwaa!" pekik Adel sambil mengusap-usap baju belakangnya yang basah. Ia menghentakkan kakinya kesal.

"Basaahhh!" keluh Adel kesal.

Ia mengarahkan pandangannya mengeliling mencari sosok yang telah menghilangkan mood baiknya hari ini. Terlihat seorang pria duduk di atas motor besarnya dengan masih menoleh ke arahnya.

"Woy!" seru Adel menunjuk pria itu ganas.

Secepat kilat pria itu memasang menyalakan dan siap menjalankan motor. Namun, Adel sudah menghalangi dan menahannya lebih dulu.

"Lo mau ke mana?" tanya Adel yang sudah menahan belakang motor berwarna biru tersebut.

Pria itu menoleh ke belakang. Kaca hitam helmnya menghalangi pandangan Adel. Namun, Adel masih tetap menyipitkan matanya menatap pria itu nanar. Pria itu juga masih dalam posisi duduknya di atas motor.

"Turun gak? Lo harus tanggung jawab," perintah Adel dengan mata melotot.

Pria itu menggeleng menolak. Ia terus memajukan motornya dengan tangan, berusaha agar Adel melepaskan pegangannya.

"Ngeyel banget sih," kesal Adel. Ia pun menarik motor tersebut agar tumbang dalam posisi miring. "Rasain tuh."

Pria itu sedikit linglung, namun ia tidak ikut tumbang bersama motornya. Ia melepas helmnya cepat dengan perasaan kesal. "Mau lo apa sih?"

Adel ternganga. Mulutnya tak berhenti mengucap ketika melihat wajah pria tersebut. Jantungnya berdegub kencang. Wajahnya mendadak panas.

"Woy!" bentak pria itu.

"Eh?" Adel tersadar dari lamunan. Ia mengerjapkan matanya berkali-kali. "Lo santet gue?"

"Gila lo!" kesal pria itu. Ia kembali mendirikan motornya yang dibuat tumbang oleh Adel dan berlalu pergi.

"Oh God, kenapa dengan jantung gue?" tanya Adel pada dirinya sendiri sambil melihat kepergian motor tersebut.

Pria cool dengan gaya yang kece badai, benar-benar idamannya Beatrice Adelia Clarance banget. Namun, apakah mereka akan bertemu lagi? Apakah mereka akan berselisihan lagi? Dan apakah Adel akan suka dengannya? Siapa sebenarnya pria itu? Ayo dong thor, jangan bikin penasaran. Entar reader pada gentayangan nanyain.^^'

Kalau penasaran, terus nantikan kisahnya. Jangan sampai ketinggalan!





Jangan lupa buat tinggalin jejak ya? Dan follow juga akun authornya, agar kalian tidak ketinggalan kisah serunya Beatrice Adelia Clarance

Yo! Semangat thor ngetiknya💪Jangan berenti terus! Go!!!!

MimosaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang