Happy Reading.
*
Aliya tersenyum saat laki-laki tampan itu memujinya. Tampan juga perwakilan dari pusat. Ah jika tau sosoknya akan tampan seperti ini maka Aliya akan sedikit dandan dan berpakaian pantas. Masalahnya Aliya hanya mengenakan kemeja putih panjang dan dipadu dengan rok span sampai bawah lutut. Ah memalukan sekali sih. Menyebalkan saat harus dilihat oleh laki-laki tampan sepertinya. Aish.
Kim Seok Jin.
"Terima kasih atas kerja samanya Nona" Aliya menerima uluran tangan Jin dan tersenyum. Jarang-jarang Aliya melihat Laki-laki tampan disini. Paling juga suami Hana.
"Sama-sama Tuan dan ya ini berkas yang harus anda pelajari untuk pembangunan perusahaan cabang" Aliya menerima berkas yang diulurkan Jin, naas dengan sial saat Aliya belum menerima sepenuhnya Jin sudah melepaskan tangannya. Jelas saja berkas itu jatuh. Astaga.
"Ah maaf" Aliya menunduk dan memunguti kertas itu. Sialan sekali sih, ingin anggun malah memalukan. Aliya memang tidak cocok berbuat hal anggun, hanya akan berakhir gagal.
"Nona Kalung itu?"
Aliya mendongak dan menyentuh kalung yang dirinya kenakan. Daun Maple, kalung ini dari kecil dan ibu panti asuhan bilang jika ini ditemukan dari saat dirinya bayi. "Kalung saya Tuan. Maaf apa ada yang salah?"
"Dari mana anda mendapatkan itu?" Pertanyaan Jin berubah serius dan Aliya jadi bingung sendiri. Atmosfirnya berbeda
"Saya bayi kalung ini sudah ada. Kenapa?" Tanya Aliya mencoba tegas.
"Nde?"
*
"Ma"
"J sudah Mama bilang cuci kaki dan tangan dan baru makan. Kenapa kau susah sekali mendengar perintah Mama sih" Julian mendengus kesal. Marah-marah lagi. Kenapa sih Mama nya sangat suka marah-marah. Apa tidak takut tua dulu, dengan kesal Akhirnya menyeret langkahnya ke dapur, jelas untuk melaksanakan perintah Aliya. Berisik mendengar omelan Aliya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Story My Bitch✔
FanfictionCerita Singkat sederhana yang akan berakhir manis. tidak terlalu rumit karena sama-sama mengalah akan hati dan keadaan. * Only Reading.